Hukuman

827 25 1
                                    

'Dear Dream Kakarunex.
Gue punya cowok yang dulunya seneng banget bikin gue ketawa, namun akhir-akhir ini dia malah jarang banget ngabarin gue. Bukan maksud gue pengen minta kasih sayang ke dia lebih, tapi setidaknya dia ngertiin perasaan gue. Walaupun gue terlihat over banget nih, tapi setidaknya dia tau gimana perasaan gue saat dia bersikap seolah-olah gue itu udah gak ada di hatinya.' -storyteller

'Lo berhak bahagia! Nggak cuman dengan satu laki-laki. Tinggalin apa yang pantes buat ditinggal dan pertahankan apa yang pantas untuk dipertahankan.' -DreamKakarunex

Finex keluar dari toilet dengan membawa buku novel dan laptop ditangannya. Dia sengaja membuat akun sebagai tempat seseorang menumpahkan semua masalahnya, dan dia berusaha memberikan saran yang terbaik untuk semua orang. Memang sengaja dia memilih toilet, karena disitulah tempat dimana tidak ada kebisingan.

Finex berjalan keluar dari kamar mandi lalu menuju perpustakaan untuk meminjam buku lagi. Saat melewati salah satu lorong dibelakang sekolah

BRUKK

"Awwrghh" rintih Finex

'Shitt' umpatnya dalam hati

Tas abu-abu jatuh diatas kepala Finex hingga membuat kepalanya berdenyut nyeri. Lalu laki-laki pemilik tas abu-abu itu melompat tepat didepan Finex, ia mendongakkan kepalanya. Revaldo mengambil kembali tasnya. Wajah Aldo begitu kesal. Finex yang mengetahui itu langsung berfikir kalau Aldo pasti telat dan mengambil jalan belakang sekolah untuk masuk.

"Ngapain lo disini?" tanya Aldo yang melihat Finex berada didepannya.

"Harusnya gw yang nanya lo, tadi lo kan yang ngelempar tas itu?" ucap Finex lantang sambil berkacak pinggang.

"Hah? Apa lo bilang?" jawab Aldo pura-pura tidak tau.

"Kepala gw sakit bego!" bentak Finex
Revaldo sedikit tertawa melihat Finex yang meringis kesakitan.

"REVALDOOO FINEXX!!! KENAPA KALIAN BERDUA TELAT??!!!" teriak pak Agung sambil membawa tongkat rotan

Finex kaget mendengar teriakan dari pak Agung.

"Apaan lagi sih pak, ini Aldo udah disekolahan masih aja dimarahin. Pelajaran belom dimulai ini pak" ucap Aldo membantah

"Bapak bosen liat muka kamu terus dikantor guru" ucap pak Agung sambil berkacak pinggang.

"Udah tau bosen malah mau dimasukkin kantor guru lagi, Aldo juga capek pak. Udah ah pak gausah masuk-masuk kantor guru lagi" ucap Aldo memelas.

Pak Agung melirik kearah gadis yang berdiri sejajar dengan Aldo.

"Ohh ternyata kamu ya Finex yang bantuin Aldo lolos. Sekarang juga kalian berdua ikut bapak kekantor tidak ada tapi-tapian" perintah pak Agung.

"Lohh pak, kok hubungannya jadi nyangkut ke saya sih? Saya nggak bantu dia buat lol-" ucap Finex sambil menunjuk wajah Aldo yang berada disampingnya.

"Sudah! Tidak ada tapi-tapian lagi. Pokoknya kalian berdua ikut bapak ke kantor sekarang juga. Cepatt!!!" tegas pak Agung.

Aldo dan Finex yang berada didepan pak Agung langsung mendelik takut dengan ucapan pak Agung.

Finex melirik Aldo dengan tatapan pembunuh.

'Gw gak bakal ngampunin elu babi tusuk!' umpat Finex.

'Asik dahh dihukum bareng cewek cantik' ucap Aldo dalam hati.

Mereka berdua berjalan mengikuti langkah kaki pak Agung yang menuju ke kantor guru. Finex menunduk malu, ini adalah hukuman pertama kali yang ia terima saat masuk di Sekolah Menengah Atas. Sedangkan Aldo, dia memasukkan tangannya didalam saku dan berjalan angkuh menyusuri koridor sekolah.

"Finex pelakor anjind, liat tuh cowok gw di embat sama dia"

"Kok mereka jalan bareng sihhhh"

"Aaaa gw pengen jalan bareng Aldo"

"Dasar pelakor emang"

"Siapa sih tuh cewek yang jalan bareng sama Aldo?"

Semua murid yang melihat kejadian itu langsung membicarakan mereka berdua.

"Ohh damn! siapa cewek yang berani ngerebut cowok gw? Pake jalan bareng lagi. Mesti tuh anak caper sama bebeb Aldo" ucap salah satu kakak kelas di SMA Pramita Bangsa yang sejak awal menyukai Aldo diam-diam.

Finex yang mendengar banyak komentar dari semua murid langsung mengepalkan tangannya, serasa ingin membunuh mereka satu per satu.

"Bego! Nggak bisa bedain mana dihukum sama jalan bareng apa ya. Mulut apa serokan garam sih, gede amat dah." umpat Finex dalam hati.

"Siapin mntal sama batin lo de mendingan" ucap Aldo dengan pandangan yang masih lurus ke depan.

"Maksud lo?" ucap Finex bertanya kembali dengan ucapan Aldo.

"Noh liat banyak mata yang ngelihat lo barengan sama gw. Apalagi mulut-mulut mereka yang kayak panci bocor, nggak lama lagi lo juga bakal dihujat di akun sosmed lo" ucap Aldo sambil melirik Finex sekilas.

Finex tidak memperdulikan perkataan semua orang yang berbicara tanpa tau fakta.

Tiba-tiba pak Agung berhenti didepan tiang bendera sekolah.

"Stop!" ucap pak Agung membuat Aldo dan Finex berhenti.

"Apa sih pak? Katanya mau ke kantor guru?" ucap Aldo mengerutkan alisnya.

"Saya menghukum kalian berdua berdiri dibawah tiang bendera ini sampai istirahat nanti, bapak tidak akan mencatat nama kalian dibuku kasus." ucap pak Agung yang sedikit lebih tenang.

"Yaelah pak, mending dicatat dibuku kasus, masuk ruang guru biar bisa ngerasain AC pak. Lah disini udah panas disuruh berdiri lagi" ucap Aldo membantah.

"Sudah gak usah banyak koment kamu Aldo, liat itu Finex. Raut wajahnya biasa saja dengan hukuman bapak. Masa' kamu kalah sama Finex? Padahal dia perempuan" kata pak Agung membedakan Aldo dengan Finex.

"Pak, wajah saya dari lahir emang udah kayak gini. Mau seneng mau sedih keknya sama aja deh pak!" protes Finex menatap pak Agung dengan tatapan dingin

"Gak usah bantah lagi, cepat berdiri disana!" perintah pak Agung.

"Gara-gara lo gw jadi dihukum buat yang pertama kalinya" omel Finex nggak jelas.

"Harusnya sih lo bilang terimakasih sama gue, gue kan yang buat lo dihukum buat pertama kalinyaa.

'Bego, goblok, anjing, tai, tolol' umpat Finex dalam hati sambil menghela napas berat.

Bad Boy SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang