~3~

217 11 6
                                    


Hari ini melelahkan, seohyun, membuka pintu apartemen sederhananya. Hari ini dia benar-benar ingin beristirahat.

Setelah mandi, seohyun memutuskan untuk kedapur, ia ingin memasak makanan sederhana untuk asupan cacing diperutnya yang mulai berteriak. Dilihatnya bahan makanan di lemari pendingin kecilnya.
"tidak ada apa-apa", seohyun lupa tidak mengisi kulkasnya dari beberapa hari yang lalu. Sifat cerobohnya yang selalu saja lupa memeriksa kesediaan bahan-bahan makanannya ini memang sangat merepotkan.

Sekarang sudah malam, dan dia terpaksa keluar untuk sekedar membeli mie instan ke supermarket terdekat. Dia berjalan sendirian, dijalanan sepi yang hampir tidak ada lagi seseorang yang berniat melewati jalan itu.

Seohyun mengambil beberapa cup ramen dan cemilan ringan untuk persediaan, setelah selesai membayar, dia berjalan pulang ke apertemen kesayangannya itu.

"siapa dia?", langkahnya terhenti saat dia melihat seorang laki-laki tengah duduk ditepi trotoar dekat apartemennya.

"tuan, apakah anda baik baik saja", seohyun berusaha menepuk pundak lelaki tadi.

Bukannya menengok lelaki tadi justru mengeluarkan isakan yang sempat membuat seohyun kebingungan.

"apa yang harus aku lakukan?", ucap seohyun dalam hati.

"tuan, kau baik-baik saja", tiba-tiba lelaki tadi memeluk tubuh seohyun, ia sempat tersentak dan ingin membrontak, tetapi suara isakan itu benar benar terdengar sangat menyakitkan.

Suara isakan itu mereda digantikan oleh hembusan nafas teratur pemiliknya. Seohyun ragu untuk membangunkan lelaki malang yang tertidur dalam pelukannya. Tetapi tidak ada cara lain selain membangunkannya bukan?, tidak mungkin dia akan duduk saja dipinggir jalan sampai lelaki itu bangun.

"tuan, bangunlah", seohyun berusah mengguncang pundak lelaki itu, guna membangunkannya.

Lelaki itu mulai sadar dari tidurnya, meski tidak sadar sepenuhnya karena pengaruh alkohol yang baru saja diminumnya. Mulut berbau alkoholnya meracaukan kata kata tidak jelas yang sepertinya sebuah cerita penderitaan yang dialaminya.

Dengan kemampuan sekadarmya, seohyun berusaha memapah lelaki itu untuk dibawa ke apertemen sederhananya. Kenapa apartemennya?, karena seohyun tidak tau ia harus membawa kemana lelaki mabuk ini. Sebenarnya ada perasaan sedikit takut, namun rasa simpatinya mengalahkan rasa takutnya sendiri.

***

sampai didepan apartemen, seohyun membaringkan lelaki itu di sofa ruang tamunya. Badannya terasa pegal karena membawa beban besar itu.

"ahh aku benar-benar lapar", ia melangkah ke dapur meninggalkan lelaki itu di ruang tamu. Seohyun menyeduh ramen yang tadi dibelinya. Dengan rasa lapar yang luar biasa seohyun menghabiskan 2 cup besar ramen.

Setelah selesai makan,  seohyun mengambil selimut tebal untuk lelaki itu. "ahh, ini si tuan penguntit kan,  yang beberapa hari lalu, datang ke cafe", monolog seohyun pada dirinya sendiri. Seohyun baru ingat jika tuan penguntit ini kenalan jonghyun oppa.

"sepertinya aku harus menghubungi jonghyun oppa, untuk membawanya pergi", Hendak mengambil ponsel untuk menghubungi jonghyun tiba tiba perut seohyun mengeluarkan bunyi khas yang menandakan cacing cacing diperutnya harus segera diisi.

"oke, kita masak ramen terlebih dahulu", ucap seohyun pada dirinya sendiri.

Setelah memasak ramen dan mesnghabiskannya sendiri, seohyun mengambil ponsel pintarnya. Ketika sedang menulis sebuah pesan teks singkat, lelaki yang tengah tertidur disofa ruang tamunya meracau tidak jelas. Menggumamkan kata kata yang menyiratkan kerinduan teramat dalam.

"eomma, bogosipheo" lelaki itu meracau dan bergerak gusar dalam tidurnya. Seohyun mendekatinya dan menempelkan telapak tangan didahi lelaki itu. Suhu badannya lebih panas dari suhu badan normal.

"Sepertinya si tuan penguntit ini sedang sakit", seohyun berlalu mengambil bantal dan selimut tebal dikamarnya, ponsel yang ada digenggamannya ia letakan dimeja kecil disamping sofa.

Setelah menyelimuti lelaki itu seohyun pergi kedapur untuk mengambil yang akan ia gunakan untuk mengompres dahinya.

***

Eung~, lelaki tampan yang tertidur disofa merasa terganggu dengan bias cahaya yang masuk melalui celah jendela. Ia membuka mata dan berusaha mengenali tempatnya kini berada.

Ruangan kecil, dengan prabot sederhana dan nampak sedikit berserakan ini dia yakini bukanlah kamarnya, diedarkan pandangan matanya untuk lebih memastikan.

Saat ia hendak bangkit dari tidurnya, ia merasa tangan kanannya seperti tertindih sesuatu. Dilihatnya seorang perempuan tengah tidur dengan posisi duduk tepat disampingnya.

Yong hwa tidak berniat untuk membangunkan perempuan itu, sehingga ia mencoba menggeser kepala perempuan itu dengan sangat hati-hati. Kehati-hatiannya ternyata tetap saja mengusik tidur perempuan canti itu. Dia terbangun dan memandang Yong hwa sejenak.

"kau sudah bangun tuan?", seohyun bangkit dari posisinya, dia berdiri didepan yong hwa. Tangannya ia ulurkan untuk memeriksa suhu bedan yong hwa.

"saya rasa suhu badan anda sudah turun", seohyun menghembuskan nafas lega dan tersenyum tipis pada lelaki itu.

" aah iya, kita belum saling mengenal bukan?, nama saya seohyun",

"Yonghwa, Jung yonghwa", yonghwa membalas ucapan seohyun dengan sedikit bingung.

Seohyun hendak berlalu ke dapur untuk mengambil minum, tenggorokannya terasa kering setelah bangun tidur.

"tunggu, bagaimana...saya...bisa berada disini?" yonghwa bertanya dengan sedikit ragu. Dia benar-benar tidak lupa dengan apa yang terjadi tadi malam. Seingatnya, dia pergi kesuatu club malam, tepat setelah ia menerima undangan pernikahan dari ibunya.

"saya melihat anda menangis dipinggir jalan, anda tiba-tiba tertidur dan saya membawa anda kemari, yaah, saya rasa semacam itu",

"kalau begitu terima kasih untuk tumpangannya tadi malam, saya rasa saya harus pergi, terima kasih banyak seohyun-ssi", yonghwa mengambil jas yang tersampir disamping sofa. Ia berlalu meninggalkan rumah seohyun tanpa menunggu respin sang pemiliknya.

"aku bahkan menolongnya tadi malam, dan dia bahkan pergi sebelum aku mengatakan apapun", seohyun mendengus kesal. Apa-apaan lelaki tadi.

***
TBC~

Berdebu ya cerita saya yang satu ini hehehe

Smile Again~YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang