Angin berhembus begitu kencang hingga menusuk raga di malam yang bisu, hanya terdengar suara merdu angin dan katak yang bersaut-sautan, entah perihal apa yang mereka ucapkan. Cuaca memang sedang tidak menunjukan iktikad baik sepetinya. kilat pun seperti nya sedang agresif dan ingin sering memunculka dirinya kala itu. malam ini begitu sunyi, semua larut oleh waktu dan dunia. Jam tangan pemberian ibuku sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB, dan telah dapat dipastikan bahwa semua makhluk bernama manusia telah datang menjemput impian dan harapan mereka dan berfantasi di dunia mimpi, namun tidak dengan aku. Aku disini sendirian, hanya berteman angin yang selalu membelai lembut tubuhku yang mungil. Bukan tanpa sebab aku disini, ada satu perihal yang sedang aku renungi, disini dan semalam ini. satu hal yang membuat hati ku bergetar ketika mengenang. Selamat Datang Bulan Mei, Setiap tahun aku selalu menantimu, karna disini kita memulai
...............................................................................................................................................................
Aku selalu tertegun ketika bola mataku mengarah tepat diwajahnya. Bola mata yang sedikit kecil, hidung mancung dan rambut yang sedikit keriting. Lelaki berkulit sawo matang dan berperawakan sedang ini telah berhasil merebut satu bagian dari tubuhku, yaitu hatiku. tak butuh waktu yang lama untuk menelusuri perihal mengapa aku begitu terpikat, jujur saja, akhlak dan kepribadian nya lah yang membuat hati ini selalu bergemuruh tatkala aku memandang wajahnya, apalagi bola matanya.
Dia adalah Raka, Sahabatku. Raka adalah manusia yang hari-harinya dipenuhi oleh kerja keras, pemberani, penyayang dan sopan. Lelaki yang selalu mendengarkan keluhan-keluhan ku yang terlontar dari bibirku, walaupun terkadang ia sendiri bingung akan maksud dari ceritaku. Raka, lelaki pendiam yang berubah drastis menjadi lelaki humoris ketika radarnya tak jauh dariku. lelaki yang selalu menyanjungku dengan makian. lelaki cuek yang sangat sulit untuk ku goda. itu dia, Raka ku.
"Kamu Rika?". Kata yang pertama kali terlontar dari bibir raka pada saat pertama kali kami bersaut kata.
Rika, Itu adalah namaku. Mahasiswi tingkat pertama pada satu perguruan tinggi ternama dikota ini. aku merupakan seorang mahasiswi perantau. butuh waktu lama bagiku untuk beradaptasi di kota yang sebesar ini. Aku merupakan manusia yang selalu hidup dalam kesendirian, bukan kemandirian. aku tidak tau kenapa semenjak kecil, aku selalu menyukai kesendirian. sepi menurutku adalah hal yang biasa aku lewati. tak ada beban, semua berjalan bagaikan air yang mengalir. aku paham dengan karakter ku, dan aku paham dengan kondisi yang akan muncul. memang susah bagiku atau mereka untuk kami saling mendekat.
Diatas motor beat berwarna merah putih itu dia menegurku. aku terlalu antusias.
"iya, kenapa ya kak?". aku terlalu semangat untuk menjawab pertanyaannya. kusuguhkan senyum termanis ku untuk nya. aku hanya terharu, dari sekian banyak teman-teman yang lain, hanya dia yang berani mengajakku untuk berbicara.
"gak ada". seketika senyumku runtuh. terlalu tinggi harapan ku untuk mendapatkan teman bercengkrama yang membuat aku senang. aku hanya tersenyum kecut lalu pergi sambil mengumpat dalam hati.
"dasar laki-laki aneh". umpatku dalam hati
itulah awal kami bertatap muka, awal kami bersaut kata, akan tetapi ini bukan awal dari segalanya. ini hanya sebagian kecil dari cerita yang akan mengukir luka. luka yang teramat dalam yang kami tinggalkan dimasing-masing hati. luka yang tak tahu kapan akan mendapatkan obat penawar.
.....................................................................................................................................................
kepada para pembaca, di jangan lupa vot dan komen. karna komentar kalian sangat berharga :)
tunggu kelanjutan ceritanya yaa :)