#11

10 0 0
                                    

Last Man Standing
214 Kata

Aku percaya dengan pendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang dengan arti manusia butuh sesamanya untuk tetap hidup. Dulunya memang aku tak percaya.

Jika menimang perilaku manusia milenial, bisa kuperhatikan mereka bergantung pada kemandirian, sementara sebagian menggunakan topeng sosial untuk keuntungan. Kita manusia memang lucu-lucu.

Saat ini, aku sedang duduk menghadapi matahari jingga tapi aku tak terhibur. Tangan kananku yang kosong kuarahkan ke meja di samping, kuantar untuk sebotol Cola yang tak bisa dingin meski di isi es. Perlahan itu sampai, perlahan pula mulutku mencernanya. Tak ada yang bisa menyangkal masa tua. Tak satupun.

Aku tak menoleh ke arah lain. Dalam diam di sofa kulit ini, kuputar kembali memori kepalaku. Menuju awal, di mana semuanya hijau. Menuju tengah di mana manusia mulai menggunakan bahan-bahan dari dalam tanah untuk segala-galanya. Menuju akhir, di mana mereka hancur oleh tangan mereka sendiri.

Tak tersisa satupun dari mereka sekarang, baik dan buruk sekaligus. Kuteguk kembali minuman bersoda itu, sampai habis. Kemudian berdiri dengan susah payah. Mataku tajam menelusur, tak kutemukan kawanan burung, tidak juga hijau pohon. Apa yang kutahu ialah matahari yang kian meredup. Aku sudah sampai pada penghujung, di paksa menua lebih cepat. Namun tak mengapa, aku sedikit bahagia.

Aku adalah manusia, Alfa dan Omega. Umurku sama dengan Bumi sebagai manifestasinya. Akulah Bumi & Mahkluk Sosial terakhir.

Kompilasi Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang