Biarkan Dunia Hancur - @Sky-Nari

266 34 31
                                    

========================================================

Bumi tahun 2157.

"199095 hampir penuh. Segera alihkan ke tabung berikutnya!" desak seorang pemuda pada gadis yang tengah berhadapan dengan layar transparan berwarna ungu.

Gadis itu menoleh ragu dengan tubuh yang sedikit gemetaran. "Ta—tapi tabung itu harusnya diisi untuk w-right. Kalau tidak kita—"

"Cepat alihkan dulu. Bahaya kalau energi w-typo tak terbendung." Apa yang diucapkannya telak dan tak dapat dibantah lagi. Bukan keinginannya melakukan hal ini. Semuanya hanya demi bumi.

Sebelumnya, kalian tidak salah dengar ataupun salah baca akan istilah-istilah di atas. Semua yang kalian pikirkan benar, hanya saja sudah memiliki perluasan makna dan sedikit diubah istilahnya. Hal itu dimulai sejak habisnya energi yang berasal dari alam.

Kala itu, para ilmuwan di dunia berlomba-lomba mencari dan menciptakan energi baru. Energi yang dapat digunakan tanpa batas dan bisa dibuat kembali sebanyak mungkin. Kalau dipikir, itu adalah hal yang mustahil.

Tapi, seorang peneliti―justru berasal―dari dunia literasi menemukan energi baru. Energi yang tak pernah terbayang sebelumnya. Energi yang kalau dipikir takkan pernah habis selama masih ada manusia yang membaca dan menulis. Energi baru yang dinamakan Poword atau Energi Kata.

Dengan menggunakan kertas khusus yang dibuat oleh salah satu pakar teknologi, kata-kata yang terucap, tertulis, tercetak dari dan pada kertas tersebut akan diserap, kemudian diubah menjadi energi. Selain itu, penyerap energi ini pun diselipkan dalam smartphone dan segala hal yang berhubungan dengan kata.

Bisa bayangkan apa yang terjadi selanjutnya? Dunia literasi di dunia ini melaju pesat, para penerbit gencar menerbitkan buku, toko buku memberikan secara gratis buku-buku yang ada, harga smartphone turun drastis. Semua tak peduli lagi akan bayaran seperti itu. Karena, uang yang dihasilkan dari energi―yang tentunya merupakan timbal balik dari pembaca―lebih besar dari penjualan buku. Hingga, muncul pribahasa baru, "Buku adalah Jendela Energi"

Ilmu hanya sekadar ilmu untuk banya orang, membaca hanya sekadar meningkatkan energi, menulis pun begitu, apalagi menerbitkan. Buku hanyalah sesuatu yang dibaca tanpa diambil maknanya. Menyedihkan, bukan?

Semua terlalu berlebihan. Dan tentunya, hampir tak ada yang menyadari, kalau apapun yang berlebihan bukan hal yang baik.

***

Ray memandang langit-langit kamarnya dengan lesu. Tubuhnya benar-benar lelah setelah bekerja—pekerjaan yang amat dibencinya.

"Sampai kapanpun, kalau mereka tak menyadarinya, tanpa atau dengan energi itu ... semuanya akan tetap hancur."

Ray Wordslight, salah seorang pemuda yang bekerja di pusat pengumpulan energi di dunia ini. Lebih tepatnya, ialah sang ketua yang kini mengemban tanggung jawab untuk menyelamatkan dunia ini. Berat, istilah itu amat menyebalkan walau benar adanya.

Ya, inilah hal yang diakibatkan oleh energi baru itu. Energi yang menumpuk dan berlebihan. Mungkin, pada awalnya siapapun menduga kalau hal ini tak ada efek negatifnya. Kenyataannya, sudah dua tahun belakangan ada energi yang sebelumnya tak pernah disadari. Namanya w-typo. Lagi, ini bukan kesalahpahaman. Typo atau yang selama ini dikenal sebagai salah ketik memunculkan energi negatif yang energinya jauh lebih besar dari w-right.

Ray membuang napasnya kasar. "Harusnya, sejak awal orang-orang itu sedikit lebih waspada dan ... lebih menyaring apa yang akan dicetak pada kertas sialan itu."

Jujur saja, ia sudah tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Sejak energi negatif itu ditemukan sampai saat ini, hampir 200.000 tabung telah terisi. Kalau sudah menginjak angka segitu, tak ada yang tahu harus membendung ke mana lagi energi itu. Tabung baru memerlukan waktu yang amat lama untuk membuatnya.

Seven Wonders - Tournament 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang