TIGA

1.5K 102 28
                                    


Toilet. Di sinilah Salsha berada. Karena ketahuan bolos pas jam pelajaran fisika, ia kena hukuman membersihkan toilet sepulang sekolah. Tinggal satu bilik toilet lagi yang Salsha bersihkan. Sedangkan si makhluk menyebalkan duduk santai ria di wastafel.

"Gak usah cemberut gitu muka udah jelek tambah jelek" ledekan Aldi terdengar di seantero toilet.

Salsha mengembuskan napas. Berbalik badan menghadap ke arah Aldi, karena posisinya membelakangi Aldi.

"Ini semua gara-gara lo! Kalo aja lo gak bawa gue ke rooftop pasti gue gak bakal kena hukuman! " omel Salsha.

"Lah malah nyalahin gue. Siapa suruh ikutan tidur" Aldi mengangkat bahu enteng.

Salsha mengacuhkan Aldi, percuma saja ia berkoar-koar hukuman ini sudah terlanjur. Ia melanjutkan membersihkan bilik terakhir.

"Semangat sayang, jangan cemberut mulu dong udah baik dibantuin sama pacar" ujar Aldi.

"Bantuin apanya coba, dari tadi kerjaan ngoceh terus" gerutu Salsha.

"Hei kehadiran gue di sini udah ngebantu buat lo. Coba aja kalo gak ada gue lo bakal sendirian di toilet ini" jawab Aldi yang mendengar gerutuan Salsha.

Memang benar, bila tak ada Aldi ia sendiri di sini. Dari cerita yang di dengarnya toilet adalah tempat sekumpulan setan. Salsha bergidik membayangkan itu.

***
Motor sport berhenti di pelataran rumah Tante Lisa. Salsha turun dari motor itu, lalu membuka helm yang di pakainya. Setelah berdebat panjang tentang Aldi yang mengantarkan Salsha pulang, dan ditolak oleh Salsha, akhirnya Salsha mengalah.

"Terimakasih" ucap Salsha, memberikan helm kepada Aldi.

"Ucapkan itu dengan hal lain" Aldi senyum menggoda. Sedangkan Salsha mengernyit bingung.

"Maksudnya?"

"Ucapan terimakasih diganti dengan hal lain" jelas Aldi.

"Oh.. Thankyou"

Aldi menggeleng.

"Xie xie"

Aldi menggeleng lagi.

"Gomawo, merci, arigato"

"Bukan itu yang gue maksud"

"Terus?"

"Ucapan terimakasih diganti sama tindakan, cium maybe" Aldi menedipkan matanya menggoda.

Salsha melotot.

"Nggak mau!" tolak Salsha tegas.

"Udah ditolongin masa gak ngucapin terimakasih"

"TERIMAKASIH Aldi!" Salsha menekankan kata terimakasih.

"Gue gak nerima ucapan itu" ujar Aldi enteng.

Salsha menarik napas pelan.

Cup

Salsha mencium pipi kanan Aldi. Ia merona. Tak percaya apa yang baru saja dilakukannya. Sedangkan Aldi tersenyum lebar.

"Sama-sama" cengir Aldi.

***

Salsha menelungkup di kasur. Ia menenggelamkan wajahnya ke bantal,  menyembunyikan rona merah dipipinya.

"Bego bego kenapa juga tadi gue nyium Aldi" Salsha membenturkan kepalanya berkali-kali ke bantal.

"Ah seharusnya tadi gue langsung masuk aja ke dalam" gerutu Salsha semakin menenggelamkan wajahnya di bantal.

"Mau di taro dimana muka gue kalo ketemu dia" Salsha masih mendumel tentang kejadian tadi.

"Sal.." panggil seseorang dari depan pintu kamar.

Salsha bangkit dari tempat tidurnya,berjalan membuka pintu kamar.

"Ya, ada apa Yul?" ternyata Yuli yang memanggilnya.

Yuli masuk ke dalam kamar Salsha, lalu duduk di pinggir kasur.

"Gue pinjem laptop lo dong, laptop gue rusak " cengir Yuli.

"Dikira ada apa. Noh ambil aja di meja" Salsha menujuk kearah meja dengan dagunya.

"Gue mau mandi dulu, jangan lupa tutup lagi pintunya kalo lo keluar" Salsha berjalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Thanks ya" setelah mendapatkan laptop, Yuli keluar kamar.

Salsha mengangguk, walaupun Yuli tak melihatnya.

***

Tbc~

Maapin kalo ceritanya makin ngaur 😂

Next part 20+ vote 😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALSHA -ALDI SALSHA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang