Usaha pertama

12 1 0
                                    

Namaku Neida Aleyya Anastasya, orang-orang biasa memanggilku Inei, mungkin terinspirasi dari nama depanku. entahlah walaupun nama panggilanku sedikit aneh tetapi tak apa yang jelas toh aku senang dipanggil dengan sebutan seperti itu. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Bogor, kelas XII MIPA 3.
Seharusnya saat ini aku fokus untuk menghadapi ujian-ujian yang sesungguhnya sangat tak ingin kuhadapi, namun patah hati membuyarkan semua, semangatku kacau. Sepertinya UNBK pun tak akan berjalan dengan lancar, bukan aku pesimis, namun apakah otak akan berjalan dengan baik ketika hati sedang tidak baik-baik saja? Kurasa tidak. Ini memang salahku, aku tak akan mengenal patah jika aku tak mengenal dia.
Mama, tempat curhat paling enak dan paling pengertian. Mama tau aku patah oleh siapa, aku malas belajar karena apa, dan demi kebaikanku mama mengkursuskan aku di tempat kursus paling terkenal jitu membuat seseorang menjadi pintar di Bogor (sebetulnya hanya opini saja sih, pintar atau tidaknya seseorang menurutku tergantung dengan rajin atau tidaknya dia). Tapi yasudahlah aku ikuti saja kemauan mamaku, semoga dengan kursus aku dapat melupakan semua sakit ku dan semua tentang dia, juga aku akan lebih fokus untuk menghadapi ujian yang akan segera datang. Namun ternyata tetap tidak berhasil, di tempat kurus bukannya memperhatikan guru yang sedang menerangkan, aku malah asik melamun.
Pak Bryan: "Neida coba kerjakan nomor 3"
(aku tetap asik melamun)
Hingga..
Zahra: "Nei kok lu ngelamun aja sih?" (sebari menyubit tanganku)
Aku pun tersadar dan teman-temanku menertawakanku karena aku tidak bisa mengerjakan soal dari Pak Bryan. Karena keseringan tidak memperhatikan, guru-guru kursus pun memberitahukan ke mama bagaimana kinerja ku di kelas saat menangkap pelajaran. Lalu mama bertanya padaku.
Mama: "Nak, mengapa kamu sering tidak memperhatikan apa yang gurumu terangkan? "
Aku: "Ma, cara mengajar mereka membosankan. Aku tidak suka, teman-temanku pun tak ada yang mengerti aku. Lebih baik aku berhenti kursus saja, mungkin itu lebib baik untukku. "
Mama tidak bisa berkata apa-apa karena mama selalu menuruti keinginanku.
Esoknya, mamaku pun pergi ke tempat kursus tersebut untuk mencabut namaku dari daftar anak-anak yang tercantum mengikuti kursus disana. Aku pun lega, akhirnya aku bebas dari semua kesia-sia an ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When I Fight To ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang