You Don't Know

496 25 11
                                    

Note: Im Yoona dan Lee Donghae bukan milik saya. Mereka tentu milik Tuhan, kedua orang tua dan para fans. Cerita ini murni milik saya, ide yang tertuang adalah hasil dari imaginasi yang berhasil mampir di otak saya yang saya dedikasikan untuk teman-teman sesama pecinta Fanfiction dan tentu Pyro. Mohon untuk menghargai karya orang lain dengan memberikan sebuah apresiasi yang baik, kritik dan saran membangun.

.

.





Aku tahu kau punya niat yang baik

Mencoba untuk menemukan kata yang benar untuk dikatakan

****

Mereka saling memandang, dengan siratan berbeda. Hiruk pikuk keadaan sekitar tak membuat sepasang kekasih itu mengusir keheningan yang terjadi. Dalam gemingnya sepi akan percakapan sang wanita tersenyum.

Bagai alunan musik yang menghantarkan sanubari hangat, suara lirih mendayu terucap. Mengecup singkat sepasang telinga Yoona.

"Maafkan aku. Aku tahu kita sudah lama menyembunyikannya, tapi bisakah kita tidak terburu-buru?"

Im Yoona dia terdiam, masih berusaha untuk terlihat baik. Mendengarkan dengan sabar setiap tutur kata pria tampan di hadapannya.

Kepala mendongak memandang Yoona sendu dengan sepasang mata teduhnya.

Kembali terjatuh, pesona akan seorang Lee Donghae memang tak bisa menipu. Yoona terpesona lagi-dan lagi. Hal ini semakin membuat dia membenci akan pria itu.

"Aku sangat ingin mengatakannya, tapi sungguh aku tidak mau bertindak gegabah dengan menyeret mu kedalam masalah." Kalimatnya terdengar tegas namun penuh kelembutan.

Ketika keheningan kembali pada hitungan detik ke 5, tetesan air mata terjatuh mebasahi wajah cantik Yoona. Pupus sudah, hancur semua dinding-dinding yang telah dia bangun. Tak kuasa lagi menahan gejolak kesedihan, timbunan amarah, dan penuh sesak rasa penyesalannya. "Maafkan aku Yoong. Aku sudah berusaha untuk tak menyakiti mu. Tapi sepertinya usaha ku gagal."

Semakin dirasa gejolak kesedihannya. Kepala dengan mahkota surai panjang cokelat itu menunduk. Mencoba untuk meredakan tangis dan sesak yang membuat dia terlihat begitu menyedihkan.

Donghae tak lagi berbicara. Yoona masih bertahan pada posisinya untuk menenangkan diri. Ketika detik berlanjut selama 4 angka terhitung Yoona mendongak. Mengembalikan pandangan menatap sosok Donghae dengan ekspresi sendu sarat akan kesedihan.

Dia sedang tidak baik-baik saja.

Donghae mulai mengambil sebuah inisiatif dengan meletakan kedua telapak besar tangannya di atas telapak kecil nan dingin milik Yoona. "Bersabarlah."

****

Dia lelah, sungguh sangat lelah. Hanya duduk menunggu, terus menunggu untuk sebuah ketidakpastian. Yoona menghembuskan nafas untuk yang pertama kalinya. Pandangan yang sempat teralihkan kembali fokus pada sosok pria tampan didepan sana.

"Oppa, boleh aku mengatakan untuk yang pertama kali jika aku lelah? Aku sungguh sangat lelah. Kau mengatakan pada ku untuk bersabar. Jika aku melakukannya, maka hasilnya akan sama. Kau tidak akan pernah siap untuk mengklarifikasi hubungan kita."

Donghae terkejut, teramat-sangat. Dia tahu bahwa Yoona merasa lelah, wanita itu menahan diri untuk tidak mengacaukan segalanya.

Tatapan teduh itu meredup. Menyendu bagaikan lampu yang kehilangan sumber tenaga. Donghae mulai takut, dia mulai mengantisipasi kalimat Yoona selanjutnya.  Dia sungguh tidak ingin mendengar sebuah kata-

You Don't KnowWhere stories live. Discover now