Prolog(Repost)

1.9K 78 3
                                    


Salsha POV

Aku nggak tau ini kebetulan atau
emang udah takdir Tuhan. Di sekolah baruku, aku bertemu lagi dengan dia. Padahal aku sudah melupakan dia selama ini, berusaha mengenyahkan dia dari hidupku. Tapi apa daya, aku hanya manusia biasa yang hanya bisa berusaha dan bukan Tuhan yang bisa menentukan takdir.

Aldi Adelio Cetta.

Dia kembali memporak-porandakan hidupku dengan sikap yang menyebalkan.

Seperti saat ini, ia menyeringai dengan tatapannya yang menjengkelkan.

Dia menjebakku di situasi ini.

Sebelumnya, ia menantangku bertanding bermain bola basket. Tentu saja aku menolak dengan tegas. Dia tau aku kan nggak bisa main basket. Tapi ia bersikeras, sepertinya dia ingin aku dipermalukan dengan alasan aku takut kalah. Brengsek umpatku.

"Aku terima tantanganmu"

Akhirnya dengan penuh harga diri aku menerima tantangan itu. Walaupun aku tau aku akan kalah juga nantinya. Tapi persetan seenggaknya aku berusaha, aku nggak mau kalah sebelum berperang.

"Sal, lo kan gak bisa main basket " bisik Cristy dengan wajah cemas yang berada di sampingku.

Aku tak mengubris ucapan Cristy.

Aldi senyum miring, seperti meremehkanku.

Huh ingin ku bejek-bejek tuh muka. Gerutuku dalam hati.

"Well, tapi ada syaratnya"

"Apa?" tenang sekali ia mengatakan itu.

"Kalo Aku menang di permainan ini jangan pernah lagi ganggu kehidupanku, tapi kalo aku kalah-"

"Lo harus turutin apa yang gue mau" Aldi menyela omonganku.

Hah, harus nurutin apa yang dia mau? Ogah banget.

"Gak ada penolakan, itu persyaratannya" tuh kan dia selalu menyebalkan.

"Oke deal" aku pasrah, entah gimana nantinya jika aku kalah.

'Semangat Sal kamu pasti bisa' batinku menyemangati.

"Sal, kayaknya lo mending mundur deh. Udah pasti Aldi yang menang dia kan kapten basket" Aku menoleh kesamping mendengar bisikan itu. Aku lupa kalo masih ada Cristy.

Apa yang diucapkan Cristy memang benar adanya, Aldi adalah kapten basket di sekolah ini. Mendadak aku ingin mundur saja dari permainan itu. Tapi, itu gak mungkin. Aku udah menyetujuinya, masa iya aku batalin lagi dimana harga diriku.

Huft
Aku menarik napas pelan.

"Aku akan berusaha Cris, doain ya"
Aku tersenyum ke Cristy menenangkan dia yang mungkin mencemaskan ku. Tapi kenyataanya aku pun cemas kepada diriku sendiri bagaimana nanti kalo Aku kalah.

"Gue berdoa semoga Aldi gak minta yang macem-macem ke lo" Cristy berbisik.

Aku melotot ke Cristy. Dari omongannya menjurus ke kalahan untukku. Bukannya berdoa kemenangan untukku malah dia berdoa sebaliknya.

Cristy terkekeh pelan. Mungkin ia merasa lucu dengan ini.
Hey, ini tidak lucu Crist. Aku mengatakan kalimat itu melalui raut wajahku.

"Iya iya gue doain semoga lu bisa ngalahin Aldi, walau kecil kemungkinan" bisiknya diakhiri kekehan kecil.

'Ekhem'

Deheman itu membuat Aku dan Cristy tersadar bahwa Aldi masih ada di antara kami. Mungkin saja sedari tadi ia memperhatikan kami.

"Jadi?" satu alisnya terangkat keatas. Oh My God! Ia terlihat sangat Tampan. Itu membuat napasku tercekat.

Aku membasahi tenggorokan ku
"Jadi?" tanyaku kembali.

"Kita mulai permainan ini sekarang"

Tbc

Next part harus 10+ vote ya hehe

ALSHA -ALDI SALSHA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang