~2~

343 18 5
                                    

Yonghwa pov~
.
.
.
.

Takdir hidupku menyedihkan, kau tahu. Aku pernah merasakan hidup bahagia, dengan banyak kasih sayang yang tercurahkan kepadaku. Setidaknya masa kecilku di penuhi dengan warna-warna indah yang masih membekas sampai saat ini.

Awalnya, aku adalah pribadi yang periang dan mudah bergaul. Tertawa adalah hal yang lumrah bagiku dulu. Tetapi, sekarang orang menganggapku seperti es yang berjalan. Ah aku terlalu dingin untuk mereka.

Sikap dinginku dimulai sejak kejadian buruk yang menimpa keluargaku. Ibu yang selalu aku sayangi menggoreskan luka yang begitu dalam dihatiku, tetapi luka yang lebih dalam lagi bersarang di hati ayahku.

Ah sejak kejadian itu, ayahku harus menerima jalan takdir yang begitu sulit. Begitu rumit untuk kita jalani, hingga suatu hari ayahku sempat ingin memutus tali takdir yang mengikatnya. Untunglah, semua tidak terjadi seperti keinginannya. Setidaknya, dengan keberadaannya diantara milyaran manusia dimuka bumi ini, dapat menjadi alasan terkuat mengapa aku masih sanggup bertahan sampai saat ini.

***

Author pov~

Yeoja cantik itu membungkukan badannya membentuk sudut sembilan puluh drajat. Lalu berlalu dari hadapan namja dinngin itu...

"hyung, kau mengenalnya?", tanya namja tampan yang kerap memperlihatkan senyum hangatnya itu.

"tidak, ah jong hyun-ah aku ingin ice amerikano", ucap lelaki dingin itu kepada namja hangat di depannya. Namja yang di panggil jong hyun itu mengangguk dan meninggalkan namja dingin itu di meja dekat jendela.

Selang beberapa saat jong hyun kembali lagi ke meja dimana dia meninggalkan sahabat dinginnya tadi.

"minumlah ", disodorkannya ice amerikano pesanan sahabatnya itu.

"gomawo", lelaki dingin itu mengalihkan pandangan yang sedari tadi fokus terhadap layar ponselnya itu.

"yak, jung yong hwa-ssi, jika kau memang sibuk dengan ponselmu kau tak perlu jauh-jauh datang kemari", jong hyun sangat geram dengan kebiasaan lama sahabatnya yang satu itu. Ah lelaki dingin bernama jung yong hwa memang selalu lebih asyik memperhatikan ponselnya dari pada lingkungan sekitar.

"yak, kau selalu cerewet seperti yeoja tadi", meski berkata demikian, yong hwa tetap memasukan ponsel kesayangannya kedalam saku jas mewah yang di kenakannya.

"ada yang ingin kau ceritakan?", jong hyun melipat kedua tangannya di depan dada, pandangannya mengarah kejalanan di luar sana.

"tak ada, aku hanya sedang bosan", jawab yong hwa dingin, ia masih sibuk menyesap minuman kesukaannya itu.

"ck, terserahlah", jong hyun tahu jika sahabatnya ini pasti sedang ada masalah, dia paham betul jika yong hwa tidak mungkin berbagi begitu saja mengenai apa yang tengah terjadi di dalam hidupnya. Memang sudah lama dia berteman dengan yong hwa, tetapi hanya sedikit saja kisah hidup yong hwa yang ia ketahui. Ah, sahabatnya ini memang terlalu misterius.

Yong hwa pov~

"ada yang ingin kau ceritakan? ", kudengar jong hyun bertanya kepadaku, ah dia selalu tahu jika aku sedanga ada masalah.

"tak ada, aku hanya sedang bosan", jawabku berdusta, kurasa dia tahu jika aku berdusta. Yah, dia sangat tahu tentang kebohongan yang sangat kentara ini.

"ck, terserahlah", ini yang aku suka darinya, dia tidak pernah mendesakku inntuk bercerita tentang masalah yang aku alami, dia hanya akan duduk menemaniku menikmati minuman kesukaanku ini. Selalu seperti ini.

Sejujurnya, ingin sekali aku berbagi tentang rasa lelahku dengannya. Tetapi, aku belum siap untuk itu. Aku takut dia akan meninggalkanku dan berhenti menjadi sahabatku. Aku tidak siap kehilangan sahabat satu-satunya yang kumiliki ini. Biarlah keegoisanku menutupi keinginanku untuk bercerita kepadanya. Kurasa, ini jauh lebih baik, dia tidak mengetahui tentang aku yang sebenarnya.

Tiga puluh menit sudah aku duduk diam disini, ditemani sahabat terbaikku tentunya. Aku merasa lebih baik sekarang. Setidaknya aku dapat kembali ke kantorku untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat aku tinggal tadi.

"aku pergi", aku berdiri dari tempat dudukku, ku tatap sejenak wajah sahabatku itu.

"eoh, hati-hatilah hyung", dia menganggukan kepalanya dan menepuk bahuku sekali. Kubalas dengan anggukan kecil.

***

Seohyun POV

Aku merasa penasaran dengan tuan dingin yang sedang duduk di dekat jendela itu, aku perhatikan dia diam-diam, aku seperti melihat guratan lelah diwajahnya, apa yang sebenarnya terjadi, dia terlihat sangat menderita, ahh peduli apa aku padanya.

Ku lihat bibirnya tengah menyesap ice amerikano dengan tatapan mata kosong yang mengarah keluar jendela. Ahh tatapan itu, aku pernah merasakannya, aku pernah memiliki tatapan seperti itu, saat kedua orang tuaku pergi meninggalkanku. Apa ada sesuatu yang salah dengannya.

Ahhh, ada apa denganku, aku terus saja memikirkan lelaki itu,

"heiii, apa yang kau fikirkan?", ah lamunanku dibuyarkan oleh suara lelaki jangkung yang tidak pernah berhenti menggodaku.

"tidak ada, ya kembali bekerja", aku dorong pelan bahu lelaki jangkung yang tengah menatapku heran.

Kedua mataku mencuri lirik untuk melihat keberadaan lelaki es itu, kulihat dia beranjak dari tempat duduknya, sepertinya dia akan pergi dari tempat ini.

Semenjak kepergiannya, kerja otakku tak pernah berhenti untuk memikirkannya. Aku seperti ingin lebih jauh tentangnya. Ada apa sebenarnya dengan otak bodoh ini. Sempat ingin ku tanyakan lebih jauh tentangnya kepada jong hyun oppa. Tetapi keinginan itu urung kulakukan, keberanianku tidak mencapai taraf itu.

***

Cafe kini telah sepi dari pengunjung, hanya beberapa orang yang tengah duduk untuk menghabiskan pesanannya.

" pulanglah seo, biarkan jung shin yang menutup cafe ini", jong hyun oppa menghampiriku, dan berkata lembut padaku, ah aku semakin tertarik dengan lelaki ini, andai saja...ah sudahlah.

"ahh baiklah oppa", aku tersenyum manis menanggapi ucapannya.

"yakk, hyung, kau pilih kasih kepada pegawaimu, kau membiarkan dia pulang, sedangkan aku harus menutup toko sendirian", rengek lelaki jangkung yang bernama jung shin itu, aahh nada bicaranya benar benar membuatku malas mendengarnya. Sungguh kekanakan.

"kau ini lelaki jung shin, jangan banyak mengeluh kalau kau ingin sukses dan cepat mendapatkan pacar", kedua lelaki ini selalu saja seperti ini.

"tidak ada hubungannya mengeluh dengan mendapatkan pacar hyung", timpal jung shin.

"ada, jadi seperti ini hubungannya..."

"oppa", ucapan jong hyun oppa, terputus karena suara tak asing yang memanggilnya.

"ahh, kau datang", adegan berpelukan kedua insan didepanku sedikit membuat hatiku merasa sesak.

"ayo oppa", ucap yeoja itu dengan menggandeng tangan jong hyun oppa-ku, ah bukan jong hyun oppa nya.

Kulihat jong hyun oppa tersenyum manis pada yeoja itu, ahhh senyuman itu seharusnya milikku..

Aku menatap sendu kedua insan yang bergerak menjauh dari tempatku berdiri.

TBC

Ahhh semakin tidak jelas saya nulis apa...

Maaf buat yang udah baca terus nunggu update lama banget, maaf semuanya...

Sebenarnya udah lama aku buat kelanjutannya, tapi hilang entah dimana...ahh sudahlah jadi saya buat yang baru dan makin berantakan...

Terima kasih buat yang udah sempetin baca...

Rinduuu yong hwa oppa

Smile Again~YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang