AuthorPembicaraan yang baru saja di dengar Lia masih sangat terngiang ngiang di kepalanya.
Baim tidak menyukai nya Baim memiliki wanita lain.
Lia masih belum bisa menerima semuanya.
Lia memang gadis yang tomboy dan cuek tapi kalo udah bawa bawa hati ya buyar semua pertahanannya, kristal kristal jatuh dari pelupuk matanya menandakan kalo dia terlalu sakit untuk menahannya
"Maafin gua ya? karena gua nanya kaya gtu ke Baim lu jadi tau yang sebenernya" ucap seorang lelaki dari bangku sebelah Lia yang kosong
"Irvan? ngapain lu disini?" Lia menghapus air matanya gamau ada yang tau kalo dia habis nangis
"Udah lah lu gausah nutupin kalo lu itu rapuh gua bakal tetep suka ko sama lu walaupun mata lu sembab kaya gtu" Irvan mencoba menghibur Lia dengan cengiran di ujung kalimatnya
"Apaan si lu" Lia mencoba menahan tawa nya agar tak pecah
"Ketawa mah ketawa aja" ledek Irvan sambil menyenggol lengan Lia
"Ehh jangan ngelunjak ya" ancam Lia melotot
"Eh iya iya maap maap,hehe" makin lama makin banyak tawa dan canda di antara pembicaraan mereka.
Tapi tetap saja namanya juga Lia, dia ga akan berubah fikiran untuk memberi hatinya untuk Irvan
Masih saja nama Baim yang ada di hatinya
"Waduh bakal jadi dilan sama milea beneran nih" ucap seseorang dari arah luar kelas 11 Ips 2 (kelas Irvan&Lia)
"Iya dong Ghan" jawab Irvan kepada Ghani yang sedang memperhatikan mereka dari luar jendela kelas sambil merangkul Lia
"Apa apaan si" Lia melepaskan rangkulan Irvan dengan muka kesal
"Yahh jangan ditekuk dong muka nya, gara gara lu nih ghan!" Irvan menyalahkan Ghani terhadap sikap Lia sekarang
"Kok gua si?"
"Ya lu seharusnya tadi ga dateng, kalo lu ga dateng gua sama Lia bisa jadi dilan sama milea beneran!"
mendengar pernyataan Irvan, Lia langsung bangun dari tempat duduknya yang berada di sebelah Irvan menuju ke luar kelas
"Li, mau kemana?" tidak ada jawaban dari orang yang dipanggil
"Li tunggu donggg!" Irvan berusaha mensejajarkan posisi nya dengan Lia
"Kok gua jadi ditinggalin si van?" teriak Ghani dari tempatnya berdiri.
Irvan cuman mengacungkan jari tengah nya ke arah Ghani
"Apa salah gua coba?" Ghani meratapi nasibnya
~~~~
'Buk'Seorang cowo menabrak Lia dan membuat Lia hampir terjatuh namun segera di tangkap oleh cowo tersebut
"Sorry im" Lia melepaskan badannya dari pegangan Baim, terjadi sedikit kecanggungan antara Lia dan Baim setelah aksi tangkap menangkap itu
"Eumm sorry Li, gua tadi buru buru dan ga liat klo lu juga mau lewat. Maaf ya" setelah mengucapkan kata 'maaf ya' Baim pergi meninggalkan Lia yang sedang ingin membuka mulut untuk bilang 'iya gpp'
"Lu gpp li? kan kata gua juga apa tungguin gua!" Irvan datang entah dari mana
"Ah berisik lu!" Lia langsung meninggalkannya
"Nasib nasib, ditinggalin terus" melihat nasibnya yang buruk Irvan hanya bisa mengurut dada
Baim POV
trtttt trtttt (bunyi ponsel Baim)notifikasi pesan dari 'janet❤' muncul di layar ponselnya
"Janet" ucap gua dalam keadaan tersenyum senang
via pesan:
Janet❤ : hy El, Sabtu besok aku sampe di Jakarta, aku harap kamu bisa jemput aku di bandara ya❤Me : oke sayang❤, kabarin aku ya kamu landing jam berapa
Janet❤ : iya sayang nnti aku kabarin❤
Me : see you, aku gasabar mau ketemu kamu❤❤
Janet❤ : me to, i love you😘❤
Me : love you to sayang❤😘
"Janet come back, gua harus kasih kejutan ke dia, gua harus pulang sekarang dan nyiapin semuanya. Gua harus buru buru"
saat gua lagi jalan buru buru buat pulang gua ga sengaja nabrak Lia untung aja gua bisa nangkep dia biar dia ga jatoh, gua mau ngobrol banyak sama dia tapi di belakang dia ada Irvan gua gamau Irvan salah paham dan rebut Janet dari gua, apalagi Janet bakal balik ke Jakarta, so gua cuman minta maaf ke Lia tanpa ngedenger jawaban dari dia
Saya cuman orang yang suka buat cerita sesuai khayalan saya, jadi jika kalian menyukai saya akan sangat bersyukur, dan berterimakasih❤❤
Jgn lupa tinggalkan jejak gaes✌♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Acak"Luka yang kau buat terlalu besar, jadi tidak cukup jika kau obati hanya dengan kata maaf" ~Brigitha Naurelia "Luka yang kau berikan kemarin belum cukup kering namun kau sudah memberikan ku luka lagi" ~Janetta Aqwilla "Jika dengan melukai ku bisa m...