Part 20

6.2K 359 10
                                    

Author POV

Saat ini jihyun tengah berada dalam sebuah taksi. Tergambar jelas raut kecemasan pada wajahnya.

Setelah mendapat telpon dari penelpon misterius yang menggunakan telpon rumahnya, jihyun langsung bergegas pergi dan membatalkan janjinya dengan ahra untuk pergi berbelanja.

Kini jihyun tengah mencoba menghubungi seseorang. Setelah sekian lama menunggu dengan cemas akhirnya telponnya tersambung.

....... : "yeobseo"

Jihyun : "oppa ada sesuatu yang terja..."

....... : "josonghamnida nyonya, saat ini presdir sedang melakukan sesi wawancara dengan media asing. Jika ada sesuatu yang penting nanti akan saya sampaikan saat wawancara selesai"

Jihyun : "ah, begitu ya. Tapi, saat ini aku bicara dengan siapa?"

...... : "saya sekretaris presdir cho kyuhyun, kim soo hyun"

Jihyun : "em.. baiklah kalau begitu. Kamsahamnida kim soo hyun sshi"

Jihyun langsung memutuskan sambungan telponnya sambil menggigit bagian bawah bibirnya.

'ya tuhan. Bagaimana ini.... semoga ahjumma dan yi kyung baik-baik saja'

'Oppa.. aku harus bagaimana... aku benar-benar takut'

----------------------------------------

Di depan pintu, jihyun terlihat ragu menekan pin akses untuk membuka pintu apartemen.

Tangannya terlihat gemetaran.

Setelah mengumpulkan keberanian, jihyun menekan pin dan akhirnya kunci pintu terbuka.

Ketika langkah kakinya memasuki apartemen, matanya sukses terbelalak melihat betapa berantakannya rumahnya saat ini. Bahkan beling-beling pecahan gelas kaca juga terlihat berserakan.

Jihyun melihat nanar kondisi rumahnya yang kini bak kapal yang terhempas ombak tsunami besar.

"Eonni... ahjumma, kalian di mana" teriak jihyun sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan kim ahjumma dan yi kyung.

"Ahjumma... eon.." panggilan jihyun terhenti ketika mendengar desiran suara dari arah belakangnya.

"Selamat datang nyonya cho"

Mendengar suara tersebut jihyun langsung membalikkan tubuhnya ke arah datangnya suara.

DEG

Lee hyuk jae. Pria itu berdiri tepat dihadapannya sambil menyeret kedua wanita yang dicari oleh jihyun dengan cara menjambak rambut mereka.

"Lee... lee hyuk jae sshi" jihyun syok melihat perbuatan kaka tirinya itu terhadap kedua asistennya.

Kondisi keduanya sangat memprihatinkan. Wajah mereka dipenuhi dengan luka lebam. Apalagi yi kyung. Terlihat darah segar masih mengucur dari kepalanya. Entah apa yang sudah dilakukan pria gila itu kepada mereka.

"Ahjumma...
Eonni..." jihyun tidak tega melihat keduanya yang sudah terlihat lemas.

"Kau terkejut nyonya cho?" Ucap pria psyco itu. Lalu dia melemparkan kedua wanita tersebut hingga keduanya tersungkur tak berdaya di lantai.

"AHJUMMMAAAA, EONNI" teriak jihyun. Ia langsung menghampiri ahjumma dan meletakkan kepala kim ahjumma ke dalam pangkuannya. Sementara yi kyung sudah tergeletak tak sadarkan diri.

"Apa yang kau inginkan. Kenapa kau melakukan ini pada mereka?"

"Apa kesalahan mereka?" Ucap jihyun dengan marah.

"Hahahaa" hyuk jae tertawa terbahak-bahak.

"Sebenarnya aku tidak tertarik dengan mereka. Tapi... kurasa... seru juga bermain dengan mereka" kini pria tersebut melangkahkan kakinya mendekati jihyun.

"Apa yang kau inginkan?" Jihyun ketakutan melihat hyuk jae yang semakin mendekat ke arahnya.

Rasa ketakutan itupun semakin menjadi saat hyuk jae manjambak rambut panjang jihyun hingga badannya terhuyung ke belakang.

Kim ahjumma yang masih sadar, mencoba melepaskan cengkraman tangan hyuk jae dari rambut jihyun. Namun kekuatan wanita paruh baya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan tangan hyuk jae. Dengan mudahnya ia bisa mendorong tubuh kim ahjumma menjauh dengan menggunakan tendangan kakinya.

Kini tubuh kim ahjumma tidak ada pergerakan lagi. Sepertinya dia pingsan.

"Ahjumma..."
" ku mohon, hentikan lee hyuk jae sshi.. hentikan" pinta jihyun dengan tangan memohon.

"Jangan sakiti mereka. Ku mohon... " pinta jihyun dengan berlinangan air mata.

"Dasar gadis jalang"
"Apa yang kau katakan pada presdir itu sehingga dia menolak memberikan pinjaman padaku huh?"

PLAK PLAK PLAK.

3 tamparan sukses mendarat di pipi kanan dan kiri jihyun.

"Kau kan yang menyuruhnya menolak permintaanku?" Kini tangan kasarnya kembali menjambak rambut jihyun. Jihyun kini menatap mata hyuk jae dengan tatapan menantang.

"Ya.. aku yang memintanya. LALU KENAPAAAA!!!" Teriak jihyun. Ia sudah tidak bisa lagi menerima semua hinaan yang dilontarkan kepadanya.

"DIAM!!!"
"Beraninya kau berteriak padaku"

"Baiklah. Ayo kita tuntaskan sekarang", pria gila itu sepertinya kerasukan raja iblis. Dia menyeret jihyun masuk ke dalam kamar yang biasa di tempati jihyun.

Hyuk jae mengunci pintunya dan melemparkan tubuh jihyun hingga tersungkur ke lantai.

Mata hyuk jae terarah pada sebuah raket badminton yang tergantung pada dinding. Dia mengambilnya dan langsung mengayunkannya ke tubuh jihyun hingga berkali-kali.

Jihyun mencoba melindungi tubuhnya hantaman benda tersebut dengan kedua tangannya. Dan raket itu pun juga berkali-kali mengenai tangannya, hinggi menimbulkan luka sobek pada kulit tangannya.

Darah segar dari tangannya pun jatuh menetes ke lantai.

Puas dengan raket, kini kaki hyuk jae menendang tubuh jihyun hingga terjungkal ke lantai. Masih tak berhenti sampai di situ, dia menginjak perut jihyun hingga beberapa kali.

Puas.

Dengan nafas terengah-engah, hyuk jae tersenyum puas melihat jihyun yang sudah tidak berdaya.

Jihyun terlihat sangat menderita menahan rasa sakit yang menggerogoti seluruh tubuhnya saat ini.

Sakit. Sangat sakit. Dan akhirnya, mata jihyun menutup dengan rapat dan tubuhnya yang tadinya menegang menahan rasa sakit kini sudah terkulai lemah. Hingga akhirnya dia mulai kehilangan kesadarannya.

Bersambung....

You Know? Saranghae My Husband [Complete ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang