Setelah lama aku mengenalmu
setelah lama aku mendekatimu setelah lama aku mengagumimu
setelah lama aku mencintaimu
setelah lama juga kenanganku bersamamu.
Selama itulah aku menghabiskan waktu untukmu
Kini aku kau abaikan
Kini aku kau tiadakan
Kini aku kau musnahkan
Kini pula aku kau tinggalkan.Mungkin sepenggalan puisi diatas mampu mewakili semua perasaan gue saat ini, sekian lama gue mengenal sosok bidadari yang mampu membuat gue jatuh hati padanya, tergila-gila padanya, namun gue mencintai dengan apa adanya mengagumi seadanya, tanpa harus mendalaminya karena gue tau semakin dalam rasa cinta gue terhadap sesuatu yang mampu mengelabuiku maka akan terjauh dari rasa syukur gue terhadap nikmat Tuhan. Karena itulah ada yang mengatakan bahwa "mencintai tidak harus memiliki". Gue selalu berpikir dan berharap suatu hari nanti suatu saat nanti aku dapat memilikimu sampai sepenuh hati, namun gue tau ini hati bukan mobil tangki yang tak menentu berapa liter isi penuhnya. Hampir setiap malam juga gue selalu bermimpi bersama sang bidadari pujaan hati yang tak dapat gue miliki. Gue juga selalu bercerita pada hati ini tentang bidadari yang selalu ku nanti-nanti namun mission failed, Angel yang dulu menemani Radit. Yang selalu ada buat Radit, kini Si Radit menjerit tertusuk jarum suntik. Jadikan ini inspiratif untuk anda yang panatik.. Hehe sorry gue sedikit bercanda dulu.
Naahhh.. Gue udah lama nih kenal sama Angel sosok bidadari yang gue dambain. Pada suatu hari kira-kira hari minggu bukan kira-kira lagi toh emang bener hari minggu kan weekend tuhh. Gue berniat ngajak Angel main ke taman kota, gue bikin misi se efektif mungkin biar dia mau gue ajak main ke taman kota. Okelah kita main ketaman kota yang ada di sumatra. Gue dan Angel masih berstatus teman. Pertemanan kita lebih dari seekor pertemanan dan jauh dari kata perselisihan. Gue gak menyangka bisa sedekat ini dan se-akrab ini sama Angel yang juga sama kelas X smk meskipun sama gue beda jurusan tapi takdir siapa yang menyangka. Ahoyyy :v
***
Gue akan sedikit menceritakan kepribadian Angel tapi yang baca jangan nikung ya.. Hehe Angel tuhh sosok yang ramah, humoris, tidak gampang marah, sekalipun dia marah tapi tidak pernah menyerah. Selain dia cantik dia juga religius sampe-sampe gue juga minder sihh. Yaa tapi kalo takdir berkehendak lain apa boleh buat. Hampir seratus persen sempurna lah hidup dia. Itulah alasannya kenapa gue sampai terkagum-kagum padanya, gue sering nyari-nyari informasi sampai-sampai gue stalking akun sosial media bapaknya, Saking gue pengen tau asal-muasal dia. Gue juga sering nanyain sama temen-temennya tentang keseharian dia bahkan temennya curiga bahwa gue suka sama yang selalu gue tanyain sama dia, yaitu emang bener sih gue beneran suka sama dia. Tapi gue sebagai lelaki harus pura-pura dulu jadi gue bilang aja gue cuman ada keperluan sama dia.:v***
Anehnya sampai saat ini gue gak pernah berani ngungkapin perasaan gue sama dia padahal udah beribu-ribu kesempatan selalu ada buat gue ungkapin perasaan gue. Yaa mungkin karena gue juga sadar bahwa gue masih sekolah, jajan aja masih minta sama orang tua, gue gak mau harus ngeluarin duit orang tua demi bahagiain kekasih gue. Dan boleh dibilang ini jadi satu alasan gue kenapa gue gak berani nyatain perasaan gue sama dia. Dan gue juga tau bahwa dia hanya butuh teman tidak lebih dari teman. Dan gue ucapin banyak-banyak terima kasih pada dia yang dulu ada waktu gue tidak ada, yang dulu bercanda waktu gue merana, dan dia adalah sosok bidadari yang sesungguhnya bagi gue. Karena belum pernah sekalipun gue menemukan sosok seperti dia, dengan banyak sekali kemustahilan yang telah terjadi tapi gue selalu merasa bahwa ini bukti bahagia yang ada, gue ucapin terima kasih pada bidadari yang jadi teman gue, yang gue kagumin, yang gue sanjung, yang menjadi teman dikala gue bosan.Sekian dulu tungguin kelanjutan cerita Angel dan Radit yang menyayat hati :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
HumorSang pujangga berkepala manusia mebawa senjata terkemuka menemukan harimau tanpa kacamata, apakah ini cinta? Terima kasih untukmu hari-harimu bersamaku, hatimu yang lalu mendahuluiku berlalu