Jangan lupa, mulmed di putar...
Hay Readers...
Budayakan Vote sebelum Membaca.
Hari ini gue Up lagi, karena gue lagi baik. :p
Buat yang dah ga sabar ketemu babang Risyad, kuy.. Langsung di baca. Tinggalkan Jejak Komentar 😁-------------
Beberapa Part menuju (End)
-----------------------------------------
Happy Reading!
" Aku sayang kamu, dan berjanjilah untuk tidak pernah meninggalkan ku apapun yang terjadi. "
.
.
.Dinda mengayunkan kakinya menuju kamarnya dengan perut yang sudah mulai membuncit. Terhitung usia kandungannya kini sudah menginjak usia 6 bulan. Tapi tak membuat geraknya terbatas. Ia masih bisa melakukan pekerjaan ringan kecuali membersihkan rumah karena itu sudah menjadi tugas seorang asisten rumah tangga yang akan datang 2 hari sekali. Sedangkan untuk urusan masak memasak, itu menjadi urusannya.
Setelah menyiapkan sarapan ia harus membangunkan suaminya yang masih tertidur itu. Semalam, Risyad pulang jam 10 malam, belum lagi harus menyelesaikan kerjaan yang akhirnya ia bawa ke rumah. Mungkin, baru selesai sekitar jam 1 pagi.
Sekarang, mungkin ia tengah kelelahan makanya ia kembali menyambung tidurnya setelah solat subuh tadi.Disingkapnya selimut yang menyelimuti tubuh suaminya itu. Menampilkan wajah lelah yang masih tertidur lelap. " Sayang, bangun." Panggil Dinda.
" Emmhh... "
Hanya berupa erangan. Astaga." Sayang, bangun. " panggil Dinda lagi.
" 5 menit lagi. " jawab suara parau itu.
" Kamu ga ngantor? " tanya Dinda sembari mengelus lembut puncak kepala Risyad.
" Jam 9 nanti. " kata Risyad dengan mata yang masih tertutup.
" Ini udah jam 7 loh sayang, bangun dulu yuk, mandi terus sarapan biar ga lemes nanti ngantor nya. "
Risyad nampak mengucak pelan matanya. Lalu duduk, bersandar di bahu istrinya dengan manja. Tangannya terulur mengelus lembut perut istrinya yang mulai membuncit itu dengan lembut, dengan gerakan naik turun. " RJ di dalem gimana,? Baik baik aja kan? Ga nyusahin Bundanya kan? " tanya Risyad.
Dinda menggeleng sambil tersenyum.
" Ga dong, anak Bunda kan pinter. "Nyaris saja Dinda memekik kaget saat Risyad Junior tiba tiba menendang.
Tak hanya dirinya, bahkan Risyad juga ikutan kaget walaupun tak berlebihan. " Astaghfirullah!! RJ ngagetin kita aja. " kata Risyad. " Mau cepet cepet keluar ya sayang, mau main bola bareng Ayah? "Perkataan Risyad membuat Dinda terkekeh. " Apa mau Ayah belikan bola buat kamu? " tanya Risyad. "Nanti kalo kamu mau, kamu keluar dulu terus main Bola sama Ayah, habis itu masuk lagi kalo udah capek. "
Sumpah! Ada apa dengan Risyad kali ini? " Kamu gila? " pertanyaan itu melayang seakan menyentak Risyad kembali kepada kesadarannya.
" Astagfirullah!! Aku tadi ngomong apa sih? "
" Udah udah, sana mandi dulu. " kata Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔RISYADINDA (Pindah ke DREAME)
RomancePINDAH KE DREAME (RISYADINDA bisa dibaca lengkap di DREAME, GRATIS) WARNING! CERITA INI DITULIS SAAT SAYA MASIH BUTA KBBI-PUEBI JADI, MOHON MAAF JIKA MALAH MEMBUAT SAKIT MATA. (CERITA INI DIBUAT UNTUK KALIAN YANG BUTUH HIBURAN, BUKAN BUTUH BAHAN...