BAB 2

607 10 0
                                    

Aku pilih untuk mendiamkan diri

Dia yang sedang memeluk badanku , aku cuba untuk merungkaikan tapi apakan daya kudrat wanita sepertiku

"Please , jangan tinggalkan aku lagi "

Aku hanya diam bila dia berbicara , aku rimas , rimas dengan permainan dia , aku dah tak sanggup , cukuplah yang lepas , hati aku teramat sakit

Aku cuba merungkaikan lagi pelukkan dia , kali ini memang aku tak dapat tahan , tidak dapat ku nafikan rinduku pada dia semakin berkembang mekar , aku takut , aku takut benda lama terjadi lagi , cukuplah yang lepas

akhirnya dia melepaskan pelukkan dan memandang wajahku

Mata bertembung mata , aku melarikan mataku memandang ke tempat lain , tanpa membuang masa aku terus berdiri , mencapai begku dan ingin berlalu keluar

Tapi tangan direntap olehnya , dia menarik aku untuk duduk kembali di sofa tadi

"Kenapa kau tinggalkan aku " kata dia sambil tangan digerakkan untuk menyelit rambut di telingaku

Aku tepis tangan dia dan ingin keluar dari situ , aku takut , aku takut perasaan yang sudah lama tertanam mati kini mekar kembali , aku benci dia

"Aku tak faham apa yang kau cakap , aku nak balik , pasal interview ni , aku taknak " aku lantas berdiri dan ingin pergi

Lagi sekali dia rentap tanganku

"Sakitlah ril" aku menahan rasa sebak , pegangan dia di tanganku teramat sakit

"Hati aku lagi sakitlah perempuan , kau ikut aku " kata dia sambil menarik tanganku agar aku bangun

"Ril....sakitt..tskk.." Tangisanku mula ingin pecah , aku menepuk tangannya sekuat hati agar dia melepaskan tanganku , tapi hanya sia sia sahaja , lagi kuat cengkamannya

Aku seakan tidak kenal dengan ezril , dia sangat lain , yang dulunya ezril penyelamat aku , ezril yang tidak pernah mengasari aku , ezril yang menyayangi aku tapi sekarang ezril dihadapanku hanya ezril yang psiko

"Ril...sakitttttt " air mataku menahan rasa sakit , bila aku lihat dia sudah mula melonggarkan tangannya , aku cepat cepat menarik tanganku

Dia menarik tanganku kembali tapi dengan cara yang lembut tidak berkasar seperti tadi lalu dia melihat kesan merah yang dicengkamnya tadi , dia menarik tanganku agar kena pada bibirnya dan dia mencium sekitar kawasan merah yang terdapat di pergelangan tanganku

Dia memandang wajahku , aku melarikan anak mata

"Jom turun "

Aku memandangnya dan menggelengkan kepala

"Jangan buat aku berkasar lagi dengan kau Medina , ni last aku tanya , jom ikut aku turun " jelas suara dingin dia , mukanya kembali merah seperti tadi

Melihat aku hanya mendiamkan diri terus dia mencapai tanganku dan mengenggam jari jemariku agar tidak jauh dari dia

Aku meminta agar dia melepaskan jari jemariku tapi aku kenal ezril , ezril yang pantang kalau orang bantah cakap dia

"Ril , nak bawak med pergi mana" aku yang melihat dia hanya mendiamkan diri dan selamba berjalan tanpa menghiraukan sectary dan pekerja pekerja bawahannya yang memandang pelik ke arahku

Mungkin mereka pelik kerana bossnya berpegangan tangan denganku , bukan aku tidak cuba untuk merungkaikannya , tapi semakin aku ingin merungkaikan , semakin sakit tangannya yang memegang jari jemariku

Dia menolak tubuhku agar masuk disebelah seat pemandu , dia memandangku tajam hint untuk aku tidak berani melarikan diri , dia terus masuk dan duduk di tempat seat pemandu dan start enjin

Aku tertanya tanya , mana ezril nak bawak aku ?

Kereta hitam Lamborghini miliknya meluncur jauh ke jalanraya , suasana diantara kami sepi , aku takut ingin memulakan perbualan , bukan sebab apa , sifat dingin dia yang berubah rubah akan mencetuskan pergaduhan kami

Setelah hampir 15 min di dalam kereta , dia memulakan perbualan

"Esok sharp datang kerja pukul 8 "

Aku terkejut , kerja ?

"Tak nak , terima kasih jelah " aku memandang ke arah luar tingkap , sakit dihati belum hilang lagi

Dia memberhentikan kereta secara terkejut , nasib aku tak terhantuk dahi dekat dashboard tu , gila ke dia ni

"Kau ni apesal , nasib tak terhantuk "aku memandangnya jelas rahangnya bergerak gerak , mukanya merah dan wajahnya seakan menahan marah

" bila aku cakap sharp 8 esok sharp 8 Medina , jangan bagi aku angin "

"Siapa cakap nak kerja dengan kau ? , aku tak nak dan takkan pernah sesekali"

Aku lihat dia melepaskan keluhan kasar dan memandangku

"Sharp 8 esok Medina , aku tunggu kau dekat office"

Ahh ni lah yang aku tak suka , dari zaman uni sampai sekarang , sikap paksa dia buat aku bertambah benci

Oh sharp 8 eh , we will see macam mana sharp 8 tu , hari ni hari last aku jumpa kau then takkan

Aku mendiamkan diri sebab malas nak layan dia entah kemana dia nak membawa aku

Aku mulai bosan , aku melepaskan keluhan dengan kasar , aku melihat dia ingin memberhentikan keretanya di depan kedai makan

Kedai nasi ayam penyet limbongan ?

Dia still ingat makanan kegemaran aku , tapi aku ? Cukup medina ni semua permainan dia

"Jom" dia mengajak aku makan

"Taknak , hantar aku balik office , kereta dekat sana "

"Medina "

Aku memandangnya , jelas dia menahan rasa geram dengan aku , aku benci dia , kenapa takdir menemukan kami sekarang ? Sungguh aku tak kuat

"Turun , jom kita makan okay ? "

"Kenapa nak kena dengar cakap kau ?  Kau bukan siapa siapa bagi aku , fine taknak hantar balik kan ? Aku boleh balik sendiri " terus aku ingin membuka pintu kereta tapi sayang kereta dia lock

Shit ! dia menarik tanganku

"Run away again Medina ? Aku nak tengok sejauh mana kau nak lari dari aku dan sejauh mana kau nak lari dari takdir , come again ?bukan siapa siapa ? One day I will be your siapa siapa Medina , your mine , just mine , jangan ingat kau boleh lari dari aku lagi "

Aku mengetap bibir geram

"Aku benci kau ezril "

Dia mengalihkan badannya agar menghadap aku , dia mendekat dan mencium dahiku lama dan memandang ku kembali

"Benci sebanyak mana yang kau nak , aku tahu dalam hati kau masih ada perasaan sayang dekat aku , I'm sorry girl" dia mendekatkan dahinya dengan dahiku

Aku menolak badannya agar dia jauh dari aku

"Jom turun makan then aku hantar kau balik rumah " dia membuka lock kereta

"Hantar office , kereta dekat office" aku terus keluar dari kereta dan menuju ke kedai makan tersebut

Kenapa harus dia hadir kembali sedang hati aku semakin pulih ? Kenapa harus aku ? Apa salah aku pada dia ?

KATA AKHIRMUWhere stories live. Discover now