Pertemuan Hanya Untuk Ayam Bakar

1.5K 27 4
                                    

Pertemuan untuk mengatakan Ayam Bakar

Tania melihat Athalas duduk sendiri di kantin saat jam pelajaran keempat, Tania sengaja izin ke toilet untuk mencari Athalas. Tania mendekati Athalas dan duduk didepannya.

"Nihh" Tania menyerahkan kaleng minuman bersoda kepada Athalas yang sesekali meringis kesakitan karena ujung bibirnya berdarah. Athalas meraih minuman itu, lalu menatap Tania.

"Pasti sakit ya?" tanya Tania. Athalas tertawa kecil, lalu menggeleng.

"Pukulan orang songong itu gak seberapa Tan" sahut Athalas. Tania mengeluarkan tisu dari sakunya dan menghilangkan darah yang ada diujung mulut Athalas.

"Jangan baper! Gue kayak gini karena gue gak mau punya utang budi sama lo. Gue gak mau suatu hari nanti gue harus ngelakuin sesuatu buat lo karena gue ngutang sama lo" kata Tania yang sibuk mengusap darah Athalas.

"Iya, siapa juga yang baper." Sahut Athalas.

"Oh ya, lo dulu temenan ya sama Gani?" tanya Tania

"Yang dulu dulu gak usah diomongin, lo tadi denger kata Gani?"

"Yang mana?" tanya Tania.

"Enggak, lupain aja. Yaudah gue mau ke kelas, dari tadi gue gak ikut belajar" kata Athalas yang sudah berdiri dan beranjak menuju kelas.

"Al" seru Tania pada Athalas yang memang dipanggil Al oleh teman-temannya.

Al menoleh, "Makasihh" ucap Tania. Al tersenyum dan mengedipkan mata kanannya.

"Deggg" Tania langsung menggelengkan kepalanya.

"Sejak kapan Tania baperan kayak gini" ujarnya

JJJ

"Kenapa bisa ribut sih tadi?" tanya Iren yang memerhatikan Tania yang masih murung.

"Lagian si Gani nyebelin, orang gue asik ngobrol sama feby dianya ngomen mulu" sahut Tania.

"Tan!! Urusin gue sekarang!! Gue harus gimana? Si Azka nunggu gue nanti gimana!!!" seru Feby, Iren mengerutkan alisnya.

"Kenapa emang?" tanya Iren

"Ini ren, baca deh. Nih orang udah gak waras ngerjain temen kayak gini" protes Feby. Tania tertawa kecil sambil mengejek Feby, Feby bersiap meluncurkan pukulannya, tapi Tania berhasil menghindar. Iren membaca pesan tersebut dan tertawa.

"Lah lo ko ketawa sih Ren! Ini gue serius ya!! Gue harus gimana?"

Iren berfikir dengan mengerucutkan mulutnya sesekali, "Ikutin saran Tania aja, gue ikut kok kesana"

Feby memutar kedua bola matanya, "Kalian berdua emang sama aja yak."

Iren dan Tania melakukan hi 5 andalan mereka, "Jadi gimana nih By? Mau dateng kesana, atau gak dateng terus lo jadi di cap cewek yang sok jual mahal, terus si Azka gak mau lagi deh ngeladenin lo, bahkan dia unfoll lo, terus blokir nomor WA lo, terus—" Feby langsung menyahut.

"Oke, gue kesana! Tapi janji temenin gue ya? Plisss!!" Iren dan Feby mengangguk.

"Btw tadi lo ngapain keluar lama banget Tan?" tanya Iren

"Kalian tau gak? What the hell!!! Si Al ngedipin matanya ke gue!!"

"Terus lo suka sama Al ceritanya? Terus lo lupain Jovan gitu aja!" tanya Feby heboh.

"Mulut lo By!!!!" seru Tania yang geregetan dengan Feby, bisa-bisanya di kantin heboh seperti itu.

"Lah terus lo baper?" timpal Iren

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika 17 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang