02

416 51 11
                                    

Seminggu berlalu sejak saat itu. Jeonghan tersenyum cerah saat dirinya keluar dari ruangan Minji, tabel perkembangan Minji berjalan sangat pesat, dan Jeonghan sangat bersyukur. Besok Minji akan segera menjalani operasi.

Ceklek...

Seungkwan menoleh pada Jeonghan yang tengah menutup pintu kembali.

"Eoh? Hyung? Kau dipanggil keruang direktur Kim,"

Jeonghan mengrenyit, menatap penuh tanya pada Seungkwan.
"Hah? Ada apa?"

"Entahlah," Seungkwan mengendikan bahu. Jeonghan merasa hatinya tak tenang.

----------------

Dan disinilah ia sekarang, berdiri gugup didepan ruangan direktur Kim. Ia mengetuk pintu, lantas masuk saat mendapat jawaban dari si empunya ruangan.

Jeonghan membungkuk hormat, ia lalu berdiri kikuk saat direktur Kim menatapnya intens.

"Dokter Yoon?"

"Ne, direktur Kim?"

"Yoon Jeonghan..."

Jeonghan mengrenyit, jujur saja sedikit emosi.
"Ne? Ada perlu apa ya direktur memangil saya kemari?"

"Hm...nanti malam kau tak ada shift kan?"

"A-ah...Ne,"

"Nah kebetulan sekali. Kudengar pasien Kim Minji mentalnya sudah sangat baik berkat kau, kan? Bagaimana jika kita rayakan saja,"

Jeonghan mengendus bau-bau modus disini. Ingin marah tapi masih ingat posisi. Ia hanya bisa tersenyum kikuk menghadapi tingkah direktur Kim Taehyung ini.

"A-ah ne, saya tidak ada sift malam,"

"Baiklah kutunggu jam 8 malam, diparkiran bawah,"

Jeonghan membeku, otaknya bekerja mencari alasan untuk menolak ajakan itu.

"Anu tapi dir--"

Taehyung menatap tajam Jeonghan. "Ah, apa kau sudah ada janji dengan dokter Hong, dokter Yoon?" Sinisnya dengan penekanan pada kata dokter Hong.

Jeonghan diam. Ia tak mungkin melibatkan Jisoo dalam masalah ini. Ia menghela nafas kecil.
"Baiklah, akan saya terima,"

Taehyung tersenyum puas.
"Bagus lah, kau boleh pergi, dokter Yoon,"

Setelah Jeonghan beranjak dan sosoknya hilang ditelan pintu. Taehyung menyeringai sadis.
"Aku mendapatkanmu sayang. Dan untuk kau dokter Hong, aku akan menugaskanmu jauh dari sini,"

----------------

Selang satu jam berlalu, ponsel Jeonghan bergetar, satu pesan masuk dari Joshua Hong. Jari lentik itu segera membukanya.

From : Joshua Hong

Temui aku diatap rumah sakit, sekarang.

Setelah membukanya, Jeonghan bergegas keatap rumah sakit. Setelah sampai, matanya mengedar, mencari sosok Jisoo. Gotcha! Ia menemukannya, dia terlihat lesu.

"Ada apa?" Jeonghan mendudukan diri disamping Jisoo.

"Aku...aku mendapat perjalanan dinas, kau tau? Aku ditempatkan di rumah sakit Jeju, sedangkan besok adalah jadwal operasi Minji. Sialan! Dasar direktur sialan!" Rutuk Jisoo panjang lebar. Jeonghan terkejut ia juga semakin emosi pada direktur Kim yang selalu semena-mena.

"Lalu kau berangkat kapan? Bagaimana dengan operasi Minji? Yak! Joshua Hong...jawab aku,"

"Hari ini jam 8 malam. Operasi Minji digantikan oleh dokter Hirai, si nenek sihir sialan itu, arghhhh aku benar-benar membencinya." Jisoo mengusak kasar surainya, ia kian menunduk dalam. Jeonghan nampak terpaku, pikiranya melayang jauh. Jeonghan khawatir akan dokter yang menangani operasi Minji besok. Pasalnya Minji baru pulih dan belum terlalu biasa dengan orang asing, Hirai Momo adalah dokter penganti untuk operasi Minji yang seharusnya Jisoo garap. Dokter yang kabarnya tak pernah serius saat melakukan operasi, dokter yang kabarnya sering gagal melakukan operasi, dan dokter yang mengejar cinta Hong Jisoo.

Between Us || JiHan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang