CURHATAN

24 10 1
                                    

DITELAN SAMUDERA
Husnul Mar'iyah
Bukan untuk sedetik...
Bukan untuk sehari....
Bukan untuk setahun...
Kabut itu memenuhi mataku
Menggerogoti bibirku
Hingga bungkam!
Seakan ini takdirku!
Karena mata yang buram
Karena bibir tak mampu mengucap aku ditelan samudera!

MENANTI TAMENG
Husnul Mar'iyah
Hari ini aku menangis...
Menanti harta yang kekal abadi
Sulit kucari di dunia ini
Sulit rasanya kedapatkan didunia ini!

Bukan uang, intan fan emas yang kucari..
Bukan pula sebuah rumah mewah yang kuinginkan!
Melainkan sahabat sejati
Harta kekal nan abadi

Aku bak tak bernyawa!
Terombang- ambing dalam kesepian
Terpuruk dalam kesendirian
Tenggelam dalam kesunyian

JATI DIRI
Husnul Mar'iyah
Waktu terus berjalan...
Namun kertas masih saja putih
Bersih tanpa setitik noda
Pertanda kekosongan ide

Aku bingung..
Begitu bingung
Hingga pikiran mulai tumpul
Meracuni jiwa dan raga

Dalam lelap aku bermimpi
Ditemui seroang malaikat
Malaikat penerang, pembawa ide
Memberi tanda sebuah ilusi

Disini kutumpahkan segala rasa
Lewat kata-kata yang tersusun indah
Yang tergores di secarik kertas
Tentang perasaanku!

Kini kutahu jati diriku
Menciptakan sebuah karya
Menggoreskan sebuah pena
Dengan sepercik perasaanku

SENDIRI
Husnul Mar'iyah
Membentang luasnya bumi
Maksud hati hidup abadi
Berjalan sendiri..
Sendiri, hanya sendiri

Mulut tertutup rapat
Impian digapai tiada sempat
Berkali-kali lipat...
Dihempas angin maut

Menari diatas luka
Berlari sembunyikan muka
Didalam mata
mengalir darah hina

Kapan?
Kapankah datang bantuan
Dimanakah teman
Yang ditelam rimbanya hutan!





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEUNTAI KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang