Hal-hal yang baru saja kau baca itu bukan pengalamanku sendiri. Semuanya cerita-cerita yang disampaikan oleh orang-orang di Malnet dan sekitarnya. Beberapa juga kudapat dari ibuku yang menghabiskan masa kecilnya di Malnet, sedangkan aku hanya menuliskannya ulang untuk kalian baca.
Aku pindah ke Malnet belum lama. Dan meski rumah masa kecil ibuku berdekatan dengan laut, belum pernah kusaksikan secara langsung bagaimana air lautnya berubah merah.
Berdasarkan semua cerita yang sudah kutulis ulang, yang memicu munjulnya bebayang merah pada gelombang laut Malnet adalah kejadian buruk, kematian, dan perpisahan saja. Kebahagiaan takkan membuat air laut itu meradang. Dan sebab aku tidak lahir dan hidup di Malnet sepanjang 21 tahun hidupku, tak seperti pada penduduk asli Malnet,
Aku mengharapkan malapetaka hadir sesegera mungkin,
Agar aku dapat melihat bulir-bulir merah di air itu nampak sebagai pertanda dan sebagai pengingat atas perkabungan saat langit senja mengamuk dengan warna yang serupa.
Tentunya segala malapetaka itu telah terjadi untuk puluhan, bahkan ratusan tahun lamanya. Di zaman kehancuran ini, zaman saat apokalips bisa datang kapan saja,
Apa yang akan terjadi pada Malnet, ya, bila seluruh permukaan air lautnya berubah merah?
Aku masih punya banyak cerita untukmu, kuharap kau masih sudi membacanya.
***
YOU ARE READING
Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali
Short StoryLaut menyimpan banyak rahasia, begitu juga setiap tempat di sekitarnya. Angin dingin yang menderu dari laut saat malam akan membisikkan kisah-kisah pilu dari tiap sudut kota Malnet di pinggir laut--laut yang kerap memunculkan semburat bayang-bayang...