"Cewek berandal!" Teriak Chayton kencang dengan mendorong cengkalan di tangan Alison hingga gadis itu tersungkur di atas sofa ruang keluarga. Membuat siku gadis itu terasa sedikit nyeri ketika bertubrukan langsung dengan pegangan kursi.
"Terus lo apa?! Cowok penggoda?!" Teriaknya tak kala membabi buta. "Lo itu maunya apa sih? Gak usah caper deh!" Dengusnya sinis dengan sudut bibirnya tertarik ke atas.
Alison berdiri kesal dengan memperbaiki tas ranselnya. Melangkahkan kakinya cepat hingga menubruk bahu Chayton lalu tersenyum jijik.
Ia memberhentikan langkahnya, melihat punggung Chayton yang kini telah berbalik menatap kedua bola mata coklat milik Alison.
"Banci lo!" Pelan, suaranya seperti samar tapi masih bisa untuk di dengar. Tak lupa juga ia mengangkat jari tengahnya kepada Chayton yang menjadi kakak di rumahnya.
Alison Earth Adamson, putri kedua dari Azura dan Aldrich Adamson. Seorang adik yang memiliki sifat begitu berbeda dengan kakaknya, Chayton Sea Adamson.
Chayton yang lebih di kenal dengan nama Sea karena memiliki mata biru seindah lautan. Ia merupakan lelaki yang sangat baik, sabar, penyayang, penuh kelembutan dan di gilai banyak perempuan. Tak cukup sampai di situ, badan athletis, kepintaran dan wajah rupawannya bak magnet yang mampu membuat semua wanita mampu terjerat seketika.
Berbeda dengan Alison, wanita yang memiliki sifat brandalan, nakal, pembully, hingga doyan minum. Tak hanya itu, wanita cantik berbadan bak gitar spanyol itu juga selalu terlihat berjalan dengan pria berbeda setiap harinya.
***
"Gue bilang juga apa, dia tuh cowok yang cuman bisa tebar sensasi sana dan sini. Cowok bego yang pantesnya makek rok! Haha." Ucapnya dengan ponsel, sepertinya ia sedang melakukan panggilan kepada teman sejawatnya.
"Hah? Tampan? Buta lo! Sini gue colok!" Tak terima ketika temannya memuji baik kakak laki-lakinya yang kini menatapnya tajam di sudut pintu kamarnya.
"Alison Earth Adamson!"
Gadis itu membuang wajah kesal, mematikan ponsel yang sedari tadi berada di genggamannya. Lalu menatap kesal kepada kakaknya yang kini berjalan cepat mendekatinya di atas kasur.
"Apa kau bodoh? Apa yang kau lakukan dengan ini!" Pekiknya kesal dengan menarik putung rokok yang bersemayam di jari-jari manis berwarna merah menyala.
"Apa urusanmu hah? Apa tak ada kerjaan lain yang bisa kau lakukan selain memata-mataiku?" Dengusnya kesal.
"Kau ini hanya siswa kelas sepuluh! Ingat, kelas sepuluh! Bahkan aku dua tahun lebih tua darimu, tapi—"
"Cukup!" Putusnya. "Kau memang lebih tua dariku, lantas apa kau bisa memperlakukanku seenak hatimu? Aku memang lebih muda darimu, tapi aku lebih produktif darimu!" Membandingkan dirinya yang menjadi model dengan bayaran mahal di banding kakaknya yang hanya menjadi kutu buku.
"Apa kau bangga saat menjual tubuhmu?" Liriknya jijik.
"Apa masalahmu jika aku menjajahkan seluruh isi tubuhku?"
Plakkk...
Tamparan keras menyentuh pipi lembut Alison, berbarengan dengan tak percaya gadis itu jika sang kakak melakukan hal ini."Pergi dari kamarku kau bajingan!" Teriaknya dengan menendang keras paha sang kakak.
"Sakit bodoh!"
"Bersykur lah aku tak menendang aset berhargamu! Kali ini aku masih berbaik hati, lain kali akan kubuat hancur masa depanmu itu!" Dengusnya kesal dengan menunjuk benda sensitif kakaknya lalu menutup pintunya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love When You Look At Me Back
Short StoryAku mencintaimu sejak manik mata itu melihatku. -A- 💞🕊 Kelamnya masa lalu Alison membawanya menjadi gadis dengan jam terbang tinggi yang memasuki ruang guru dan ruang kepala sekolah. Bukan karena prestasinya tapi karena tingkah onarnya. Tak berbed...