Aska menoleh cepat saat mendengar sekilas pujian Ariel untuk koki itu.
"Aku bilang juga apa, dia cantik kan??"kata Aska.
Ariel yang sadar langsung berdehem pelan, dia mengutuk dirinya sendiri.
"Secantik apapun gadis itu, kalau dia hanya seorang koki untuk apa?? Lagi pula dia masih jauh di bawah Helena."kata Ariel yang berusaha menutupi kekagumannya pada gadis itu.
"Hahaha... kamu tidak perlu padaku,Riel. Jangankan kamu, aku saja cukup kaguma dengan kecantikannya. Dia bahkan tidak memakai riasan apapun di wajahnya, dan liatlah dia berkeringat. Tapi anehnya, hal itu justru membuat dia semakin menarik. Pantas mama bilang dia calon mantu idaman."kata Aska.
Mendengar kata-kata Aska, tiba-tiba Ariel mendapatkan sebuah ide untuk mengatasi permasalahannya.
"Apa mamamu bilang dia benar-benar calon mantu yang baik??"tanya Ariel.
"Mamaku selalu memuji dan membicarakan dia terus menerus. Dia cantik, bisa masak, dan banyak yang bilang kalau dia sopan dan baik. Tapi entahlah, aku benar-benar tidak tahu itu benar atau tidak."jawab Aska.
"Gimana kalau aku jadikan dia calon istri?"kata Ariel yang membuat Aska melotot tajam.
"Dia??? Calon istri?? Kamu??"tanya Aska.
Ariel menggeleng pelan, dia menatap Kania sembari tersenyum pelan.
Kania mengambil tasnya setelah berganti pakaian, jam sudah menunjukan pukul 10 malam, itu artinya jam kerjanya sudah berakhir.
"Pulang bareng?"tanya Gaska.
"Aku pulang sendiri saja, aku mau mampir ke tempat lain dulu."
"Beneran?? Memang kamu mau mampir kemana?"
"Aku mau ke temanku dulu. Ada keperluan. Kamu duluan aja ya."
"Ya udah, aku duluan ya. Nanti kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi aku."
"Siap!!!"
Gaska mengacak rambut Kania sebelum meninggalkan sahabatnya itu.
Kania mengambil ponsel dan menelpon seseorang.
"Halo... Tha?? Aku jadi mampir ya, aku jadi mau pinjam uang."
"..............."
"Iyaa, aku kesana sekarang."
".............."
"Iya, makasih ya."
Kania berjalan keluar restaurant, saat hendak menunggu taksi, ada sebuah mobil yang berhenti di depannya. Dia adalah Ariel dan Aska.
Aska yang pertama kali membuka kaca mobilnya, dengan tersenyum dia melambaikan tangan pada Kania.
"Hai, Kania??"sapa Aska.
Kania tampak kebingungan, dia menatap Aska sembari mengingat apa dia pernah melihat lelaki ini sebelumnya.
"Siapa?"tanya Kania.
Aska membuka pintu mobilnya dan keluar menghampiri Kania.
"Bisa ngobrol sebentar?"tanya Aska.
"Ada perlu apa ya?"tanya Kania balik.
"Hmm, gimana cara jelasinnya ya?"Aska terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyaan Kania. Jika bukan gara-gara Ariel yang memaksanya, dia tidak akan mau ikut campur.
"Kamu mau jadi istriku?"
Suara lain tiba-tiba terdengar, Kania dan Aska menoleh ke asal suara tersebut. Disana berdiri Ariel dengan tangan yang dimasukan di dalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract
Fanfiction"Apa yang kamu harapkan dari gadis yang bahkan tidak bisa membedakan antara kencur dan lengkuas?? Apa dia bisa mengurusmu dan kakek, hah???" "Apa yang bisa aku lakukan untuk mereka. Aku benar-benar merasa tidak berguna."batin Kania. "Gimana kalau ak...