Assalamualaikum sahabat fillah. Kenalin nih, nama tauriyah saya @insaniyaah. Saya mencari filosofi kenapa harus di kenal dengan nama @insaniyaah.
Bermula saat saya bercita-cita menjadi penulis kece kayak akhwatuna. Nah, sempat saya mikir. Kira-kira nih bentuk tulisan saya apa ya? Penulis non-fiksi? Dih ngayal banget, penuh pertanggungjawaban besar noh di akhirat kelak. Data-data nya tak semudah mencari kutu di tumpukan beras raskin. Data kudu valid dan bisa di analisis untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Tapi tidak menutup kemungkinan saya akan terus menulis non-fiksi dalam bentuk hikmah perjalanan kehidupan saya. Saya posting non-fiksi hanya di IG dengan nama yang sama.
"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi, satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala" (Sayyid Quthb).
Nah, bener kan. Jangan asal main nulis dan ternyata di tiru oleh orang lain. Kalau iya tulisannya adalah kebenaran. Syukur Alhamdulillah. Mendapat dua pahala sekaligus.
Pertama, amar makruf. Kedua, diamalkan oleh orang lain. Wah yang kedua ini mah tidak akan ada matinya. Betul?
Ya, akhirnya. Saya memutuskan untuk membuat tulisan fiksi.
Terus kepikiran juga nih, lho fiksi? Tulisan kamu tujuannya buat apa? Curhat tapi berdalil kisah tidak nyata? Bullshit banget nyak.Wadaw berat juga nih. Saya mikir-mikir terus nih sampai Allah ngasih saya hidayah lewat surat cinta-Nya yang saya baca tiap hari walaupun cuma murojaah di kala sholat atau menyengaja untuk membacanya.
Berhentilah di terjemahan Q.S. Ali imron:104. Kita nih sebagai mukmin/mukminah diwajibkan amar makruf nahi mungkar. Ngena banget lah itu, sampai saya melting (baca:meleleh tingkat tinggi). Maka terjawablah sudah kalau saya nulis fiksi itu buat amar makruf nahi mungkar.
Terlebih saya ngerasa greget banget karena beberapa bulan lalu saya sempat stalking sama dunia orange yang menjadi wasilah saya menulis. Ternyata luar biasa ya banyak sekali penulis kece, baik itu tulisan spiritual, teenlit, romance, magic, dll. Paling gereget mah yang romance umum guys. Hehe. Genre yang paling banyak diminati itu ternyata tulisan (maaf) amburadul dan no moral menurut saya. Bahkan banyak juga yang sudah ada versi cetaknya. Kebayang dong, cerita nganu banyak di nikmati pencinta buku. Syerem kan.
Apalagi kalau berbau mature. Bisa-bisa nih gegara bacaan "sampah" otak frontalis yang Allah Swt kasih ngga berjalan sebagaimana mestinya. Padahal tuh otak depan punya fungsi buat menentukan keputusan.
Taruhlah misal, saya sebagai pengajar di dunia nyata saya. Pas anak-anak nanya, "ibu, hari ini pelajaran apa ya?". Nah, kalau tuh otak sudah rusak, kebayang jawaban si guru apa sahabat? " Gak tau?" ya masa. Bisa di bullyng atuh guru yang harua jadi tauladan itu. *tepok jidat.
Komo kalau yang rusak itu otak semacem pejabat atau yang megang kekuasaan. Rek kumaha atuh ieu nagara cik? * tepok jidat dua kali.
Saya teringat sebuah kutipan tapi lupa dari siapa. Kalau sahabat tahu mangga bisa menambahkan. katanya... "Dunia hancur bukan karena banyaknya kejahatan, melainkan karena orang baik memilih untuk diam" jleb banget kan.
Modal yang paling berharga dari sekian banyak alasan yang saya tulis di atas adalah berasal dari keyakinan kita, islam is my life. Maka segala aktivitas kita akan selalu melibatkan Allah dan juga apa yang diperintahkan-Nya melalui apa yang telah disampaikan kepada Rasulullah Saw., al-Qur'an.
Maka dari itu, tercetuslah dalam diri saya. Cieleh. Saya fokuskan tulisan saya menjadi 3 kata ajaib dan berputar-putar di kepala.
P. E. N. U. L. I. S.
F. I. K. S. I
I. D. E. O. L. O. G. I. S
Ehem. Aamiin yra.
Jadi gitu teman-teman. Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya (Q.S Adz-Dzariyat:56) ini jadi pedoman saya.
Tercetus lah nama @insaniyaah karena sesuai Sabda Rasulullah Saw. "Khayrunnaas Anfauhum Linnaas". Semoga menjadi doa, saya menjadi sebaik-baik manusia karena bermanfaat bagi orang lain terutama untuk berbagi cerita bagaimana islam memuliakan manusia, kayak kita. Iya ngga, iya ngga?
Satu bagian terpenting lagi saat menulis itu seperti yang pernah di ucapkan oleh Sayyidina Ali Ibn Abu Thalib " Ilmu itu buruan, dan menulis adalah ikatannya". Betul banget, terutama ya kelemahan saya sih di ingatan, mirip-mirip shorterm memory lost gitu kayak Dori di film animasi tu. Hahaha. Semoga ini jadi wasilah amal saya ya nanti pas hari penghisaban. Aamiin.
Nah, ini adalah cerita kedua saya sahabat di dunia orange ini. Cerita sebelah sih sebenarnya belum selesai karena mandeg dan males bikin alur ceritanya. Terlebih karena saya membuat cerita sebelah itu pakai sudut pandang orang pertama. Hihiy. Tapi saya berkeyakinan kalau bikin cerita fresh akan memberikan inspirasi buat cerita yang lama. Semoga teman2 bisa mengambil manfaat duani akhirat ya.
Barakallahu fikum
Jangan lupa jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak, Mengapa Aku Berbeda?
SpiritualAkhlak memang penting di amalkan untuk menghiasi perbuatan. Tapi tidak berguna jika pilar pertama nya rusak. Apa itu? A.Q.I.D.A.H Kisah 5 orang perempuan yang tinggal dalam satu atap mengaruskan perempuan tertua berbagi hati untuk yang lainnya. Bel...