bagian satu

2.2K 273 36
                                    

Happy reading~~~


Jung yunho memandangi istri namjanya yang ia nikahi dua tahun lalu tanpa restu orang tuanya dengan tatapan datar, rasanya ia lelah menjadi orang susah demi mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan istrinya yang baru saja melahirkan seorang bayi namja yang mungil dan lucu.

Kekuasaan yang di miliki oleh kedua orang tuanya membuat yunho tidak bisa mendapatkan pekerjaan di manapun, semua tabungan yang ia miliki ketika maaih bekerja sebagai direktur cabang di salah satu perusahaan ayahnya kini habis untuk biaya hidup selama dua tahun ini.

Trakk~~

Yunho melemparkan sebuah map coklat berisi surat perceraian yang telah di sediakan oleh ibunya jauh jauh hari, yunho menyerah, apa yang di katakan oleh kedua orang tuanya memang benar jika dirinya tak bisa bebas merasakan kemewahan jika maaih mempertahankan jaejoong yang bergender sama seperti dirinya sebagai istrinya.

Jaejoong yang baru saja menidurkan bayinya kini beralih meraih map coklat tersebut,membuka isinya yang ternyata sebuah surat perceraian.

"a-apa maksudnya ini yun, ini semua pasti bohong kan !" Ucap jaejoong dengan suara bergetar, rasanya dunianya runtuh membaca surat perceraian di tangannya, yunho menginginkan perpisahan dengannya.

Yunho yang berdiri angkuh mendengus kasar, rasanya ia sudah tidak tahan berlama lama dengan namja cantik di depannya. " itu surat perceraian kita, cepat tandatangani suratnya agar aku bisa segera pergi dari kontrakan kecil yang pengap ini !" Ujar yunho menjawab pertanyaan jaejoong dengan ketus dan angkuh.

Jaejoong menahan air matanya untuk tidak menetes meski ia sudah tidak tahan, rasanya sangat menyakitkan di campakan begitu saja hanya karena harta oleh orang yang sudah menemaninya selama dua tahun ini.

Tanpa banyak kata dengan tangan yang bergetar jaejoong meraih ballpoint yang tergeletak diatas meja, mencoretkan tandatangannya meresmikan berakhirnya rumah tangganya bersama suami yang sangat di cintainya selama ini.

Srett~~~

Yunho merebut paksa surat perceraian yang masih di pegang jaejoong, ia tersenyum puas melihat tanda tangan jaejoong diatas materai surat perceraian dirinya.

Jaejoong mengalihkan tatapannya kearah lain, rasanya sangat menyakitkan bahkan seolah mampu membuat jantungnya hancur seketika saat melihat orang yang paling dia cintai tersenyum puas melihat surat perceraian mereka berdua.

" pergi lah...jangan menemuiku atau mencoba menemui ashley lagi, anggap saja kami berdua tidak pernah hadir dalam kehidupanmu..." Ucap jaejoong dengan datar dan menusuk.

Untuk sesaat hati yunho merasakan sakit yang teramat sangat bagai di remat remat mendengar kalimat jaejoong, namun saat suara ibunya bergema kembali dalam kepalanya ia melupakan tentang kesedihan yang sesaat tadi ia rasakan.

" baiklah, itu lebih baik, aku sudah tidak tahan hidup miskin selama ini hanya demi orang sepertimu." Yunho mengatakannya tanpa rasa belas kasih sama sekali terhadap orang di depannya yang sudah setia menemaninya selama dua tahun ini.

Yunho melipat map yang berisi surat perceraiannya menjadi dua, ia menatap jaejoong yang mencoba menahan tangisannya dengan tatapan meremehkan. " kasihan sekali nasibmu jae, tapi maaf aku memilih kehidupan mewahku dari pada dirimu." Yunho melanjutkan kalimat yang penuh hinaan pada mantan istrinya tanpa perasaan sedikitpun, ia lalu bergegas pergi meninggalkan kontrakan kecil itu dengan bergidik seolah jijik melihat tempat kumuh itu.

Jaejoong memejamkan matanya membiarkan seluruh air mata yang di tahannya sejak tadi tumpah begitu saja setelah yunho pergi dengan meninggalkan goresan luka yang sangat dalam di hatinya.

" aku harap kau tidak akan menyesali keputusanmu ini yun..." Lirih jaejoong dengan air mata yang mengalir semakin deras.








Sepuluh tahun kemudian...

Jaejoong menyeka air matanya saat lintasan masa lalunya tiba-tiba membayanginya, membuat bekas luka yang masih mengeluarkan nanah itu kembali berdenyut sakit. Di tinggalkan oleh suami yang di cintainya, di campakan begitu saja seperti sampah oleh orang yang paling di cintainya, rasanya sangat menyakitkan, rasa paling sakit diantara rasa sakit yang pernah ada di dunia ini.

" eomma ! Cepat temani ashley main game !" Pekik suara putranya dengan melengkung hingga membuat jaejoong menggelengkan kepalanya.

Jaejoong menghapus air matanya dengan gerakan cepat sebelum menghampiri putranya yang tengah tengkurap di depan tv untuk bermain game.

" ya ya, eomma akan menemanimu.." Balas jaejoong dengan sedikit berteriak agar terdengar oleh putranya yang pasti tak terlalu memperhatikannya karena sibuk bermain game terbaru.






Akupun tahu
Kau pun juga mengetahuinya
Mengapa kita berdua berpisah ?

Bahkan setelah berpisah dariku
Tetaplah dalam ingatanku

Jangan pernah ucapkan selamat tinggal...



Tbc or end ????

Kabhi Alvida Naa KehnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang