Part THREE

30 9 7
                                    

Sorry cerita ini sangat abal-abal

Part three

Ann's POV

Sinar matahari merembet masuk melalui sela-sela kecik tirai jendela kamar, mau tak mau aku pun membuka mataku dengan terpaksa.

"Mimpi itu lagi.... "

Sudah sembilan tahun berlalu dan aku masih memimpikan kejadian itu, peristiwa dimana ibuku yang mati akibat ulah ku yang kekanak kanakan.

Selama ini aku dibesarkan oleh keluarga-keluarga Ibuku, berpindah tempat tinggal dan menetap selama beberapa Bulan, hal itu tentu berpengaruh terhadap sekolahku, setiap tahun seiring berpindah nya tempat tinggalku, maka sekolahku juga akan pindah.

Entah sudah berapa kali aku pindah sekolah. Tapi aku tidak mempermasalahkan itu, karena aku juga tidak pernah bergaul dengan satu orang pun.

Walau aku tidak tahu apa alasannya, aku selalu mengikuti perintah yang pernah diberikan Ibuku, hanya itulah yang bisa kulakukan untuk menebus apa yang telah kulakukan di malam itu.

Sekarang umurku sudah genap enam belas tahun, dan bagiku aku bukanlah lagi seorang anak kecil yang dikendalikan oleh orang-orang hanya dengan sebuah permen.

Hari ini juga aku akan memasuki asrama sekolah baruku, aku sudah tidak akan lagi pindah sekolah dan pindah tempat tinggal. Tempatku hanyalah sekolah beserta asrama itu.

Aku bangun dan beranjak pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Mempersiapkan koper dan barang-barang juga mempersiapkan diri sebaik mungkin.

"Ann, ayo sarapan. " Panggil kakak dari Ibuku -Bibi.

"Iyaa"

Aku sudah hampir satu bulan tinggal di rumah ini, mereka memperlakukan layaknya anak kandung mereka sendiri. Mereka hanya memiliki satu anak, dab sekarang sedang pergi bersekolah di tempat yang jauh dari mereka.

Sarapan kali ini dihabiskan dengan sebuah pertanyaan yang mereka -Bibi dan suaminya lontarkan. Mereka bertanya bagaimana selama ini aku tinggal di rumah keluarga lain, dan bagaimana rasanya jika tinggal di rumah mereka. Aku bagaikan sedang diinterogasi oleh dua wartawan profesional.

Segera setelah selesai sarapan aku membawa turun koper serta barang-barang lainnya untuk diangkut ke penyimpanan barang di kereta kuda yang akan kunaiki. Hanya ras manusia saja yang meiliki kendaraan seperti ini, karena ras peri dan ras lblis hanya perlu terbang dengan kedua sayap mereka.

Jarak antara rumah dengan asrama sekolah bisa terbilang cukup jauh dan memerlukan banyak waktu, terutama bagi kami ras manusia yang hanya dapat bergantung pada teknologi atau barang-barang modern. Aku jadi kasihan pada mereka berdua, karena setelah mengantarkanku mereka akan kembali lagi, itu cukup melelahkan.

"Sudah semua Ann?" Tanya Paman yang sedang berkacak pinggang dengan matanya yang memperhatikan tataan barang di penyimpanan barang itu.

"Iya, maaf sudah merepotkan." Mau bagaimana pun aku selalu tidak enak kalau harus merepotkan orang lain, aku akan mengatasi masalah sebaik mungkin, berbeda hal jika dalam keadaan darurat.

Selama perjalanan, aku hanya berdiam memandang pemandangan di luar, pemandangan biasa yang tidak menarik.

WUSHH

Sekilas kulihat sesuatu telah kulewati -tidak, bukan kulewati tetapi berselisihan melewatiku dengan begitu cepat. Ku tengokkan kepalaku ke belakang dan hasilnya nihil, apapun itu sangat cepat sehingga bagai anginlah yang lewat, dan mungkin saja hanya aku yang melihatnya -dilihat dari reaksi orang-orang yang biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The World Of AxcellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang