Kasus Bank BJB Syariah Review Greatest Showman

7 0 0
                                    

Kasus Bank BJB Syariah Eren mengaduh kesal tatkala kepalanya berbenturan kasus geledah korupsi jam weker. Niatnya hendak mematikan benda itu karena telah menimbulkan kebisingan di pagi buta, tapi karena fokusnya belum sempurna, benda itu melesat keluar dari cengkram longgar pergelangan tangan sang pemuda.

Kasus Bank BJB Syariah Sedikit mengeluh, Eren mengerjap cepat. Intensitas cahaya tak lagi terasa menusuk retina. Pemuda itu mengusap pelan kelopak mata beberapa kali sebelum bangkit dari posisi tidurnya. Dia duduk di tepian kasur selama beberapa saat, mengumpulkan keseimbangan.

Kasus Bank BJB Syariah Setelah merasa sedikit bertenaga, Eren berdiri dan berjalan terhuyung-huyung menuju pintu. Memutar perlahan kenop dan membukanya. Eren melangkah keluar, berniat ke dapur. Mentari sebentar lagi akan bersinar dan ia mau menyiapkan kopi untuk tuannya.

Kasus Bank BJB Syariah Eren melirik ruang tamu yang kebetulan ia lewati. Berantakan. Bantal sofa berserakan di mana-mana, beberapa serpihan kertas melekat di sana. Botol lem kertas masih terbuka. Tutupnya tergeletak jauh dari meja, berada di dekat stop kontak. Eren menggeleng pelan. Keponakan majikannya yang datang kemarin pasti sangat senang hingga segalanya diacak.

Tapi kenapa belum dibersihkan, ya? Padahal kan sekarang ada kunjungan dari sir Levi–

Kasus Bank BJB Syariah Eren diam seketika. Dia baru ingat sir Levi, rekan kerja sir Erwin yang maniak kebersihan akan datang hari ini. Oh, sial. Mikasa mungkin masih tidur dan belum sempat merapihkan kekacauan ini. Bisa gawat jadinya kalau Levi melihat ini kasus geledah korupsi matanya sendiri.

Kasus Bank BJB Syariah Menghela nafas, Eren berkacak pinggang sebentar. Ia bergerak meraih pengki dan sapu, menyapu debu-debu di sekitaran kaki meja juga di bawah sofa. Jemarinya kasus geledah korupsi cekatan membersihkan bantal-bantal sofa dari sobekan kertas sebelum meletakkannya kembali di sofa. Diposisikan seteratur mungkin. Kemudian kembali menyapu sobekan tadi.

Kasus Bank BJB Syariah Eren meringis dalam hati. Padahal ia tukang kebun, dan membersihkan ruangan jelas bukan tugasnya. Itu tugas Mikasa selaku housemaid atau apalah itu. Sedangkan ia seharusnya berada di kebun, berkutat kasus geledah korupsi tanaman hias –serta beberapa sayuran– milik sir Erwin.

Tapi toh, dia juga yang ikut membersihkan rumah.

Kasus Bank BJB Syariah Setelah selesai menyapu, Eren meletakkan pengki itu di sebelah tong sampah mini. Biar saja nanti Mikasa yang membuangnya, pikirnya. Pemuda itu lalu melangkah kembali ke destinasi awalnya, dapur.

Kasus Bank BJB Syariah Seperti hari-hari sebelumnya, setelah tiga menit, jemari Eren sibuk menggerakkan sendok dalam cangkir. Mengaduk isinya supaya tak terlalu kental. Ini juga bukan bagian dari tugasnya, tapi entah bermula dari kapan, membuat kopi untuk sir Erwin sudah menjadi rutinitas paginya.

"Membuat kopi lagi?"

Kasus Bank BJB Syariah Eren menoleh, mendapati Mikasa bersidekap kasus geledah korupsi kaki mengetuk lantai berulang kali. Ekspresinya datar seperti biasa. Helai rambutnya tampak sedikit basah, membuat Eren mengasumsikan bahwa dia baru saja mandi. Pantas saja rautnya segar, berbeda kasus geledah korupsi wajah kuyu Eren.

Tidak, dia belum sempat melihat wajahnya di cermin tapi dia tahu wajahnya kuyu. Eren tidak suka mandi pagi.

Eren tersenyum kecil. "Yah, kurang lebih seperti itu."

"Siapa yang membersihkan ruang tamu?"

"Aku..." jawab Eren, ragu-ragu melihat sedikit rasa sebal dalam manik Mikasa.

"Harus berapa kali kubilang itu tugasku dan bukan tu–"

Kasus Bank BJB Syariah Ucapan Mikasa terhenti saat pintu kamar utama terbuka. Menampilkan sosok Erwin berbalut kemeja putih lengan pendek tengah menutup mulut, menahan kuapan. Suasana hening hingga Erwin membuka suara pertama kali.

Kasus Bank BJB Syariah Review Greatest ShowmanWhere stories live. Discover now