1.Namaku Kim Dahyun

337 28 8
                                    

Sudah seminggu berlalu semenjak aku menjadi murid baru di sebuah sekolah megah di Busan. Dengan identitas Kim Dahyun, murid pindahan dari Seoul dan kini harus bersekolah di Busan, aku mulai menata kehidupanku kembali. Alasanku pindah ke Busan ialah karena kedua orang tuaku yang bercerai. Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Kakakku Kim Yugyeom masih tinggal di Seoul bersama ibuku. Sementara aku mengikut ayah tinggal di Busan.

Rumah baru, suasana baru dan lingkungan baru membuatku sedikit tidak nyaman. Belum lagi karena aku tidak pandai bergaul dan wajah jelekku yang berbanding terbalik dengan Kim Yugyeom membuatku berkecil hati.

Aku sering bertanya pada diriku sendiri. Apakah benar aku ini saudara kandung Kim Yugyeom? Apakah benar aku anak dari ayah dan ibuku? Jika iya, mengapa aku memiliki suatu hal yang berbanding terbalik dari mereka?

Sudah cukup banyak pertanyaan yang aku lontarkan. Sudah cukup banyak hinaan yang aku terima. Yang ada, semua itu hanya bisaku simpan sendiri. Tanpa siapapun mendekat dan ingin tahu tentang hidupku.

Kim Dahyun yang kebanyakan orang tahu adalah seorang anak pendiam, nyatanya tidak jika dia bersama saudaranya. Kim Dahyun yang anak - anak kenal dengan gadis sombong, hanyalah asumsi mereka saja. Kim Dahyun ya aku, seorang gadis yang memiliki banyak hal dalam hidupnya, yang tidak ingin siapapun tahu.

Aku memilih diam karena aku merasa bahwa yang aku katakan tidak penting. Aku memilih sendiri bukan karena menyukainya, tapi mencoba untuk mengukur seberapa kuat diriku. Dari semua itu, aku takut, semakin aku mengenal seseorang, semakin kami dekat, maka mereka akan tahu, siapa sebenarnya diriku. Maka dari itu, aku lebih memilih untuk menutup diriku.

Hari ini aku pergi ke sekolah menggunakan bus. Karena hari itu aku bangun telat, jadi hanya perlu beberapa menit untuk menunggu bus mendatangi halte tempatku berdiri. Sebelumnya, aku harus menggunakan tenagaku untuk balapan dengan jam tanganku yang terus berlari menyamaiku.

Bus yang sudah dipenuhi dengan orang - orang membuatku harus rela berdiri. Belum lagi berdesak - desakkan dan mencoba untuk menyeimbangkan diri menjadi tantangan lain untukku.

Ketika jalan bus menjadi cukup halus dan membuat suasana menjadi tenang kembali. Aku mulai melemahkan peganganku pada besi pegangan. Saat itu, tanpa aku sadari, seorang pria tampan duduk di depanku.

Pria itu nampak polos sambil memeluk tas sekolahnya yang berwarna hitam. Belum lagi rambutnya yang rapi dan matanya yang kini tertutup membuatnya terlihat tenang. Cahaya yang masuk dari jendela menerpa wajahnya semakin membuatku terpana akan ciptaan Tuhan yang satu ini.

Apakah dia seorang malaikat?

Aku terus menatap pria ini. Menatapnya tanpa mengalihkan pandanganku barang sedetik saja. Namun satu kata langsung membuatku terkejut.

"Apa yang kau lihat?"

#TBC

Dahyun's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang