Prolog???

1K 63 2
                                    

Suara guntur di angkasa bergemuruh tanpa kilatan cahaya petir. Guntur itu sepeeti berlari dari langit Timur menuju ke langit Barat.

Rintik hujan malam perlahan turun dari intensitas sedang hingga besar. Mengguyur sebagian Kota Karawang.
Di tengah rinainya hujan, terlihat seorang pemuda sedang menggali tanah yang baru saja di tembok sebagian. Sesekali dengan tangan gemetar ia menggali dan terus menoleh ke sekelilingnya untuk memastikan bahwa tak ada orang yang melihat aksinya tersebut.
Setelah dirinya memperkirakan bahwa tanah yang di galinya itu lumayan cukup dalam. Ia kemudian menarik sebuah bungkusan besar yang sedari tadi tergeletak di dekatnya. Benda itu di tutupi oleh plastik hitam yang ukurannya bisa di masuki manusia. Lalu, dengan sekuat tenaga bungkusan besar itu di angkatnya, dan dilemparkan begitu saja ke dalam lubang dengan kasar. Sehingga tanpa di sengaja muncul sesuatu dari bungkusan itu. Sebuah tangan mencuat ke luar. Tangan yang begitu pucat. Ya, itu sebuah mayat!

"Maafin gue. Lo sendiri yang maksa gue buat lakuin ini ke elo," ujarnya sembari menatap bungkusan yang ternyata berisi mayat tersebut.

Beberapa detik lamanya sang pemuda menatap bungkusan mayat itu dengan wajah kesedihan. Sampai tak terasa air matanya terjatuh. Tapi, tak terlihat karena wajahnya terguyur oleh air hujan. Sesekali dengan penuh sesal ia mengusap wajahnya.

"Gue sayang banget sama lo. Tapi gue belum siap... Apalagi dengan status gue yang seorang pelajar. Gue nggak mungkin berhenti sekolah. Gue masih punya cita-cita yang pengen gue raih. Sebentat lagi juga Ujian Nasional. Gue nggak mau berhenti gitu aja. Elo juga keras kepala. Gue, kan udah suruh lo buat gugurin tuh kandungan. Tapi, lo malah nggak mau. Jadi... Kepaksa gue bunuh lo." Sesalnya.

Pemuda itu menundukkan kepala mengenang kembali kenangan-kenangan indah bersama sang mayat yang ternyata adalah kekasihnya sendiri.

"Gue harap lo tenang di sana dan mengerti kenapa gue lakuin semua ini." Ia mengakhiri ucapannya dengan menimbun jasad itu dengan tanah hingga menutupi seluruh permukaan dengan rata seperti semula.

Setelah selesai semua, ia segera bergegas pergi. Namun, tanpa ia sadari sebuah bayangan samar-samar sosok perempuan memperhatikannya dengan tajam tanpa berkedip bersamaan dengan kilatan cahaya guntur dari langit.

*hy guys... Jangan lupa komen dan dukungannya ya. Aku butuh kritik dan saran dari kalian. Jangan lupa juga follow ya biar makin semangat bikin ceritanya. Nanti d follback kok 😂😂

TEROR ANAK SISPALA(Siswa Pecinta Alam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang