[ A R R E S T E D ] (NC)

1.7K 217 41
                                    

Met baca aja dari Pitik...

.

.

.

.

'Kau pulang lebih cepat?' tanya Soonyoung di telepon.

Jihoon sedang menghubunginya di perhentian bus, agak jauh dari markas untuk menyamarkan lokasi.

"Hmm..." Jihoon balas bergumam.

'Ingin kujemput di mana?' tawar Soonyoung sambil meraih kunci mobil di meja.

Jihoon tersenyum simpul.

"Tidak usah. Tunggu di apartemen saja," balasnya.

'Aku mencintaimu.'

Jihoon mendesah pelan. Kalimat itu memang terlampau sering diucapkan untuk sepasang kekasih. Namun hatinya tetap saja berdebar ketika mendengar itu dari Soonyoung.

"Aku juga," ujar Jihoon lalu menutup panggilannya. Ia mengantongi ponselnya kembali.

Entah mengapa juga ia diliburkan bahkan sebelum orang semarkas tahu apa yang terjadi saat penggrebekan. Jihoon tidak sempat melihat berita pagi ini. Ia sedang sibuk packing dan langsung beranjak dari markas, batas kepergian mereka adalah jam 9 pagi. Setelah itu, gerbang markas tertutup kembali sampai jam kedatangan berikutnya.

Kira-kira 5 menit setelah Jihoon mengantongi ponselnya, sebuah bus berhenti di halte tersebut, kendaraan yang akan membawanya ke kota.

Perlu waktu agak lama, sekitar 3 jam untuk keluar dari tempat terpencil itu karena markas memang didirikan di tempat yang tidak mudah ditemukan.

3 jam itu berlalu begitu saja karena Jihoon hanya menghabiskan waktunya untuk tidur. Di markas memang ada kasur tapi ia tidak bisa menikmatinya. Seperti titelnya, ia memang harus selalu siaga, menunggu komando yang tak terjadwal.

Waktu-waktu seperti ini menjadi sangat berharga baginya, saat ia tidak memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan.

Bus itu berhenti di pinggiran kota. Jihoon terbangun setelah sang sopir membunyikan bel tanda bus sudah mencapai tujuan akhir. Ia segera menggendong ranselnya lagi dan berjalan keluar dari sana dan beristirahat di terminal. Di sana ia akan mengganti pakaiannya agar telihat lebih normal.

Setelah itu ia akan menunggu bus menuju ke daerah apartemennya di tempat pemberangkatan. Perlu sekitar setengah jam untuk sampai pada tujuan. Itu artinya ia akan sampai pada jam makan siang.

Soonyoung pasti menunggu cukup lama di apartemen.

.

.

.

Ting! Tong! Jihoon membunyikan bel apartemennya dan Soonyoung membuka pintunya, langsung menyambutnya dengan sebuah pelukan.

"Selamat datang," bisiknya di telinga Jihoon.

Jihoon tersenyum sambil membalas pelukannya.

"Aku membelikanmu makanan. Ya, kau tahu memasakku sangat buruk," ujar Soonyoung melepaskan pelukannya.

"Aku sangat mengetahuinya," balas Jihoon kemudian menaruh ranselnya di lantai.

Soonyoung langsung mengangkat ransel itu dan berjalan mendahului Jihoon, membawa ransel itu ke dalam.

"Makan dulu," suruh Soonyoung menarik kursi di depan meja makan, menyuruh Jihoon duduk di sana.

"Kau beli apa?" tanya Jihoon sebelum melongok isi piring besar yang terhidang di meja.

[√] 1 out of 10 | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang