Final

1.3K 109 45
                                    


_________


Aku dan Chanyeol oppa berjalan menuju parkiran kampus untung segera pulang. Dengan langkah yang ragu, rasanya hatiku terus berbisik sangat ingin pergi ke suatu tempat yang terus terbayang di benakku beberapa hari belakang ini.


"Oppa, tunggu..."



Chanyeol oppa yang tadinya sudah memegang gagang pintu mobil dan hendak membukakan pintu untukku menoleh menatapku heran.



"Kenapa?"

"Oppa, kau pulang sendiri saja, Nde! Aku harus pergi ke suatu tempat!"


"Yak! Kau mau kemana??? biar ku antar saja, Park hwayoung!"




Aku berlari menuju ke luar dari tempat parkiran kampus yang terletak di basement.
Kurasa Chanyeol oppa hanya sedang mengumpat karena kebiasaan burukku yang selalu kabur seperti ini.

Ah, maafkan aku Oppa.

_______

Aku berlari di trotoar masih dengan jubah wisuda dan topi toga ku yang mungkin entah melayang ke mana, tak perduli dengan pandangan penuh penasaran dari pengguna jalan yang berselisih denganku.

Tujuan ku sekarang hanya untuk cepat tiba di satu tempat. Tempat di mana semua berawal dan tempat di mana akhir dari takdir cintaku di tentukan.

"Tunggulah sebentar, aku akan segera datang. Kumohon tunggu sebentar lagi, Vernon" ucapku dalam hati seraya terus berlari sekencang mungkin.

____

3 hari lalu...

Saat itu aku baru saja pulang usai menyelesaikan urusan paspor bersama Chanyeol oppa. Aku lelah sekali, Oppa ku yang satu itu benar-benar menyebalkan. Saat di Cafe dia justru meninggalkan ku begitu saja karena ada urusan mendadak katanya. Dengan terpaksa aku pulang jalan kaki, dan berakhirlah aku yang terkapar di sofa ruang depan.

Pandangan ku beralih ke telpon rumah yang ada dekat meja kecil tepat di samping sofa yang tengah ku tiduri. Mengecheck adakah pesan suara yang masuk atau tidak.

Aku mengusap pelipis ku yang mulai terasa pening, dan memejamkan mata sejenak.

"Hwayoung-ah..."

Suara itu sukses membuatku membuka mataku, dan menoleh ke telpon di sampingku.

"Kumohon dengarkanlah jika kau sedang menerima pesan suara dariku ini.
Aku sangat minta maaf, Aku menyadarinya dalam waktu beberapa minggu belakangan ini aku sudah berusaha menginstropeksi diriku..."

Choi hansol, aku menggumam menyebut namanya dengan mata yang mulai memanas. Aku begitu merindukannya. Namun ego ku memaksa agar aku tak menangisi segala hal tentang lelaki itu lagi.

"Aku sudah sadar benar di mana letak kesalahan ku selama ini, Aku benar-benar minta maaf karena membuatmu harus menghadapi masa masa sulit memiliki kekasih seperti diriku. Dan juga kumohon maafkan sikap Fans-fans ku kepadamu"

My Boyfie Is An Idol | VERNON CHWETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang