Hari-hari Taehyung tetap monoton. Masih sibuk kabur dari kejaran duo Jungkook-Jimin di sela-sela kuliahnya. Taehyung bahkan sempat bikin kunci ganda di pintu apartemennya. Awalnya sih sukses. Duo Jungkook-Jimin itu satu hari ga menyelinap ke apartemennya. Tapi bukan mereka namanya kalo ga punya seribu satu cara buat masuk ke apartemen Taehyung.
Yang jelas, yang Taehyung tahu, ketika pulang dari kampus, Taehyung nemuin pintu apartemennya yang kunci gandanya udah dibobol dan ketika masuk ada dua pasang sepatu perempuan, satu sneakers putih, satu wedges hak lima centi. Dan tentu dengan keributan dari dapurnya.
Malam itu, Taehyung terpaksa makan di meja makan dengan dua gadis cantik nan manis yang menempel padanya.
"Lo mesti terapi kayaknya. Stres mulu tiap hari." Kata Hoseok siang itu.
Taehyung masih benamin mukanya diatas meja. Kantung mata lumayan tebal, secara Taehyung emang ga tenang tidurnya beberapa hari ini.
Duo Jungkook-Jimin emang lebih nyeremin daripada hantu yang suka gentayangan. Hantu gentayangannya cuma depan mata. Kalo mereka gentayangannya di hidup Taehyung. Gimana bisa tenang?
"Lo segitu ga sukanya ya sama mereka?" Tanya Hoseok.
Refleks, Taehyung angkat kepalanya. Matanya natap Hoseok tajam.
"Ya lo pikir aja, hyung! Cantik-cantik nyeremin! Gue ga bisa tenang kemana-mana diikutin!" Oceh Taehyung, seperti sedang mengutarakan kekesalan mendalam.
Hoseok nyengir. Nepuk bahu Taehyung sambil ngedorong sahabatnya itu buat mundurin badanya. "Santai, santai. Gue cuma nanya."
Taehyung mundur, balik naruh kepalanya diatas meja.
"Kenapa lo ga cari pacar aja? Kali aja kalo lo punya pacar, mereka nyerah dan ngejauh?"
Perkataan Hoseok agaknya mampu membuat wajah Taehyung bersinar kembali. Tapi beberapa detik kemudian kembali menunduk lesu.
"Kenapa lagi? Jangan-jangan lo ga ikhlas ya dijauhin mereka? Lo suka 'kan digituin sama mereka?"
"Paan! Ngaco!" Kepala Hoseok ditoyor pake buku sama si Taehyung. "Lo pikir cari pacar gampang? Gue sih emang gantengnya mubazir. Tapi 'kan gue ga bisa asal nembak cewek. Sama aja dengan gue mainin perasaan cewek."
Hoseok rasanya mau muntah dengerin jawaban Taehyung. Tapi apa daya, temannya itu emang cakep. Cuma 'kan ga mungkin si Hoseok muji Taehyung cakep. Dih? Homo, dong?
"Ya udah sih, terima aja nasib lo sama mereka. Kali aja lo beneran kecantol sama salah satunya."
Dan Taehyung pun akhirnya cuma bisa mengangguk lemah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lagi duduk santai di gazebo kampus sendirian, Taehyung tiba-tiba disamperin sama si cantik sang primadona universitas.
"Oppa!"
Belum juga Taehyung nyahut balik, si cantik udah bertengger manja disamping Taehyung, meluk lengan Taehyung sambil nyanderin kepalanya di bahu.
"Lepas, Jeon."
Jeon Jungkook, si cantik primadona kampus itu cuma ngegeleng manja.
"Ga mau. Aku kangen oppa."
Taehyung ngehela nafas. "Kangen apaan? Kita barusan ketemu di kantin sejam yang lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE RIVAL
FanfictionTaehyung nggak pernah tahu bahwa hidupnya akan jadi rumit ketika dua pernyataan cinta dari dua orang yang berbeda terjadi bersamaan. Apalagi ketika keduanya memaksa untuk jadi pacarnya, Taehyung menyesali keputusannya. Pada awalnya, tapi sepertinya...