Part 7

60.6K 3.8K 68
                                    

Hai, aku balik lagi nih sama kelanjutan ceritanya Seruni sama MasDar wkwkwk. Maaf ya kalau ceritanya absurd dan pendek, aku gak bisa buat manjangin lagi. Karena dari awal aku selalu nulis panjangnya segini susah buat nambahinnya lagi. Jadi selamat menikmati~

Author POV

Langit pagi ini turun hujan, walaupun rintik hawa dinginnya tetap menusuk hingga ketulang. Namun, sama sekali tak dapat membuat Seruni beranjak dari balkon kamarnya. Memandangi rintik-rintik hujan yang turun dan sesekali bermain dengan rintik-rintik hujan tersebut.

"Apakah keputusan yang aku ambil ini sudah benar?" gumam Seruni seolah bertanya kepada rintik hujan. Pandangan mata Seruni menerawang jauh, kembali teringat percakapannya dengan calon suami yang bernama jadul-nya.

Flashback On

Seruni dan Darsono duduk berdua didepan rumah Seruni, memperhatikan langit malam yang saat itu sepi tak ada bintang, menandakan bahwa langit malam sedang tidak cerah.

"Apa alasan Bapak meminang saya?" tanya Seruni dengan pandangan matanya yang tetap lurus kedepan.

"Bukankah sejak awal sudah aku katakana bahwa aku tertarik denganmu?" Darsono menjawab pertanyaan Seruni dengan pertanyaan yang mengingatkan gadis itu akan kejadian beberapa waktu lalu di taman.

"Hanya karena tertarik? Kalau hanya didasarkan dengan ketertarikan pasti anda sudah menikah dengan wanita sebelum saya yang mungkin menarik hati anda," balas Seruni sedikit jengkel.

Seruni mengerutkan dahinya begitu mendengar kekehan pelan yang keluar dari dosen muda disampingnya, "apa aku terlihat seperti laki-laki hidung belang?" Darsono menoleh kearah Seruni dengan tatapan datarnya, sedangkan Seruni hanya mengangkat bahunya tak perduli.

"Siapa yang tahu, saya mengenal Bapak saja baru."

"Untuk sebuah hubungan tak perlu pengenalan yang lama jika pengenalan yang sebentar saja sudah dapat saling memahami kenapa harus berlama-lama. Lagi pula yang lama belum tentu menjanjikan."

Seruni diam merenungkan perkataan Drasono yang memang ada benarnya, jantung Seruni sendiri sudah jumpalitan tak tentu arah sejak tadi. Berada di dekat dosennya itu membuat Seruni menderita penyakit jantung yang dapat mengancam kesehatan raganya.

"Jangan pernah kamu berfikir bahwa saya hanya bermain-main, saya serius dengan hubungan ini. Saya serius ingin memiliki khalifah-khalifah yang soleh dan soleha dari kamu sebagai Uminya," Darsono kembali bersuara karena melihat sikap Seruni yang diam memikirkan perkataan demi perkataan yang disampaikannya.

"Saya juga tak pernah berfikir untuk menjadi janda di usia muda hanya karena kekonyolan yang tak berarti serta saya hanya ingin memberitahu anda bahwa saya anti poligami!" seru Seruni.

Darsono tersenyum mendengar seruan Seruni barusan, "tenang, satu saja belum tentu habis kok hahaha..."

Tawa Darsono membahana ditambah lagi muka Seruni yang sudah memerah bak kepiting rebus. "Oh ya, cobalah mulai sekarang untuk menghilangkan bahasa formal jika bicara denganku."

Seruni mengangguk tanda setuju dengan usul Darsono barusan. "Satu lagi, saat memanggilku jangan menggunakan embel-embel Pak. Memangnya aku Bapakmu apa," tambah Darsono dengan mukanya yang sedikit kesal. Darsono merasa dia sangat tua saat Seruni memanggilnya Pak atau Bapak.

Seruni mendelik saat mendengar perkataan calon misuanya itu, "Iya Mas Dar hihihi..." Seruni terkikik geli karena panggilan barunya untuk Darsono. Sedangkan Darsono secara refleks mengusap-usap rambut Seruni pelan.

 Flashback Off

Seruni masih asik memandangi langit mendung, beberapa saat yang lalu rintik hujan telah berhenti. Berganti dengan mentari yang akan muncul menghangatkan bumi. Seruni sesekali tersenyum kecil, merasakan ada yang aneh pada detak jantungnya setiap mengingat dosen ganteng yang akan menjadi calon misuanya itu.

Mas Darsono?! (Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang