Malam ini di Bali hujan turun dengan lebat tapi tidak mengganggu aktivitas 4 orang yang satu ruangan itu.
"Sa, Aiyra ini siapa sih? Tiap hari kirim lo pesan mulu, " tanya cowok berambut sedikit keriting bernama Henry sambil membaca email Aksa satu persatu.
"Gak tau, " balas Aksa cuek.
"Kayaknya dia benar-benar pengen jumpa lo, "
"Dia sok kenal, "
"Gak ada niatan mau balas gitu? "
"Bodo amat, "
"Gue heran sama lo Sa, " sambung Hanbin cowok yang memiliki lesung.
Aksa yang tidak mengerti ucapan Hanbin hanya menaikkan alis sebelah kirinya.
"Lo kayak gak tertarik sama sekali dengan cewek,"
"Gue bukan gak tertarik, cuma malas berurusan sama cewek,ribet,susah buat di pahamin, " jelas Aksa sambil menggeleng.
"Iya juga sih, ehh tapi kenapa lo gak terima cintanya Lia? "
"Dia jelek, " Juan yang mendengar perkataan itu langsung menoyor kepala Aksa. "Jelek my ass. Bening gitu lo bilang jelek? Udah pintar, ramah, baik, sumpah girlfriendable banget anjir, lo kan deket sama dia, "
"Kalau gue gak suka gimana dong? Gue cuma anggap dia sebagai adik doang, "
"Gue saja yang deketin Lia ya Sa? " tanya Juan sambil memainkan alisnya.
"Gue tinju lo!" Aksa menatap Juan tajam "lo brengsek, lo nakal gak cocok sama dia yang baik dan polos,"
Bukan apa, Juan itu terkenal dengan ke brengsekannya. Lima-in cewek kalau dua-in masih mending lah ini lima, penjara seperti rumah kedua, sore racing, malam clubbing, dapat banyak point yang berakhir dia dikeluarkan dari sekolah, iya dia di keluarkan.
Juan terkekeh mendengar perkataan Aksa, "dimata Lia, lo lebih brengsek dari gue asal lo tau,"
"Lah kenapa gue? " tanya Aksa heran.
"Ya lo pikir aja, sudah berapa lama kalian dekat? lo sudah sering cium Lia, sudah ngenalin dia ke orang tua lo, kalau dia kenapa-kenapa lo yang selalu ada di samping dia, siapa cewek yang gak berharap lebih diperlakuin layaknya pacar? Lia ngerasa lo ngegantungin dia selama ini, jadi jangan sok ngatain gue brengsek kalau nyatanya kita sama," jelas Juan.
"Ya dianya aja yang baperan, gue udah pernah ingetin gue cuma anggap dia adik gak lebih! lagian gue gak cium dia di bibir,"
"See? kita sama-sama brengsek,"
Hanbin dan Henry yang mendengar pertikaian mereka merasa tidak peduli, mereka sibuk dengan permainan ps mereka.
***
"Aiyra kamu sudah nentuin mau pindah kemana?" tanya Bunda yang sedang menonton tv.
"Belum Bun, memang ngapain sih pindah? Bunda kan tau sendiri Aiyra susah berbaur," Aiyra memutar bola matanya jengah.
"Bunda males di Jakarta, macet, panas, polusi!"
"Sama saja kali Bun, dimana-mana juga macet, panas, polusi. Udahlah Aiyra gak mau pindah Bun," rengek Aiyra.
"No! Pokoknya kita harus pindah! Papi setuju juga, lagi pula Papi juga disuruh pindah tugas sama atasanya cuma ya belum ketemu tempat yang pas dimana," final Bunda.
"Oke kita buat kesepakatan saja bagaimana Bun?" tawar Aiyra.
"Apa? kalau aneh-aneh Bunda gak mau,"
"Nggak, Bunda tau Aksa kan?" Bunda tanpa berpikir sejenak lalu ia mengangguk "tau,"
"Nah jadi kan gini, Aiyra kan lagi suruh Enrico cari Aksa sekarang ada belahan bumi mana," Aiyra membuang napas, "terus, kalau Aiyra tau dia ada dimana misal Aksa ada di Israel," Aiyra menahan tawanya membayangkan bagaimana kalau misalnya itu beneran terjadi, "gimana kalau kita pindah ke Israel tempat tinggal Aksa? Kalau Aiyra belum tau Aksa ada dimana Aiyra gak mau pindah! Titik! "
Bunda refleks memukul kepala Aiyra menggunakan remot, " kamu gila?! mau mati tinggal disana?"
"Kan misalnya Bun, yakali Aksa beneran ada disana ihh. Oke Bun? setuju yayaya?" kata Aiyra sambil memeluk lengan Bunda.
Bunda tampak berpikir tentang tawaran Aiyra, "tapi Aksa beneran gak ada di Israel kan?" tanya Bun takut takut.
"Yakali Bun gak mungkin lah! please Bun. masih banyak yang mau Aiya bilang sama Aksa kalau jumpa,"
"Deal-in saja Bun nanti dia nangis lagi," ucap Papi Aiyra yang tiba-tiba lewat depan mereka.
"Fine, deal!" ucap Bunda kalah.
"Thank you Pi, Bun," Aiyra mencium pipi kedua orang tuanya lalu pergi ke kamar.
"JANGAN LUPA MALAM BESOK KITA ADA ACARA! " teriak Bunda.
***
Jangan lupa voment ya 🙏❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Exspecto
Teen Fiction"Lo tau hal yang paling gue benci? nunggu. Setelah sekian lama akhirnya lo muncul juga " teriak seorang cewek dibelakangnya. "Sori, lo siapa? "