1. Menolong

23 0 0
                                    

Davina menggerutu sepanjang jalan sesekali menghentak-hentakan kakinya tanda bahwa ia kesal, jangan lupakan ponsel pintar yang berada digenggamannya. Jari-jarinya tak henti-hentinya memencet benda pipih tersebut sesekali didekatkan ke telinganya.

"bang Devan kemana sih? Kok gak diangkat, ngapain sih dia? Gak tau apa adek tercantiknya ini udah waktunya pulang sekolah?" Gerutunya.

Tak henti-hentinya umpatan demi umpatan ia tujukan kepada kakaknya. Ya,seharusnya saat ini Devan kakaknya menjemputnya pulang dari sekolah. Namun karena kebiasaan kakaknya yang suka tidur siang-siang begini jadi lupa bahwa ia harus menjemput adiknya itu.

Dengan amat sangat terpaksa Davina harus rela pulang berjalan kaki padahal cuaca sedang panas-panasnya. Ia berencana sampai rumah akan menghajar Devan habis-habisan dan akan memaksa Devan untuk membelikannya beberapa lulur karena kulitnya kini mulai memerah dan panas akibat terkena panasnya sinar matahari.

Diperempatan jalan Davina mendengar keributan. Karena rasa penasaran ia mendekatkan diri kesumber keributan itu. Ia bergidik ngeri ketika mengetahui apa yang sedang terjadi.

Pengeroyokan, ya yang terjadi didepan matanya saat ini adalah pengeroyokan. Ingin Devina segera meninggalkan tempat itu namun langkahnya terhenti ketika ia mengetahui siapa yang dikeroyok.

Dengan mengumpulkan keberaniannya Devina mengangkat ponselnya membuka aplikasi kamera, ia berniat merekam kejadian tersebut.

"WOII NGAPAIN KALIAN? CEPET PERGI ATAU GUE VIDEO INI GUE SERAHIN KE KANTOR POLISI!!!" Teriak Davina. Kakinya sudah bergetar hebat namun sudah terlambat jika pergi dari tempat ini.

"Siapa lo? Jangan ikut campur! Ini urusan kita sama anak ini, lo mending pergi aja sana!!" Ucap salah satu preman berwajah sangar.

"GUE GAK TAKUT SAMA KALIAN! OH ATAU JANGAN-JANGAN KELAKUAN KALIAN MAU GUE BROADCAST BIAR SEMUA ORANG TAU,IYA?!!" Dengan sisa keberaniannya ia berteriak, tangannya yang memegang ponsel itu semakin bergetar.

Dengan terpaksa para preman itu akhirnya pergi dengan perasaan jengkel.

"Kak Juna, kakak gakpapa?" Tanya Davina pada si korban pengeroyokan tadi. Dia adalah Juna Wirawan kakak kelas sekaligus salah satu The Most Wanted Boy disekolahnya.

"Lo gak liat keadaan gue sekarang gimana? Masih nanya lagi!" Balas Juna sinis sembari memegangi sudut bibirnya yang sakit karena sedikit robek.

"Iya tau kok" ucap Davina kesal, ia seketika menyesal sudah menolong kakak kelasnya itu.

Sementara Juna sedari tadi memegangi bagian tubuhnya yang nyeri akibat pukulan tadi. Ia lalu menatap gadis dihadapannya itu. Diperhatikannya gadis itu dari mulai ujung kepala sampai rambut 'cantik' pikirnya, gadis itu juga memakai seragam yang sama dengannya bahkan dia mengetahui namanya dan memanggilnya dengan sebutan kak. Sudah dipastikan dia adalah adik kelasnya.

"Ngapain lo masih disini?" Juna menatapnya heran karena gadis itu tidak segera pergi dari hadapannya.

"Makasihnya mana?tadi gue udah tolongin kakak dari hajaran preman-preman tadi loh, aku juga udah pertaruhin nyawa aku demi tolongin kakak. Coba aja tadi preman itu gak pergi bisa-bisa gue juga kena pukul kan?" Ucap Davina panjang lebar sementara Juna hanya menatapnya tak percaya, bisa-bisanya ada orang yang meminta ucapan terima kasih karena telah menolong.

"Iya, iya makasih" ucap Juna tak ikhlas, lalu segera pergi meninggalkan tempat itu. "Kak Juna!" Baru beberapa langakah ia berjalan tiba-tiba Davina memanggilnya kembali.

"Apa lagi?" Kesalnya.

Davina berjalan kearahnya,
"Nih" ucapnya sembari memberikan beberapa hansaplast untuk Juna.

Juna diam beberapa saat, "Makasih" setelah sadari ia buru-buru mengambil hansaplast itu lalu pergi ke motor yang berada tak jauh dari sana.

Karena Davina pikir urusannya sudah selesai ia pun akhirnya kembali berjalan pulang.

Seketika ia tersadar akan suatu hal.

"Bego kenapa gue tadi gak nebeng kak Juna aja?" Ucapnya menatap nanar kearah Juna yang sudah semakin jauh dari pandangannya.

Akhirnya dengan amat terpaksapun Davina melanjutkan jalannya yang tertunda tadi. 'Segera pulang dan menghajar Devan' pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DAVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang