Prolog

85 10 7
                                    

"Sekarang, di depan semua orang di sini, gue pengen ngungkapin perasaan yang udah lama gue pendam." Arlen tersenyum manis menatap seorang cewek yang berada di depannya ini, suasana panas di tengah lapangan basket  bersamaan dengan suara histeris para kaum hawa di sekitar tribun SMA Galaksi menambah hawa panas yang menusuk tubuh Regina.

Regina memberikan tatapan tak mengerti mengapa cowok ini membawanya ke sini.

"Mungkin, gue baru bisa ngomong ini sekarang." Cowok itu menundukkan kepalanya, lalu mendongak sambil tersenyum. Ia berjongkok sambil memegang salah satu tangan Regina.

"Gue suka sama lo, lo mau gak, jadi pacar gue?" Regina terbelalak mendengar pertanyaan tersebut. Pertanyaan apa ini?

Regina bingung mau menjawab apa, di satu sisi dia tak begitu mengenal cowok ini, dan di sisi lain, ia tak mau membuat cowok ini malu karena sudah ia tolak.

Regina memandang sekitar, hampir semua pasang mata menatap adegan yang terjadi di tengah lapangan basket ini, Regina sangat gugup. Baru pertama kali ini ada cowok yang tidak terlalu dikenalnya herani menembak di tengah kerumunan para siswa siswi.

Padahal tadi, waktu jam istirahat kedua, niatnya pergi ke Business Centre untuk membeli minuman dingin. Namun tanpa disadari, setelah pergi ke Business Centre dan membawa sebotol minuman dingin, tiba-tiba cowok yang bernama Arlen Kevin Mahendra menariknya di tengah lapangan basket ditemani oleh terik matahari yang begitu menyengat.

"Gue suka sama lo, lo mau gak, jadi pacar gue?" Regina terbelalak mendengar pertanyaan tersebut. Pertanyaan apa ini?

Regina bingung mau menjawab apa, di satu sisi dia tak begitu mengenal cowok ini, dan di sisi lain, ia tak mau membuat cowok ini malu karena sudah ia tolak.

Cowok itu masih memandangnya lekat. Regina hanya menghela napas pasrah, dan akhirnya,

"Iya, gue mau jadi pacar lo!" pernyataan Regina membuat jeritan para kaum hawa bertambah keras, Regina hanya meringis mendengar hal itu.

Cowok itupun tersenyum senang, lalu berdiri, melepaskan tangan Regina. Ia malah merebut minuman dingin yang dibawanya, lalu membuk tutup botol dan meneguknya pelan, sambil menatap Regina.

'Semoga gue gak salah' Regina membatin.

-

-

-

Tbc?

DIFFERENT (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang