Chapter 12

2.5K 100 0
                                    

Langit memang cerah tapi hatiku tidak secerah langit, aku memandangi foto Billy dengan hati gundah. Rambut hitam serta kulit putih miliknya membuat aku rindu padanya, Rangga memang dikatakan sebagai laki-laki idiot.

Aku menyeka air mataku dan menaruh bingkai fotoku dengan Billy

Aku menyeka air mataku dan menaruh bingkai fotoku dengan Billy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Billy Davidson(Artis) & Patricia Devina(Penyanyi)

Yah, memang tidak terlalu buruk fotoku dengan Billy. Aku memegang anjing pudel kecil dengan Billy, tapi semakin aku mengingat Billy semakin lupa bahwa Billy sudah pergi.

Aku menuju meja kerjaku alias meja skripsi yang tengah aku kerjakan, aku melihat tumpukan buku tentang skripsi saling berdempetan satu sama lain. Namun aku melihat sebuah buku notes kecil berwarna hitam dibawah buku soal kimiaku, aku mengambilnya tulisan tertampang besar-besar disana.

Buku Catatan Harian Milik Aku Dan Kamu

By : Me And You

Aku memandang dengan perasaan heran setahuku aku tidak pernah memiliki buku itu dan menulis kata itu, daripada rasa penasaran meliputiku aku membuka lembar pertama berisi tentang kesetiaan.

Aku punya sahabat namanya Atha Chaesa dia sangat baik sekali, aku sangat menyayanginya aku sangat senang padanya karena dia selalu mengisi hari-hari ku

By : Dera

Aku menyeka air mata, ternyata ini buku Dera orang yang sudah aku hianati beberapa tahun yang lalu. Aku langsung membuka halaman 2

Aku punya buku bagus harganya mahal sekali, aku sangat menyayangi dan menjaga buku itu. Aku merawat dengan baik dan telaten, aku juga punya sahabat namanya Dera dia itu sahabatttt terbaik aku

By : Atha Chaesa

Lagi-lagi aku menyeka air mata aku sangat mengingat jelas, buku yang berjudul 'Dia Sahabatku' sangat teringat dibayanganku. Buku itu sudah rusak halamannya dan aku menyumbangkannya kepada panti asuhan, aku melanjutkan dengan membuka halaman 3.

Aku keselll banget sama yang namanya Athariq dia itu menyebalkan sekali, dia ingin aku ceburin ke jurang dan gak balik lagiiii aku sebellllz deh

By : Dera

Aku menutup buku itu, aku ingin melupakan semua kejadian itu namun disaat seperti ini buku itu malah datang mengigatkanku kepada Dera. Lando, aku paham dia memang masih tidak mengikhlaskan Dera tapi aku sudah tidak sanggup lagi membayangkan pujian terus bergemuruh dalam kepalaku.

Aku menulis surat untuk ayah dan ibuku serta adikku aku menaruh surat itu diruang tamu, aku segera mengambil cutter dan memakai jaketku. Malam itu juga aku kembali kedermaga tempat pertama kali aku mencoba untuk bunuh diri.

...

Aku memandang sayu pada dermaga itu, teringat dengan jelas bayanganku dengan Dera saling menatap bintang menunjuk bintang malam.

Waktu menunjukaan pukul 11 malam dermaga mulai sepi, aku mengambil cutter milikku, aku memejamkan mata berusaha menutupi keraguan dalam hatiku, aku menggangap tangan itu adalah tangan orang yang kau khianati.

Pisau cutter terangkat ke udara, dengan pelan aku menggoreskan sedikit ke tanganku namun yang ada hanya segores kecil. Aku kembali menggulang, kali ini aku me-full kan cutter sehingga akan terasa sakitnya. Aku menutup mata dan hampir menyentuh tanganku, namun teriakan seseorang menghentikan aksiku.

"Lu gila yah Tha" ucap Katra disebalahku, aku juga melihat Lando disebelahku.

"Kalian ngapain disini?" Tanyaku.

"Gue sama Lando udah nelpon lu berkali-kali tapi gak diangkat kita samperin kerumah elu katanya elu kedermaga, gimana gue khawatir coba" jawab Katra, aku mengganguk pelan. Lando membuang cutter itu kelaut.

"Tha, semua masalah bisa diselesain kok Tha" nasehat Lando.

"Tapi gak ada gunanya lagi gue hidup didunia ini" ucapku datar.

"Gue udah kehilangan Dera gue gak mau lagi kehilangan sahabat dan oramg yang gue sayang Tha" ucap Lando prihatin, aku mengganguk lemah. Aku merasakan kepalaku pusing.

"Aku ngantuk Tra, aku mau pulang" ucapku, Katra mematuhi. Katra menopangku, membawaku masuk kedalam mobil. Perjalananku menuju kerumah membuatku semakin kalang kabut mengingatnya.

Minta vote dan komentnyanya, seru gak sih ceritanya? Kalau seru baca lagi dong, kalau gak seru maaf yah masih pemula.

Salam Penulis
Elsaday Rombetasik

 AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang