Author POV
Riko sang adik dari Adel terheran heran setelah melihat sang kakak yang tersenyum sendiri sambil duduk di dekat pos satpam, pasalnya menurutnya itu adalah suatu hal yang jarang terjadi mengingat sebegitu seringnya sang kakak yang memasang wajah juteknya.
"Tin..tin..tin.. Ayok kak buru!, jangan senyam-senyum mulu lo! Ntar dikira orang jebolan RSJ tau rasa lo!" Adel yang mendengar klakson mobil dan teriakan dari sang adik pun segera sadar dan memasang wajah senormal mungkin agar tidak dicurigai sang adik.
"Astagah kucrit, ngagetin aja lo! udah buru ayok jalan"
"Etdah, kenapa nih kakak gue yang paling cuantik sedunia, tumben banget senyum kek tadi, sering-sering napa? Kan kakak gue kalok senyum cantiknya jadi ngalahin bidadari.." Riko sang Adik mencoba untuk menggoda sang kakak yang tingkahnya tidak seperti biasanya itu.
"Nggak papa adeknya kakak, senyum itu kan ibadah, emang nggak boleh?" Adel menjawab pertanyaan sang adik tanpa melihat sang adik disampingnya yang sedang mengemudi.
"Boleh sih, udahlah gue nggak mau ngurusin lo lagi. Kesel gue kalok nanya sama lo, pasti ada aja ngeles nya" Pasrah Riko untuk menggali cerita dari sang kakak karna mau tanya bagaimanapun pasti sang kakak tidak akan menceritakannya kecuali dia memang ingin menceritakannya sendiri.
di perjalanan pulang suasana mobil menjadi hening, sang penghuni sibuk melakukan kegiatannnya masing - masing yang sebenarnya sangat unfaedah. Sang kakak hanya melamun memperhatikan setiap sudut kota lewat kaca jendela mobil, disampingnya ada sang adik yang tengah fokus menyetir dan memperhatikan jalanan sambil memikirkan beberapa dugaan penyebab sang kakak senyam - senyum.
Waktu perjalanan pulang hanya dihabiskan dengan kegiatan unfaedah tadi. Kini sang penghuni mobil telah turun dan berjalan memasuki rumah tercintanya.
"Eh kakak sama adek udah pulang, sana ganti baju terus turun buat makan siang" suara sang mama telah menyapa indra telinga ketika mereka memasuki ruang tamu. "Iya ma, kita udah pulang, kakak capek tauk nggak ma nungguin adek lama banget yang katanya tadi cuma ngumpulin tugas sebentar ke kantor" ternyata Adel juga suka mengadu yah readers.
"enggak ma, adek nggak lama ngumpul tugasnya, cuma bentar banget. Tadi adek lama gara - gara nungguin kucing beranak di samping parkiran mobil, suwer deh ma" balas Riko yang tidak terima karena di adukan mama oleh sang kakak.
"Udah, udah.. gitu aja pada nggak mau ngalah. buat kakak, sabar ya kak nungguin adeknya. Buat adek, lain kali jangan bikin kakak nunggu kelamaan, kasihan kakaknya udah banyak tugas masak harus nungguin adek lama juga." Seperti biasa mama emang paling the best dalam menghadapi sepasang kakak beradik itu.
"Iya ma" Riko menghela nafas dan lekas pergi meninggalkan ruang tamu menuju ke kamarnya. Sedangkan Adel dia bersorak kegirangan dalam hati karna akhirnya sang mama berada dipihaknya.
Adel POV
akhirnya gue bisa menang juga dari tuh kucrit
Batin gue sambil berteriak girang dalam hati.
yah wajar saja, siapa yang tidak senang ketika seorang kakak yang biasanya harus mengalah dari sang adik, kini berganti sebaliknya. Pasti banyak kan yang merasa seperti itu."Ma, kakak mau kekamar dulu ya, mau mandi sekalian ganti baju" ujar gue sembari berjalan menjauhi ruang tamu
setelah gue udah bersih dan wangi, gue buru-buru turun kebawah menuju meja makan dan tadaa, disana udah ada kucrit adek gue dan mama yang udah duduk dikursinya masing-masing.
"udah biasa aja ngeliatinnya dasar kucrit" ucap gue ketika gue menyadari tatapan riko tidak biasa saja.
"udah biasa ini elah," riko malah semakin membuat matanya agar terlihat lebih melotot.
Makan siang berjalan seperti biasanya, menikmati makanan yang telah disiapkan dimeja makan dengan 3 orang penikmat hidangan, karena sang kepala keluarga tengah bekerja.
Author POV
Sementara ditempat lain, disana ada seorang cowok yang tengah menikmati makan siangnya sendirian tanpa ditemani seorangpun, yah itu memang sudah menjadi kebiasaannya semenjak dia memutuskan untuk tinggal sendiri diapartemen nya. Dia mencoba untuk hidup mandiri yang katanya untuk bekal dikemudian hari. Dia tidak ingin terlalu bergantung dengan fasilitas yang telah diberikan oleh keluarganya. Memang, dia masih menggunakan barang-barang pemberian orang tua nya, namun dia ingin mencoba mengurus dirinya sendiri tanpa dibantu ibu maupun pembantunya.
Setelah makan siang dia memutuskan untuk mandi dan mengganti baju sragamnya kemudian dia duduk dibangku balkon depan kamarnya dan menikmati semilir angin siang yang rasanya lebih sejuk dari biasanya. Seketika pikirannya melayang jauh entah kemana, yang tiba tiba muncul bayangan seorang siswi perempuan yang sedang tersenyum menatap para sahabatnya saat berjalan menuju pintu gerbang sekolah.
"astaghfirullah, sadar ngga sadar.. diagama lo dilarang membayangkan cewek secara berlebihan. Eh tapi nggak papa sih, kan cuma bayangin senyumnya aja enggak sampek bayangin yang enggak enggak" ucap dava yang sedang bermonolog sendiri.
disaat dava sedang menikmati acara melamunnya, dia dikejutkan dengan suara krompyang yang dia kira sebagai suara kucing dan tidak disangka ternyata itu adalah suara yang terjadi akibat ulah sesosok dino saurus yang menjatuhkan kaca dikamar dava.
"Astaga! woy dino, ngapain lo dikamar gue? sejak kapan lo nyampek kesini? Kenapa lo nggak bilang kalok mau main kerumah gue? Dan kenapa kaca gue bisa pecah jadi beribu keping gini? Entar gue ngacanya pake ap...?" sebelum dava menyelesaika n kalimat tanyanya yang seperti rel kereta, dava diberhentikan oleh dino yang sudah sadar akan tindakannya.
"Pelan pelan kenapa dav? gue bingung mau jawab yang mana dulu. eh tapi sebelum gue jawab pertanyaan lo, gue mau tanya dulu sama lo. pertama, angga itu siapa? kedua, cewek yang dibayangin si angga angga itu siapa?" dino balik memberikan rentetan pertanyaan untuk dava.
"Oke, gue jawab tapi ntar gantian lo yang jawab pertanyaan gue. pertama, angga itu gue, gue kalok dirumah suka dipanggil angga, hanya orang orang terdekat yang manggil gue pake nama angga. kedua, cewek yang gue bayangin itu sama sekali bukan urusan lo, jadi jangan kepo atau diem diem nyari tahu. Jelas?"
"oke gue jelas angga. dan setelah gue mendengar jawaban dari lo, gue putuskan untuk tidak memberi jawaban atas pertanyaan lo tadi" jawab dino enteng sambil menyengir tak berdosa.
"Resek lu ya. Udah ngganggu acara melamun gue, mecahin kaca gue pula, cepet jawab elah, nggak usah nyengir gitu,geli gue ngeliatnya"
"Astaga abang, santai, slow, calm down babe. gue cuma bercanda kali. gue nyampek sini udah dari tadi sejak lo keluar ke balkon dan gue tadi nggak ngabarin lo dulu karna emang mau ngagetin lo. Dan tentang kenapa kaca ini bisa pecah, itu karna gue tadi nggak sengaja nyenggol nih kaca. Lagian siapa suruh naruh kaca di gantungin didinding, buat orang yang mau merayap kek gue ini kan jadi kesusahan"
dava yang mendengar jawaban dari dino pun merasa sedikit geram. bagaimana tidak, disaat situasi serius seperti ini dia masih bisa bercanda walaupun candaannya sedikit garing. Tapi mau bagaimana lagi, dino adalah salah satu temannya disini yang sedang merangkak menjadi sahabat dekat dava.
kalau difikir fikir sih, sebenarnya ini hanya masalah yang sepele dan tidak terlalu serius, kalau urusan kaca mah enteng ibarat pecah satu ganti seribu. tapi mungkin dava membuat masalah ini menjadi serius karna dia ketahuan sedang membayangkan seorang siswi yang tadi dilihatnya disekolah. yah wajar saja dava merasa seperti itu, karna ini adalah pertama kalinya fikiran dava tersita oleh seorang cewek, bisa dibilang nih cewek termasuk cewek beruntung gaes. jarang banget ada cewek yang bisa nyangkut difikiran seorang dava airlangga, mungkin karna spesies cewek yang satu ini dirasa beda oleh dava, atau bisa jadi dia termasuk cewek yang unik dan bisa membuat dava semakin penasaran akan sifatnya.
.
.
.
.
.~~☆☆~~☆☆~~☆☆~~☆☆~~☆☆~~☆☆~~
.
.
to be continue
.
@koomaapkan author yang kelamaan ngupdatenya.
tunggu kelanjutan ceritanya yah 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
never ending
Short Storyhanya cerita klise yang sering dialami para remaja SMA . . ~@koo