Cerita ini bermula dari kebodohanku. Aku seorang gadis biasa, yang entah mengapa Tuhan memberiku sebuah peran dan skenario luar biasa.
Aku hanya mengingat sebagian kecil tentang masa kecilku. Bahkan tidak ingat sama sekali tentang kedua orangtuaku. Yang kuingat hanyalah Bunda Mirna, pengasuhku di Panti Asuhan dan seseorang yang menjadi belahan jiwaku disana. Seseorang yang akhirnya tumbuh dengan membenciku dalam separuh hidupnya.
Meski begitu, aku bersyukur hidupku dipenuhi dengan orang-orang yang luar biasa. Merekalah alasanku bertahan hidup disaat-saat aku lebih berharap mati tercekik dengan darah yang berhenti mengalir.
Aku mematikan video recorder, bersiap untuk tidur. Esok adalah hari terbesar dalam hidupku. Entah aku harus senang atau sebaliknya. Namun yang pasti, aku harus memasang wajah bahagia didepan semua orang agar kelangsungan acara besok dapat berjalan semestinya.
Ah, angin malam memelukku dingin. Sepertinya malam sudah terlalu pekat. Meski kegelapannya tetap sama menurutku.
Aku gemetar menarik selimut. Kubaringkan tubuh, sandarkan kepala. Berharap dihampiri mimpi indah saat pejamkan mata.
//YOO!!!
Gak ngerti kenapa mau nyoba publish cerita ini lagi di wattpad. Heung... semoga jadi pertanda baik aja, deh.
Happy Reading Semuanyaa ><
eh iyaaaaa
Biar gak kaget, gue bakal ngasih tau kalau perpart yang bakal gue publish ini, bakal beda-beda perspektif atau POV mengikuti tokoh yang jadi judul partnya. Karna mau nyoba konsep full POV 1 di cerita ini.
Semoga pada ngerti dan sukak. kkkkkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Unreachable
RomanceMungkin selama ini Kei salah. Terjebak dalam perasaan semu, yang tercipta dari buah getir dan ilusi. Hanya ada dua cara agar bisa bebas. Melepasnya pergi, atau Kei yang harus pergi. Mungkin memang bukan Akha tujuannya. Terlebih Rey datang bawa obatn...