Teriakan riuh di teras kelas XII MIPA-4 membuat suasana disekitarnya menjadi gaduh. Untungnya sedang tidak ada guru di deretan kelas XII MIPA.
Pasalnya Rara yang sedang digoda oleh Alvin dan Theo ini membuat suasana menjadi penuh tawa. Namun, Rara hanya bingung mengapa teman-temannya ini tertawa karena nya. Perasaan gue gak ngelawak deh, gumamnya kecil.
“Ra, lo kalau jadi orang jangan mau dibego-in. Alvin tuh bohong sama lo.” Ujar Ineke yang gemas karena Rara baru saja dibohongi oleh Alvin.
Alvin yang mendengar itu langsung melotot, “Yang ngajarin bukan gua. Si Theo nih.”
Theo yang sedang tertawa kini mendadak berhenti, “Lo juga ikutan, bege. Bukan gua doang."
Rara akhirnya buka mulut, “Apaan sih kok pada ketawa gitu? Emangnya gue pelawak apa."
Theo dan Alvin adalah teman kelas X nya dulu. Semenjak kelas XI, kelasnya dipisah menjadi dua kelompok, bahasa Jerman dan bahasa inggris. Rara memiih kelas bahasa inggris, sedangkan kebanyakan memilih kelas bahasa Jerman.
Tanpa disadari mereka, Guntur menuju teras kelas. Dia memilih ikut bersama Theo, Ineke, dan Alvin, namun tidak ikut menggoda Rara.
“Ada pangeran nih datang”, ejek Alvin. Rara hanya kikuk sendiri.
Guntur mendengus sebal, “Basi lo."
“Basi-basi juga ada yang senyum-senyum sendiri tuh”. Refleks, keempatnya memandang Rara yang tertunduk malu.
Guntur mengerti posisi Rara saat ini. Dia mencoba membuat suasana tidak canggung saat ada Rara, “Eh Ra, nanti pulang sama gue ya.”
“Ciye ciye, modus terus.”
“Kode terus bang, kode.”
Guntur segera mengepalkan tangannya pada Theo dan Alvin, “Diem lo pada.”
Merasa keadaannya terancam, akhirnya Theo dan Alvin pindah posisi, masuk ke kelas. Sedangkan Ineke menuju kantin bersama Kira.
Rara juga ingin memasuki kelasnya, XII MIPA-5, namun usahanya dicegat oleh suara Guntur, “Jangan didengerin ya omongan nya Theo sama Alvin. Kalau lo masih bingung, tanya gue.” Rara hanya mengangguk kecil.
Guntur masih berdiri di hadapan Rara, “Jangan sampai lo ngehindar dari gue”.
Dan akhirnya bel masuk memisahkan jiwa yang dilanda bingung tentang masing-masing perasaannya.
***
Suasana malam membuat para peserta ekstra kurikuler masing-masing terbawa suasana. Kini giliran ekskul Taekwondo menampilkan hiburan nya. Mereka menyanyikan sebuah lagu dari band Stinky, dengan judul ‘Mungkinkah’.Alunan sang gitaris menambah suasana menjadi lebih romantis. Ditambah lirik lagunya yang begitu mudah dinyanyikan oleh semua orang, termasuk Rara. Kini Rara ikut bernyanyi mengikuti arus musik.
Tanpa disadari, Guntur menangkap sosok Rara dibalik api unggun yang menghalanginya, namun tetap saja tidak menghalangi bayangan gadis yang ikut bernyanyi sekarang.
Perlahan, senyum Guntur mengembang.
Indra berlari menuju kelasnya, XII MIPA-5, lalu memberi tahu bahwa Bu Ratih, guru biologi tidak masuk. Semua murid didalamnya bersorak riang. Pasalnya, tak jarang Bu Ratih masuk mengisi jam di kelas.
Rara terbangun dari tidurnya yang hampir merasa nyenyak itu. Dia melengos melihat sorak sorai dikelasnya, “Ada apaan sih? Rame banget.”
Dita menjawab pertanyaan Rara tanpa berpaling dari ponsel yang sedang di pegangnya, “Itu Bu Ratih gak masuk.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionDia yang tak sabar menunggu, tak tahu rasanya manis bertahan. -Ara Happy reading guys!!! Selamat membaca kisah Rara dan Guntur yaa.❤ Kritik dan saran sangat diperlukan loh yaaa.