Pertama

4.9K 659 91
                                    

Pemuda itu terbangun ketika merasakan sinar matahari menyinari matanya melalui celah tirai jendela. Perlahan ia membuka kedua matanya, berniat merentangkan kedua tangannya, namun tertahan. Sesuatu sedang menahan kedua tangannya, membuat si pemuda refleks membuka kedua matanya dengan lebar.

Kim Taehyung, nama pemuda yang saat ini sedang berusaha mengingat apa yang sedang terjadi pada dirinya. Seolah sudah mengalami kejadian seperti ini berulang kali, ia hanya menghela nafas.

"Tidak lagi..." Desisnya.

Taehyung berusaha menarik kedua tangannya, namun berkali-kali tergagalkan karena terdapat dua objek manusia yang sedang semakin merapat kepadanya.

Tangan kanannya dipakai sebagai bantal untuk seorang gadis berambut pirang pendek sebahu. Sementara tangan kirinya ditindih oleh tubuh langsing gadis berambut hitam panjang yang Taehyung yakini sengaja meletakkan tangan Taehyung di pinggangnya, dengan kepala yang disandarkan diatas dada Taehyung.

Sejujurnya ini bukanlah hal yang akan membuat Taehyung terkejut. Bukan sesuatu yang baru baginya. Bahkan mungkin hampir menjadi rutinitas paginya. Dan Taehyung sudah terbiasa untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan berikutnya.

Ia menghela nafasnya sebelum memulai panggilannya.

"Kalian-- bangun!" Katanya sambil menggerakkan kedua tangannya dengan paksa.

Di sisi kanan, sang gadis berambut pirang perlahan bergerak dan terbangun, membuka kedua matanya dan tersenyum.

"Taetae, selamat pagi!" Sapanya.

Ia tersenyum, hingga kedua matanya menyipit seolah menghilang. Sangat manis, membuat Taehyung harus buru-buru mengalihkan pandangan matanya keatas sebelum ia benar-benar merona merah.

"U-Ugh, pagi. Bisa kamu menyingkir, Jim? Tanganku kebas."

Jimin, atau Park Jimin, itulah namanya. Gadis bertubuh pendek dengan senyuman termanis sepanjang masa. Rambutnya dicat pirang dengan potongan pendek sebahu tanpa poni. Bukannya bangun, Jimin malah membalikkan tubuhnya dengan posisi tengkurap menghadap Taehyung.

"Jim, minggir. Aku harus bangun."

Tapi Jimin tidak bergeming. Saat Taehyung sedang berusaha membuat Jimin menyingkir, pergerakan di sisi kirinya terjadi. Gadis sebelahnya mengerang pelan.

"Oppa, pagi." Sapanya pelan sambil mengucek matanya. "Cium?"

Mata Taehyung melebar, kembali ia alihkan pandangan matanya ketika gadis berambut hitam itu semakin mendekat padanya dengan posisi seperti sedang merangkak, membuat kaos tanpa kerah yang ia kenakan memperlihatkan bagian dadanya yang terbuka.

"Enggak sekarang, Kook."

"Oh? Berarti nanti--"

"Nggak juga nanti." Potong Taehyung dengan cepat, membuat bibir gadis cantik bernama Jungkook itu dimajukan ke depan. "Sekarang, bisakah kalian minggir karena tanganku sakit dan aku harus bersiap untuk kelas pagi."

Jungkook dan Jimin menggeleng cepat. Lalu menubrukkan tubuh mereka untuk kembali memeluk Taehyung dengan erat.

"Nggak mau! Suruh anak kecil itu aja yang pergi!" Kata Jimin.

"Ih! Nggak mau! Si gendut itu aja yang pergi!" Jungkook membalas.

Taehyung yang berada di tengah-tengah terdiam pasrah. Kedua gadis itu masih terus berdebat tanpa ada maksud dan tujuan yang jelas. Pagi seperti inilah yang terkadang membuat Taehyung tidak ingin bangun pagi. Ia ingin terus tidur tanpa harus bangun dan menghadapi hal semacam ini.

LOVE RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang