Prolog

100 7 0
                                    

"yah aku gak mau ditinggal yah.."

"yah, disini gelap yah.."

"ayah...."

"maafin aku yah.."

Brukk..

Dan semua berubah menjadi gelap. Langit tak pernah tau alasan apa yang mendasari hingga rasa benci tercipta begitu hebat untuknya, yang ia tau hanya dulu ia sudah melakukan kesalahan fatal sehingga membuat ayah membencinya dan bisa saja sampai seumur hidupnya. Hati kecil Langit berkata bahwa ini bukanlah salahnya, ini hanya permainan takdir yang memang sedang terjadi pada hidup Langit. Namanya langit, tapi untuk sekedar menatap langit dengan bahagia pun ia tidak bisa.

Hanya satu impian Langit, bisa menatap wajah ayah nya dengan bahagia. Ya, hanya itu. Karena semenjak Langit lahir pun raut wajah Ayah nya tak pernah berubah, tetap kejam dan menyiksa. Apapun akan dilakukan Langit asal Ayah bisa bahagia, asal Langit bisa melihat senyum Ayah, asal Langit bisa merasakan usapan halus dikepala. Langit sangat menginginkan itu tapi nyatanya untuk sekedar mencium tangan sebelum berangkat sekolah pun ayah tak pernah sudi memberikan tangannya. Langit masih merasa beruntung, karena sebenci-bencinya Ayah padanya, Ayah masih memberikan sedikit uangnya untuk biaya Langit bersekolah hingga SMA ini dan masih memberi ijin untuk Langit menumpang hidup dirumah yang besar ini. Dan itu yang membuat Langit masih yakin bahwa Ayah sebenarnya menyanyanginya.

LANGIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang