~4~

356 17 4
                                    

Hari-hari seohyun setelah kejadian, ia menolong tuan penguntit berjalan dangan biasa saja. Ia tetap melakoni rutinitasnya seperti hari hari sebelumnya. Pergi kuliah, bekerja dan membaca diwaktu sengang.

Sebenarnya, ia agak merasa penasaran kemana perginya si tuan penguntit, yang ia ketahui namanya adalah yong hwa. Semenjak kejadian itu Yong Hwa tidak pernah terlihat mengunjungi cafe lagi. Entah kemana perginya lelaki itu.

Apa dia baik-baik saja,
Atau sakitnya makin parah,

Seohyun merasa benar-benar sudah gila karena terus memikirkan lelaki itu.

"kau melamun lagi seo?", lelaki jangkung yang satu ini benar-benar memiliki hobby mengganggu si cantik seohyun.

"kau benar-benar, tidak bisakah sehari saja tidak membuat aku kaget", seohyun mendengus sebal dan pergi meninggalkan jung shin

"hey, apa salahku, aku hanya bertanya", jung shin sedikit membela diri. Karena baginya, dia tidak bersalah kenapa seohyun harus memarahinya. Dia bahkan bertanya dengan baik-baik, tidak ada maksud untuk mengagetinya.

"dasar perempuan kasar", cibir jung shin

"sudahlah, berhenti mengganggunya, atau kau akan menerima omelannya seharian ini", Jong Hyun datang menghampiri Jung Shin yang berada dibalik meja kasir.

"tapi aku tidak bersalah hyung~, sungguh, aku bertanya dengan baik-baik...haah percuma mengatakannya padamu kau akan tetap membela si gadis kasar seo itu", Jung Shin memasang wajah kesal yang dibuat buat.

"kau masih membicarakanku tuan lee", seohyun tiba-tiba datang dan memicingkan matanya menata Jung Shin.

Jong Hyun hanya terkekeh melihat tingkah laku kedua pegawainya yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Jong Hyun selalu menganggap Seohyun sebagai adik perempuan yang lucu dan rapuh. Untuk itu, dia selalu berusaha melindungi dan bersikap manis pada Seohyun.

Dia merasa kasihan terhadap kondisi Seohyun saat ini. Hidup sebatang kara di kota metropolitan Seoul tidaklah mudah. Tetapi Seohyun adik kecilnya itu, selalu berjuang dan berusaha menunjukan kebahagiaannya.

Sedangkan Jung Shin, dia berusaha memenuhi biaya hidupnya sendiri dan tinggal terpisah dari orang tuannya. Kedua orang tuanya tinggal di Ilsan, dia sendiri memilih tinggal di Seoul dan menyewa apertemen sederhana.

Jung Shin bekerja untuk memenuhi biaya hidupnya selama menempuh pendidikan seni musik disalah satu Universitas di Seoul. Untuk masalah biaya pendidikan, dia mendapat separuh beasiswa dan separuhnya lagi ditanggung kedua orang tuanya.

***

Perdebatan kecil yang terjadi antara Seohyun dan Jung Shin telah usai. Keduanya memutuskan mengakhirinya setelah menyadari jika mereka menjadi pusat perhatian di cafe itu. Keduanya membungkuk dan meminta maaf kepada semua pengunjung kafe yang mungkin terganggu dengan apa yang mereka lakukan.

Seohyun hendak menuju sebuah meja disamping jendela yang sudah ditinggalkan pengunjungnya. Ia berniat untuk membersihkan meja itu dari sisa-sisa kotoran yang ditinggalkan pengunjung sebelumnya.

Saat sedang membesrsihkan meja itu, lonceng berbunyi yang menandakan ada seseorang yang membuka pintu. Ia sedikit menengok, bola matanya agak membesar, menandakan bahwa dia merasa sedikit kaget atau tidak menduga akan kehadiran lelaki yang beberapa hari ini mengganggu kerja otaknya.

"Hyung, kemana saja kau", Jong Hyun menghampiri lelaki itu, dan menepuk pundaknya ringan.

"aku pergi ke Busan", jawab lelaki itu cuek. Dia melangkah ke meja dimana Seohyun tengah berada

"kau sudah selesai membersihkan ini, aku ingin duduk disini", Yong Hwa berkata dengan sangat dingin. Sejujurnya Seohyun merasa sedikit kecewa, bukankah saling kenal, mengapa si tuan penguntit ini seolah tidak tau siapa dirinya.

"aa, kalau begitu saya permisi, silahkan menikmati waktu anda tuan", Seohyun membungkuk kecil dan berbalik untuk meninggalkan Yong Hwa.

"Jung Yong Hwa, siapa tahu kau lupa dengan namaku", ucap Yong Hwa tiba-tiba.

Seohyun sempat kaget dengan ucapan tiba-tiba Yong Hwa. "Bukankah tadi dia yang bertingkah seolah tidak mengenalku. Apa apaan lelaki ini", suara Seohyun sangat lirih.

"kau berbicara sesuatu nona seo", Yong Hwa berjalan mendekat kearah Seohyun.

Seohyun tidak tahu mengapa, kerja pacu jantungnya bertambah seiring dengan langkah Yong Hwa yang mendekat. Ia merasa sedikit gugup.

"kau...",

"Hyung kau mengenal Seohyun", belum sempat Yong Hwa mengatakan sesuatu Jong Hyun terlebih dahulu bertanya padanya. Jong Hyun tahu Seohyun merasa sedikit tidak nyaman, untuk itu ia memberi kode pada Seohyun untuk kembali ke belakang.

"apa definisi mengenal seseorang, bagimu tuan Lee?",

"huh, apa maksudmu hyung?", Jong Hyun tidak mengerti arah pembicaraan Hyungnya yang satu ini.

" tidak ada, aku hanya berbicara omong kosong", Yong Hwa menepuk pundak Jong Hyun pelan. "ah, Lee sajangnim, beri aku satu ice americano", Yong Hwa berjalan kembali ketempatnya.

Jong Hyun hanya menghela nafas panjang, jalan pikiran Yong Hwa terlalu sulit untuk dimengerti. setelah selesai membuat pesanan Yong Hwa. Ia kembali kemeja dimana Yong Hwa berada, tentu saja dngan pesanan Ice Americano permintaan sahabatnya itu.

"ini pesananmu, tuan Jung", Jong Hyun menyodorkan Ice americano pada Yong Hwa, Yong Hwa menyambut pesanannya dengan senyum tipisnya, mungkin orang yang tidak mengenal Yong Hwa akan menganngap senyum tipis itu adalah seringai.

"kau menghadirinya?", Jong Hyun bertanya dengan sangat hati-hati, karena ia tahu topik ini sangat sensitif bagi sahabatnya ini.

Tatapan mata Yong Hwa menyendu, dia menatap Jong Hyun dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. wajah datarnya berubah menampilkan senyum tipis. Senyum tipisnya ini terlihat sangat menyakitkan, sarat akan kepedihan.

"tentu saja, aku memenuhi undangan itu", setelah berkata demikian, Yong Hwa kembali menyesap Ice americanonya, tatapannya kosong memandang jalanan diluar sana.

TBC ~

Mr. Jung I miss You So Bad 😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Smile Again~YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang