Tiga

0 0 0
                                    

Mia

Sebenarnya aku gak habis pikir ternyata orang seperti Yuri sabar sama si Adeeva itu. Bagus sih.

Padahal harapannya dari pertama dia, Yuri, harusnya sudah saling jambak dengan Diva biar hari-hari mengesalkan dengannya tidak pernah terjadi.

Aku ingat betul betapa dia berusaha mengontrol kami, terutama aku dan Nina. Nina memang polos dan aku sendiri juga takut. Lagi pula di depan orang-orang caranya pada kami seolah-olah sangat baik. Mau mulai bicara pada orang lain pun cuma akan merusak pandangan orang tentang diri sendiri. Tapi aku sudah jengah. Sudah saatnya. Bom waktu harus meledak!

***

Katarin

Aku mengundang semua anggota The Goddess ke dalam sebuah chat room tanpa Diva. Entah kenapa aku masih geli dengan nama geng ini, benar kata Yuri. Bukan tanpa alasan membuat suatu grup dibelakangnya. Ini atas saran dan dorongan Mia untuk segera bertindak agar tidak lebih jauh 'bersahabat' dengan Diva.

Sebentar, kenapa bukan Mia yang langsung membuat chatr room ini? Kadang anak itu sama licinnya dengan Diva. Sudahlah.

Aku mengajak semuanya berkumpul besok di rumahku agar lebih enak membicarakannya. Semuanya setuju.

***

Yuri

Aku baru sadar bahwa ketidaksukaan yang lainnya pada Diva benar-benar besar. Yah wajar sih kalau lihat kejadian tadi siang. Tapi masa bodoh deh. Terserah! Selain karena Diva, hari ini semua kejadiannya membuatku lelah terutama soal Ganin dan cowok berbadan monster itu!

Aku harap Ganin tidak salah paham dengan tingkahku hari ini. Oh ya, tapi jujur aku sedikit penasaran dengan cowok super bongsor itu. Bukan karena apa-apa tapi nomor yang aku kasih padanya itu adalah nomor kakakku yang kedua. Aku sengaja. Selain karena kak Ragil tidak pernah pakai foto dirinya di profil media sosial dia juga punya perawakan yang sama dengan si bongsor, dan agak terlalu 'bersemangat', jika kalian tahu. Pasti akan lucu melihat bagaimana kakak menanggapi si bongsor.

Sirup lemon di hadapanku begitu menggoda saat kami sedang duduk di kamar Katarin siang itu. Aku mengambil segelas yang embunnya menetes ke nampan coklat di bawahnya. Ya, aku mengambil gelas pertama karena sepertinya itu yang paling banyak. Aku jadi ingat perkataan teman-temanku dulu yang meledekku berbadan besar karena rakus. Tapi tidak masalah! Aku memang suka makan!

"Jadi?" Lanjut Katarin dengan banyak cemilan dalam toples-toples yang ia bawa dari balik pintu. Tentu aku langsung menyambutnya dengan semangat.

"Biar kubantu, sini.. " Aku mengambil beberapa toples di tangannya yang penuh itu.

"Jadi.. Maunya bagaimana?" Ulang Katarin.

Aku mendeham sembari sibuk membuka setiap toples.

Mia tiba-tiba membuka cerita. Ia meringis kesal tentang Diva. Beberapa aku pernah mendengarnya. Kebanyakan memang tentang tingkah keterlaluan Diva yang belum pernah kurasakan. Tapi tidak mungkin mereka kompak berbohong.

Memang sih sikap angkuh, egois dan bossy Diva cukup kentara. Namun aku tidak ambil pusing. Tapi ada beberapa kejadian yang memang sangat keterlaluan. Seperti saat acara berkemah sekolah, ketika itu ia sedang datang bulan dan entah otaknya hilang kemana sampai bisa-bisanya ia menyuruh Mia dan Nina membuang sisa pembalutnya. Belum lagi meminta seluruh jawaban ujian Nina, selalu setiap ujian atau ketika memaksa Katarin menemaninya padahal saat itu ia harus ikut seleksi ekstrakulikuler cita-citanya. Tapi yang lebih mengejutkan adalah..

"Kalian tahu kan waktu itu aku sempat banyak alasan ketika kelas kita mau memberikan hadiah ulang tahun untuk Bu Yuli?" Kami hanya mengangguk mendengar pertanyaan Katarin. Ia adalah bendahara kelas kami.

"Sebenarnya Diva meminjam semua uang kas kelas.. "

"Apa??!" Kami kompak berteriak. Selebihnya bisa kami tebak apa yang terjadi.

"Sudah dibayar sekarang?" Tanya Mia.

Ia terdiam dan kami menghela napas lemas.

Satu hal dalam pikiran kami. Kita harus keluar dari lingkaran Diva atau mengeluarkan ia dari lingkaran kita. Tapi sepertinya tidak semudah itu.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Konfigurasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang