~Author POV~
"Kenapa nih pulang-pulang kok kusut banget?" Keyna mengerutkan keningnya melihat sahabat sekaligus teman SMA-nya itu menekuk muka memasuki kamar kos-nya.
Seira mendongak, hampir memekik karna kaget melihat Keyna. "Lo? Lo ngapain disini?" tanyanya histeris karena kaget.
Keyna tertawa melihat reaksi lebay sahabatnya itu, dia menutup majalah yang dibacanya lalu berdiri menghampiri Seira. "Surprise!" ucapnya sambil tersenyum lebar.
Seira mengerutkan kening, "Apanya yang surprise?" tanyanya ketus.
"Ish Seira! Lo kan kaget lihat gue disini, itu termasuk surprise juga kan?" tanyanya dengan wajah penuh harap.
Seira menghembuskan nafasnya degan frustasi, "Oke terserah!" jawabnya cuek. Seira langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur tanpa melepas sepatu.
Keyna hanya tertawa kecil lalu ikut menjatuhkan tubuhnya di sebelah Seira, tubuhnya yang mungil terpantul sedikit ketika menyentuh kasur. "Kenapa Se? Bad moment ya di sana?" tanyanya penasaran.
Seira menggeleng, tapi tidak menjawab. Dia lebih memilih memperhatikan atap rumahnya yang berwarna putih, yang disudutnya ada sarang laba-laba besar. Seira hanya menatap datar laba-laba yang kesana-kemari dengan santainya.
"Hoi, gue ngomong sama lo Se!!"
Seira menghembuskan nafasnya lagi, "Nggak ada apa-apa Key, oke?" jawabnya penuh penekanan.
"Tapi muka lo nggak kayak orang baik-baik saja. Tell me, lo ketemu seseorang disana?"
Seira menoleh serta-merta, "Kok.. kok lo tahu?" tanyanya horor.
Keyna tertawa, "Taulah. Apa sih yang Keyna nggak tau? Sini duduk, cerita sama gue." Keyna menepuk pinggiran ranjang, sedangkan dia sudah mengambil duduk disitu.
Seira menurut dengan wajah galau berat, walaupun sebenarnya dia malas banget.
"So.. siapa cowok itu?"
Seira tersentak horor, "Kok lo tau kalau seseorang itu cowok?" tanyanya lagi.
"Berapa kali sih gue bilang, gue tuh tau semuanya. Udah lo diem dan jawab pertanyaan gue!"
Seira mengangguk, walaupun bibirnya tertekuk. "Namanya Ardi, dia relawan bencana merapi disana."
"Ardi? Hmm not bad, namanya oke juga. Tampangnya gimana?" Keyna mulai tertarik.
Seira mengetukkan jarinya ke dagu, seperti berfikir keras. Dia membayangkan wajah Ardi yang kini memenuhi kepalanya hingga ingin meledak. Dan harus Seira akui, Ardi cowok paling ganteng yang dia kenal.
"Heh! Malah bengong lagi. Cakep nggak?"
"Yah lumayan," Seira menjawab sambil mengangkat bahu. "Tapi-- ah nggak usah dibahas!" Seira kembali menenggelamkan dirinya ke kasur.
Keyna menggerutu, "Kalau cerita jangan setengah-setengah dong!"
"Habisnya gue males bahas dia, Key!!!!"
"Emangnya dia ngapain Se? Udah punya cewek? Playboy? Genit? Bintitan? Ngorokan? Atau--"
Seira menutup mulut Keyna dengan tangannya, "Tau ah, omongan lo bikin gue tambah pusing." gerutunya.
"Makanya cerita dodol!"
Seira mendongak, berpikir apa menceritakan Ardi pada Keyna itu boleh. Masalahnya, Seira kan nggak begitu kenal sama Ardi. Tapi, nggak ada salahnya kan?
"Ardi itu relawan bantuan bencana merapi, dia tinggal di tenda deket sama tenda kami. Dia sering bantuin gue, dan semua temen gue juga sih. Tapi anehnya, gue ngerasa nyaman aja gitu deketan sama dia. Padahal lo tau sendiri gue paling males sama cowok.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Complicated Love [1]
Teen FictionCopyright © 2014 by luthfia_AF "Lo pernah gak ngerasain jantung lo berdetak cepet banget, bibir lo nggak bisa berhenti tersenyum, dan ada rasa hangat yang tetiba masuk ke hati lo?" "Pernah. Biasanya reaksi kayak gitu muncul dideket orang yang dicint...