Seoul Hospital terlihat ramai, banyak orang berlalu-lalang disana entah itu mau menjenguk atau memang menunggu keluarga yang sakit.
Jeonghan memakirkan mobilnya diparkiran bawah. Namja cantik itu terlihat buru-buru, dengan cepat mengambil tas dan berkas-berkasnya lalu bergegas masuk lift. Maniknya bolak-balik mengecek jam tangan mahal dipergelangan tangannya.
"Astaga, 5 menit lagi. Ck, ayolahhh,"
Jeonghan merutuki dirinya sendiri saat bangun terlambat seperti ini. 5 menit tersisa untuk pemeriksaan wajib dengan pasiennya.
Tinggg...
Suara lift terbuka, Jeonghan melihat jam tanganya kembali, dengan buru-buru Jeonghan keluar, namun saat akan keluar ia tak begitu memperhatikan sekitar hingga ia menabrak seseorang.
Brukkk...
Berkasnya terjatuh, Jeonghan mengucap maaf berulang kali sembari merapikan berkasnya dibantu seorang namja korban tabrakannya.
"Maafkan aku, aku sedang terburu-buru," ucap Jeonghan.
"Ne. Tak apa-apa dokter Yoon, lain kali berhati-hatilah,"
Mendengar suara lembut itu Jeonghan mendongak langsung. Lalu meringis kecil saat melihat dokter Hong dihadapannya.
"Sekali lagi maaf, dokter Hong,"
Hong Jisoo tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya membantu Jeonghan untuk berdiri, uluran tangan itu disambut baik oleh Jeonghan.
"Ah. Maaf aku sedang terburu-buru, sampai jumpa, Dokter Hong,"
"Pangil aku Jisoo atau Joshua saja,"
Jeonghan mengrenyit bingung.
"Aku tak suka kalau terlalu formal,"Jeonghan menganguk mengerti dan memberi Jisoo senyum manisnya.
"Kalau begitu, panggil aku Jeonghan saja. Bye, Shua-ya,"Jisoo balas melambaikan tangannya, ia beranjak dengan senyuman dan kedua pipinya yang merona tatkala melihat senyum manis itu.
————————————————
Brakkk...
Pintu ruangan terbuka kasar, membuat seisi penghuni ruangan terlihat kaget dan mendecak kesal tatkala menemukan si pelaku.
"Yak! Jeonghan hyung, tak usah banting pintu bisa kan?! Haishhh kau hampir membuat gendang telingaku pecah," bentak Seungkwan, sedangkan si pelaku—Jeonghan—hanya meringis kecil dan bergegas menuju meja kerjanya.
"Mianhae, tadi aku benar-benar terlambat, jadi begitulah," apologinya sembari memilah lembaran daftar pasiennya hari ini.
"Aku tau, pasti tidurmu sangat nyenyak hingga kau malas bangun, dasar pemalas," ujar Jihoon, sekali lagi Jeonghan hanya tertawa kecil menyahutnya.
"Nah. Dah aku bertugas dulu,"
Jeonghan beranjak keluar, memasang senyum hangatnya tatkala berpapasan dengan orang-orang disekitarnya. Langkah kaki itu terhenti, berdiri di depan pintu bernomor 104, setelah mengetuk pintu, ia masuk kamar itu.
"Annyeong, Minji-ya? Apa kau merasa baik hari ini?" Sapa Jeonghan ramah pada Minji, gadis kecil penderita ganguan mental akibat kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan ayahnya, dan yang membuat hati Jeonghan lebih teriris lagi, Minji menderita gagal ginjal. Sekarang pihak rumah sakit sedang mencari pendonor untuk Minji. Jeonghan berharap pada Tuhan agar pendonor cepat datang.
Minji menatap berbinar pada Jeonghan. Ia menganguk sebagai jawaban. Ah, Jeonghan adalah orang yang paling dekat dengan Minji, karena Minji memiliki rasa trauma yang besar hingga ia merasa takut dengan orang asing. Selain Jeonghan ada juga Seungkwan dan Jisoo yang dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us || JiHan [Slow Update]
FanfictionJeonghan yang terlibat skandal tak mengenakan dirumah sakit dengan sosok direktur menyebalkan, lalu Joshua Hong dokter muda yang diam-diam mengagumi sosok Jeonghan. Demi dendamnya ditolak Jeonghan, direktur menyebalkan itu mengirim psikiater muda at...