#9

14 0 0
                                    

Kepala Keluarga
578 Kata

Jam berdenting, dalam sunyi Bar yang mendekati tutup, detaknya tak bisa di sangkal 2 orang yang tersisa. Bersama penat dan pusing, juga strees. Kurasa ini adalah hal terbaik, walau sebelum-sebelumnya aku sering kali bertanya pada diriku.

Mengapa seorang pria normal berpikir alkohol bisa menyembuhkan stress? Mungkinkah ini pengaruh gen yang hanya di miliki lelaki? Menyatu dalam sisi mentalnya yang bisa di jelaskan para psikiater?

Aku tersenyum, lalu tertawa, untuk kemudian bergumam, mungkin cukup pelan.

"Jimmy, Vodka.. Segelas lagi." Agak parau.

Samar, ku lihat matanya memutar, yang jika ku ingat lagi di sertai mimik, agak memelas?

Lalu ia memutar badan, menghadap barisan alkohol bersegel yang macam-macam labelnya. Mengangkat tangan, sedikit lebih tinggi dari titik tertinggi rambut hitamnya, kemudian mengambil botol perpaduan kaca dan kertas berlabel yang warnanya merah, bahasa yang di gunakan dalam font mungkin inggris, tapi aku yakin botol itu berasal dari negeri dengan Tsar Vladimir Putin. Russia.

Air mukanya masam, mungkin dengan sedikit gerutuan yang tak bisa ku dengar, dia menuangkannya ke dalam gelas yang jika ku ingat sudah 14 kali menyentuh bibirku, aku menghiraukan wajahnya.

"Biasanya kau pulang pukul delapan, dengan sedikitnya 4 tegukan vodka. Mungkin kau lupa atau sengaja? Beberapa menit lagi akan jam 2, jangan bilang kau bertengkar dengan istrimu? Alasan kau rela menjadi pelanggan terakhir?"

"Kau hanya perlu menuangkan untukku, aku akan membayar. Agak asing rasanya mendengarmu menyapa akrab seolah ini adalah jaman sekolah dulu."

"Ng?"

"Apakah... Menyenangkan? Punya pekerjaan tanpa terikat perusahaan? Bekerja jika kau ingin, penghasilan yang bisa kau atur banyak sedikitnya?" Bibirku mengembang di akhir kata.

Jimmy terdiam, bingung bagaimana menanggapinya . Aku meneguk seraya berdiri, dengan beberapa dolar yang sengaja ku lebihkan, aku bersiap keluar dengan tangan yang melihat arloji hadiah pernikahan dari Anne, istriku.

Pintu terbuka beberapa anak remaja masuk, kelakuan remaja sekarang memang mulai sinting, aku bertaruh mereka sering membantah orang tua mereka. Aku berharap anakku nantinya tak akan sekurang ajar mereka.

Tangan kananku menyentuh gagang pintu. Aku terhenti, dari belakang Jimmy setengah berteriak. "Aku harap bisa mengantarmu!"

Aku menoleh, tersenyum sebelum keluar dengan cepat. Sialan.

Lampu remang jalan berwarna kuning menerpaku, aku berjalan, pelan sebelum menyambar tiangnya, aku sengaja. Dalam dingin hari yang menanti terik pagi aku menangis, semenyedihkan anak kecil yang memohon permen. Aku memohon jalan keluar.

Tapi andai semudah itu. Kurogoh pistol yang pertama kalinya ku pegang, agak berat juga dingin. Dua tetes air mataku jatuh menyambar logam hitam itu. Dari arah kanan jalan, ku abaikan dua cahaya lampu sejajar yang mulai mendekat. Ku angkat mataku ke atas.

Istriku, anakku. Maafkan aku yang tak mampu menjadi tempat bersandar. Maafkan janjiku. siapapun Tuhan yang paling benar, aku menantangmu.

Kutempelkan besi itu menuju pelipis, ku tarik pelan pelatuk, ku paksa mataku menutup rapat.

BANGG!!

Meleset?

Mataku membelak, Jimmy menyambar tanpa bisa kusadari, di sudut mataku ku lihat beberapa anak remaja yang tadi menatapku, mereka tertawa.

Peluru yang hanya berjumlah satu itu, yang ku dapat susah payah sejumlah gaji 4 bulanku bersama pistol, terbuang percuma, aku marah. Tanganku mengepal bersiap mengarahkannya kepada Jimmy.

Sayangnya, tanpa kusadari lampu dari mobil tadi mendekat, cepat ke arah tiang lampu di samping jalan, ke arahku, juga Jimmy. Kacanya yang bocor oleh selongsong peluru menyambar.

***

06:48 AM, radio setempat.

Kecelakaan maut terjadi pukul 02:12, sebuah mobil yang terkena peluru nyasar menyambar 2 orang pria, total korban meninggal berjumlah 3 orang, polisi masih menyelidiki di tempat kejadia-.

Anne mematikan radio, kemudian menoleh ke arah sebuah amplop, surat PHK.

--------------------------------------------------------

Absurd? Mungin karena saya agak pusing oleh alkohol, inspirasi saya kali ini.

Kompilasi Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang