[3] Gadis Baru VS Chat Penuh Cinta

9.7K 715 32
                                    











Bel tanda masuk telah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Namun gadis itu masih tetap berdiri menunggu. Menunggu di koridor depan ruang guru bersama sang kakak yang selalu setia menemaninya.

Perlahan ia mulai gelisah, karena ini adalah hari pertamanya di sekolah. Hari saat pertama kali ia menjejakkan kaki di tempat asing beralmamater SMA 911.

Akankah semuanya berjalan lancar? Mungkinkah hari ini akan baik-baik saja? Dapatkah ia melewati hari yang berat ini?

Walaupun sebenarnya ia tak ingin memikirkan semua itu, namun gadis itu tetap tak bisa membohongi hatinya. Hatinya yang gelisah dan penuh dengan kecemasan.

"Bang... kok lama ya?" Nindy mendesah pelan, bertanya pada Galang, sang kakak yang sejak tadi berdiri di sebelahnya.

"Ya sabar kenapa? Ngebet banget sih lo!" ujar Galang datar.

"Aaaaarrghh... gue dek-dekan banget nih, sumpah deh!" rengek Nindy sambil meremas-remas jemari abangnya yang sejak tadi digandengnya.

Galang tak merespon. Ia hanya membiarkan adik semata wayangnya itu untuk melakukan hal apa pun yang disukainya, termasuk meremas-remas jari-jemarinya.

Akibat tak mendapat respon dari sang kakak, seperti biasanya, Nindy langsung protes.

"Bang! Lo kok diem aja sih?!" Cewek itu kembali merengek manja.

"Ya terus gue musti ngapain, Nindy sayaaaang?" tanya Galang. Manis, tapi kelihatan banget kepaksanya.

"Ya lo tenangin gue kek, apa kek gitu... ini malah diem aja!" Nindy mulai berceloteh dengan kesal. "Nggak guna ya, gue punya abang kayak lo!"

"Tunggu, tunggu! Nggak guna?" tanya Galang memastikan.

Nindy mengangguk.

"Oke, kalo gitu gue pergi!" kata Galang akhirnya. Sok-sokan ngambek gitu. Marah, walaupun sebenarnya hanya pura-pura.

Cowok itu kemudian melepas paksa tangan kirinya yang ada di genggaman Nindy, lalu berjalan menuju ke ruang kelasnya.

"Bang! Lo mau ke mana?" tanya Nindy panik.

"Pergilah! Di sini juga gue nggak ada gunanya kan?" Galang berhenti sejenak, memandang adiknya yang ada di belakang, lalu kembali berbalik badan dan melangkah perlahan.

"Yaaah... terus gue sama siapa dong?" tanya Nindy, namun tak ada jawaban dari Galang. Cowok itu masih terus berjalan lurus ke depan.

"Abang..." rengek Nindy. "Lo... lo tega lo ya, ninggalin gue sendirian di sini!" teriaknya, namun Galang tetap tak merespon.

"Galaaaang!! Gue laporin Mama lo ntar!?" ancam Nindy di akhir kalimatnya.

"Laporin aja! Gue nggak takut!" balas Galang, tanpa menoleh sedikit pun.

"Ya udah.. gue nangis nih sekarang!" Gagal dengan ancaman yang pertama, Nindy akhirnya melancarkan ancaman keduanya. Ancaman yang ia harap dapat mengurungkan niat kakaknya.

Nindy memang selalu bersikap begitu pada kakaknya. Manja, nggak sopan, udah gitu jarang banget mau mikirin perasaan kakaknya itu kayak gimana. Yaaa persis seperti yang sekarang ini.

"Nangis ajaaa! Sampe nangis darah juga gue nggak bakal peduli!" ujar Galang cuek, karena ia tahu, Nindy nggak bakal mungkin ngelakuin itu.

Mendapati semua ancaman dan usahanya sama sekali nggak mempan, namun ia tetap tak ingin ditinggal sendirian, akhirnya Nindylah yang memutuskan untuk mengalah.

Player Soul [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang