The Feeling

604 75 46
                                    

"Cinta adalah ketika kita membawa perasaan, kesabaran dan romantis pada suatu hubungan.
Dan hal menyedihkan dalam hidup adalah ketika kita bertemu seseorang yang sangat berarti bagi kita.
Namun hal itu pada akhirnya hanya untuk membuat kita mengerti, bahwa semua menjadi tidak berarti. Karena suatu saat nanti kita harus membiarkannya pergi.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walapun mereka telah dikecewakan.
Cinta selalu di awali dengan senyuman, lalu tumbuh dengan kemesraan, tapi sayang, semua pasti berakhir dengan air mata."

~ Author ~

-

-

-

• Minseok's Dream

"Hei, kau, siapa namamu? Aku Luhan," seorang anak kecil laki - laki berusia 5 tahun menyapa pada anak laki - laki lain kira - kira seusia dirinya yang tengah berjongkok di bawah pohon rindang.
Anak laki - laki itu mendongak ke arah Luhan yang mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis padanya.

"A..a aku..aku, sepertinya, aku lupa siapa namaku," jawab anak laki - laki yang berjongkok tadi.

"Lalu kenapa kau bisa berada di sini?" tanya Luhan lagi.

"Ibuku yang membawaku kemari. Dia bilang, hiks, aku membawa hiks sial untuknya, jadi, dia meninggalkanku disini, huee," anak laki - laki itu menangis tersedu.

"Oh, sudahlah, jangan menangis lagi ya, disini kan ada aku," Luhan memeluk anak laki - laki yang menangis tadi.

"Huh??"

"Tck, tenanglah, aku yang akan menemanimu mulai sekarang. Karena kau sudah di sini, berarti kau kini jadi bagian dari keluarga ini. Nih, aku beri kau sesuatu," Luhan mengulurkan sebatang coklat.

"Ini untukku?"
Luhan mengangguk.

"Terima kasih,"

"Nah karena kau sudah tidak menangis lagi, ayo ikut aku ke suatu tempat. Oh iya, karena kau lupa siapa namamu, aku panggil kau Minseok, bagaimana? Nama itu terdengar cocok untukmu. Karena kau sangat imut. Dan aku sangat suka pipimu ini," Luhan mencubit ke dua pipi anak laki - laki yang kini bernama Minseok itu.

"Aaauch, sakit sekali. Kenapa kau mencubitku?" Minseok merengut.
"Lagipula aku tidak imut. Ibuku saja tak pernah menganggapku ada."

"Hei, kan sudah kubilang aku yang akan menjagamu. Aku jadi sedih kalau ternyata kau juga tak menganggapku," gantian Luhan yang merengut.

"Eh, yaaah, jangan marah Luhan. Kau sangat berarti untukku. Kau adalah teman pertamaku disini. Jangan marah ya, aku minta maaf," Minseok mencoba membujuk Luhan.

"Akan kupikirkan. Asalkan kau mau ikut aku ke suatu tempat. Bagaimana?"

"Dimana?"

"Pokoknya ikut saja, kau pasti akan suka,"

"Benarkah? Tapi kau tak akan pergi meninggalkanku juga kan sesampainya disana?" Minseok sedikit trauma.

49 Days (Hunmin Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang