03

475 61 28
                                    

Pagi telah tiba, Jeonghan telah bersiap dengan kopernya dan sebuah tas ransel kecil kesayangannya. Ia mengenakan kaos putih yang ukurannya sedikit kebesaran, lalu kemeja baby blue yang ia ikatkan pada pinggangnya, skinny jeans berwarna putih melekat pada kaki jenjangnya, sentuhan akhir, rambut panjang sebahunya yang berwarna pirang— hasil salonan kemarin—ia ikat mengunakan pita berwarna baby blue. Manis sekali.

Jeonghan turun kelantai dasar apartemennya, ia langsung masuk ke taxi yang sudah menunggunya.

"Langsung ke bandara Incheon, Ajusshi,"

"Baik, noona,"

Jeonghan tersenyum maklum. "Ah, maaf, tapi aku namja, Ajusshi,"

Ajusshi taxi membelalak, ia kemudian tertawa kikuk.
"Ah, maafkan saya,"

"Tak apa, hahaha sudah biasa, kok,"

————————————————

Setelah berjam-jam dalam penerbangan dari Korea Selatan, kini sampailah mereka dilapangan penerbangan Urk, mereka menunggu jemputan dari pihak tentara Korea Selatan.

"Asihhh...Jeonghan hyung, kenapa lama sekali sih jemputannya. Lama-lama berdiri disini bisa gosong kulitku," rengek Seungkwan, ia mengipas wajahnya menggunakan topinya. Seokmin menghela nafas, ia kembali menengguk mineralnya yang kini hanya tersisa seperempat botol saja.

"Em, kira-kira limabelas menit lagi, sabarlah Kwanie," Jeonghan kembali menatap jam tanggannya, ia menatap mereka kemudian mengela nafas.

"Dasar Kim Taehyung sialan!" Desisnya.

Sepuluh menit berlalu, selama itu pula suara rengekan Seungkwan mendominasi, disusul Chan, dan Soonyoung yang mulai ikut-ikutan, membuat Jeonghan dan Seokmin harus ekstra sabar.

"Huaaaaa...itu pesawatnya!" Lengkingan Jihoon memecahkan kehampaan disana, senyum-senyum mulai merekah diwajah lelah mereka satu persatu, terutama trio rengekkan.

Wusss...

Angin bersembus kencang, deru mesin pesawat membuat bising telinga.

Wussss...
Wussss...

Seketika itu juga, pita baby blue manis yang tadinya mengikat rambut pirang Jeonghan kini terbang entah kemana. Desisan mesin telah lenyap saat pesawat itu mendarat. Pintu belakang terbuka, menampakan tiga pria tampan berbadan tegap, mengenakan seragam kebanggaan tentara Korea Selatan. Jeonghan tak sadar mulai maju sedikit. Ia tarpaku pada sosok tampan itu. Matanya tak berkedip tatkala melihat sosok tegap nan berwibawa berjongkok dan mengambil pita baby blue miliknya.

Mereka bertiga berhenti tepat dihadapan Jeonghan dan dokter-dokter yang lain.

"Selamat siang. Apa kalian dokter dan psikiater dari Seoul?"

Seokmin menjawab cepat lantaran Jeonghan masih sibuk menatap wajah tampan yang hanya diam dari tadi.

"Ah, ne. Kami dari Seoul Hospital,"

"Ah, baiklah. Perkenalkan, aku Kim Mingyu, wakil kapten tim Alpha," ujar si tentara berkulit tan dengan tingginya yang menjulang. Ia tersenyum menampakan gigi taringnya yang panjang.

"Aku Choi Seungcheol. Kapten tim Alpha..." Seungcheol menatap mereka semua, rautnya begitu tegas. "Ah, dan kau nonna."—telunjuknya mengarah pada Jeonghan—"ini pitamu tadi jatuh," pita baby blue diulurkan, membuat Jeonghan tersentak kecil dan bangun dari lamuannya. Wajahnya cemberut seketika, ia mengambil pita itu ketus. Bayangan Seungcheol yang bersikap hangat padanya kini menguap seketika.

"Ah, terima kasih, Seungcheol-ssi," Seungcheol hanya menganguk singkat." Ah ya...dan aku namja, bukan yeoja, jangan memangilku nonna!" Ketus Jeonghan, Seungcheol sendiri, rautnya datar namun dibalik itu, ia menatap penuh rasa kerinduan pada sosok Jeonghan. Jeonghan pun begitu, ia merasa begitu familiar saat menatap Seungcheol, seperti ia pernah bahkan mungkin sering bertatapan dengan iris legam itu. Ia merasa tak asing dengan kehadiran Seungcheol, namun ingatannya tak mengizinkan menelisik lebih lanjut.

Between Us || JiHan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang