bab 3

28 3 0
                                    

Almira sudah bersiap untuk menemani Verel membeli HP baru. tapi lagi-lagi bibinya menghalanginya.

"mau kemana?" tanya bibinya dengan sinis

"ad tugas kerja kelompok" Almira akan berjalan melewati bibinya tapi bibinya menahan tanganya.

"awas aja kalau pulang melebihi jam 9. masih banyak piring cucian disini. bibi ingetin lagi kalau tinggal disini itu nggak gratis" bibi melepaskan cengkramannya pada tangan Almira. dan Almira lalu pergi meninggalkannya.

*****

setelah membeli HP baru, Almira dan Verel duduk di bangku taman. Almira sedang memberi tau Verel bagaimana cara mengoperasikan HP barunya itu.

"gue udah masukin nomer gue disini. jadi kalau lo masih bingung telepon aja gue" Almira memberi tau Verel.

"lo ngeremehin gue ya?" Verel mengambil HP barunya dari tangan Almira.

"gue sih udah langsung bisa kalau kayak gini" lanjut Verel.

"punya HP baru aja sok banget"

"ajarin gue whats, whats apa itu?" Verel masih serius mengotak-atik HPnya.

"whatsapp maksud lo?" Verel mengangguk setuju dengan kata Almira. "telpon aja belum bisa, minta diajarin whatsapp" Almira menggerutu dengan kesal.

Tapi Almira lupa kalau dia harus pulang pukul 9 malam. dia melihatjam di HPnya ternyata sudah pukul 10 malam.

Almira langsung beranjak untuk pergi. Verel juga terkejut kenapa Almira langsung berlari meniggalkannya. Tapi untung saja rumah Almira tidak terlalu jauh dari situ.

"ALMIRA! KENAPA LARI?!" Verel berusaha menyusul Almira yang berlari.

"sekarang udah lebih dari jam 9 malam. bibi gue bisa marah!" Almira terus berlari diikuti Verel.

akhirnya dia sampai dirumahnya.

"mendingan lo pulang aja deh sekarang" Amira mendorong Verel untuk segera pergi.

tapi verel sama sekali belum beranjak dan tetap didekat rumah Almira. sementara bibi Almira sudah menunggu didepan pintu rumahnya.

"tau sekarang jam berapa?" bibinya itu kembali berkata sinis.

"tugasnya tadi banyak. jadi perlu waktu lama buat nyelesain" Almira menjawab dengan menunduk.

"kebanyak alasan!" bibinya menampar tepat di pipi Almira.

dia tampak meringis kesakitan sambil memegangi pipinya itu. Verel tampak memperhatikan kejadian itu dari jauh.

saat bibi Almira akan memukulnya lagu, Verel terlihat mengepalkan tangannya. dan bibi Almira tampak merasa kesakitan ditangannya.

karena itu memang kekuatan malaikat pelindung untuk melindungi manusia.

"kenapa bisa terasa sangat nyeri!" bibi Almira memegangi lengannya dan masuk kerumah. sementara Almira terlihat masih memegangi pipinya yang sekarang menjadi kemerahan dan mengikuti bibinya masuk kerumahnya.

*****

verel sudah pulang kerumahnya. rumahnya cukuo besar dan mewah. rumah itu bergaya klasik dengan beberapa ukiran dan lukisan mewah didalamnya.

so that I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang