Pergi?

36 2 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Awan dan Pelangi sebagai perwakilan kelas mereka untuk mengikuti perlomabaan.

Awan dan Pelangi bersiap-siap untuk pergi, mereka akan pergi bersama. Setelah siap mereka memasuki mobil yang terparkir di garasi rumah Pelangi.

" Ah aku deg degan " gumam Pelangi tegang.

" Ngomong apa? " tanya Awan yang mendengar samar gumaman Pelangi.

" heum? Ah enggak, gak ngomong apa apa kok " elak Pelangi dengan wajah yang masih tegang.

" Yaudah yo! " ajak Awan.

Begitu memasuki mobil, hawa dingin mulai terasa. Mereka berdua tidak berbicara, mereka larut dalam pikirannya masing-masing.

Tanpa di sadari Pelangi, mereka telah sampai di tempat bertempur mereka.

Meskipun Pelangi sangat tidak percaya diri karena ia tidak begitu suka dengan yang namanya MATEMATIKA, tapi karena paksaan dari teman-teman yang ia sayangi terpaksa Pelangi mengikuti maunya mereka.

Awan dengan muka santainya berjalan mendahului Pelangi yang sangat tegang.

" Awan tungguin napa! " Pelangi berteriak sedikit kencang.

" Cepet dong jalannya " jawab Awan datar.

' Ish ni orang nyebelin, suruh tunggu malah terus aja jalan. Duh mana gue deg degan gini lagi. Arrgg... ini semua gara-gara temen ajaib gue, kalo bukan mereka yang paksa gue ogah kali ngikut kek ginian. ' batin pelangi, dengan memasang raut wajah yang kesal dan grogi.

****

Semua peserta yang ikut dalam perlombaan berkumpul di ruangan cukup besar, yang bisa menampung 1000 orang. Pelangi dan Awan duduk berdampingan.

Tapi Pelangi tidak bisa diam, dia melirik kenan ke kiri melihat peserta-peserta yang ikut lomba hari ini.

Pada saat Pelangi melihat ke sebelah ujung paling depan, ada sesosok wanita yang sepertinya ia kenal dan tidak asing lagi baginya.

" Hah, Melli? " pekik Pelangi.

Ternyata benar itu adalah teman seangkatan Pelangi dan Awan. Dan yang pelangi dengar Melli adalah si anak jenius yang selalu membawa pulang piala-piala hasil perlombaan berbagai bidang akademik.

" Whoo, dia ikutan. Arrgh.. musnah sudah harapan gue." rintih Pelangi sedih.

" Berisik lo, diem dengerin pengarahannya. " peringat Awan.

" Iyah, bawel lu kek emak-emak di pasar "

Setelah pengarahan selesai dan ruangan yang sudah di bagi rata.

Tapi kini Pelangi dan Awan tidak satu ruangan. Pelangi di ruangan C, sementara Awan dan Melli di ruangan B.

Pelangi memasuki ruangan dengan malas dan sangat gugup. Di fikirannya selalu terbayang soal-soal Metematika yang rumit dan berwujud angka semua, yang bisa membuat Pelangi mual.

Pelangi duduk di tempat yang sudah tersedia di ruangan tersebut. Pelangi duduk dengan seorang lelaki yang dari tampangnya sih keliatan pinter dan jenius.

Setiap peserta lomba telah mendapatkan soal masing masing, lembat tersebut memiliki 50 soal.

" Buset ini soal banyak banget, mana pada susah semua, horror anjir. " ringis Pelangi dengan wajah ngeri.

" Jangan berisik " seru lelaki di sebelahnya.

" Maaf maaf " jawab pelangi.

Pelangi mengisi soal-soal dengan susah payah. Dan akhirnya waktu yang di berikan telah usai, pelangi segera meninggalkan ruangan tesebut.

Di luar ruangan Awan tengah menunggunya, Awan keluar lebih dulu karena menurutnya soal-soal tadi sangatlah mudah.

" Eh lo udah keluar? Udah yo ah pulang, ngeri gue disini! " ajak Pelangi.

" Oh, yaudah yo! " jawab Awan masih memasang muka santainya.

Mereka berjalan menuju parkiran, dalam perjalanan ke parkiranpun mereka enggan untuk berbincang.

Drrrrrrrt drrrrrt...

Iphone Pelangi berdering ada panggilan masuk. Pelangi merogoh saku roknya, ternyata ada panggilan masuk dari ayahnya.

" Halo, yah ada apa? "

" Fapel, ayah ada di rumah sekarang. Kamu ikut ayah, tante kamu meninggal. "

" Apa! tante meninggal?"
"Iyah pah, Pafel pulang, tapi Awan gimana? "

" Iyah. Awan-kan laki-laki, lagian di rumah kan ada bibi. "

" Iyah deh.." sahut Fapel pasrah.

" Udah dulu yah sayang, ayah mau beres beres dulu. "

Ayah-nya menutup telpon secara sepihak, lalu mereka berdua bergegas pergi meninggalkan parkiran.

Sesampai di rumah Pelangi langsung masuk dan mendahului Awan. Dengan tergesa-gesa Pelangi berlari menuju lantai dua.

" Ayah, Fapel kangen. " teriak Pelangi dan langsung memeluk ayahnya.

" Anak ayah udah pulang " seru ayah Pelangi dengan senyumnya.

" Ayo cepet kita berangkat 1 jam lagi " lanjut ayah Pelangi.

" Iya yah, Fapel ke kamar dulu " Pelangi langsung berjalan menuju kamarnya.

****

" Awan jaga rumah ya, jangan nakal! " ucap ayah Pelangi.

" Iya om " jawab Awan.
' Pelangiku pergi? Apakah aku sanggup menjalani hariku tanpa kehadirannya? Tapi aku tahu dia datang untuk pergi dan dia pergi untuk kembali ' batin Awan yang tengah menatap Pelangi pergi.

" Hemmmmm " deheman berat keluar dari mulut Awan.


>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<


















See you kawan....

Jangangan kangen yah hehee... maaf lama yah update nyah, soalnya cari inspirasi wkwkkkk...

Love all :*

Pelangi Dan AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang